(STIBA.ac.id) Maros –  Hamja Daeng Kuling, tokoh masyarakat Desa Damai, menyambut baik Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah yang digagas oleh mahasiswa KKN Angkatan VII STIBA Makassar.

Sebelumnya, di desa ini, pernah diadakan kegiatan serupa yang diprakarsai oleh Depag, namun tidak ada peserta yang datang kecuali Daeng Kuling. Pada akhirnya, dialah yang selalu dipanggil ketika ada warga desa yang meninggal untuk mengurus penyelenggaraan jenazahnya.

“Pernah suatu waktu ada orang yang meninggal di desa ini, tapi saya sedang bepergian dan saya sulit untuk dihubungi, karena di desa ini tidak ada lagi yang mau menyelenggarakan jenazah kecuali saya, dan akhirnya pihak keluarga terpaksa menunggu sampai saya balik untuk kemudian mengurus jenazah tersebut,” ujar Daeng Kuling.

“Harapan saya semoga setelah kegiatan ini, semua peserta yang ikut bisa tergabung dalam tim dan komitmen membantu mengurus penyelenggaraan jenazah di desa ini agar saya tidak terlalu kerepotan lagi dalam melayani masyarakat,” tambah Daeng Kuling.

Masjid Babussalam Dusun Bowong Desa Damai, Kec. Tanralili, Kab. Maros, menjadi saksi Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah yang digagas oleh mahasiswa KKN Angkatan VII STIBA Makassar. Acara yang digelar Sabtu, 20 April 2024 ini berhasil menarik perhatian 111 peserta, terdiri dari 75 masyarakat Desa Damai dari berbagai kalangan dan 36 mahasiswa KKN.

Antusiasme terlihat dari wajah para peserta, mulai dari para anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), imam desa, kepala Dusun Bowong, imam dusun, imam masjid, tokoh masyarakat, hingga majelis taklim ibu-ibu. Semangat mereka untuk mempelajari tata cara penyelenggaraan jenazah sesuai syariat patut mendapatkan apresiasi.

Dua pemateri andal, Ustaz Ismail Waris, S.Pd.I. dan Ustazah Tri Ismiati, dengan lugas memandu para peserta dalam memahami esensi dan tata cara penyelenggaraan jenazah yang sesuai dengan syariat Islam.

Acara yang diawali dengan pembukaan oleh Zulfikar Satrio Utomo dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Amirulah Jamil ini semakin meriah dengan laporan ketua panitia Akhsani Takwin dan sambutan dari Imam Desa, Drs. H. M. Akil Ali, M.M. yang sekaligus membuka acara secara resmi.

Dalam sambutannya, imam desa mengungkapkan rasa syukurnya kepada para mahasiswa KKN atas dedikasi mereka dalam melaksanakan kegiatan PPJ ini. Ia juga mengingatkan semua peserta yang hadir bahwa penyelenggaraan jenazah adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan.

“Setiap ada musrenbang di kantor desa saya selalu memprogramkan kegiatan PPJ ini, tapi  kegiatannya belum pernah terlaksana sama sekali. Harapan saya, setelah kegiatan PPJ ini berakhir, peserta yang ikut dapat menjadi bagian dari tim penyelenggaraan jenazah di desa,” tambah imam desa.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Ustaz Ismail Waris, S.Pd.I yang menjelaskan pentingnya kesiapan dalam menyelenggarakan jenazah serta tata cara pelaksanaannya sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ustaz Ismail juga menekankan bahwa kegiatan PPJ ini merupakan bagian dari amal ibadah yang sangat mulia. Setelah materi dipaparkan, sesi tanya jawab menjadi begitu menarik karena beberapa peserta bertanya terkait adat-istiadat masyarakat dalam proses penyelenggaran jenazah.

Setelah sesi pemaparan materi selesai, dilanjutkan dengan sesi praktik. Ustaz Ismail Waris, S.Pd.I, memandu 25 peserta laki-laki, sedangkan ustazah Tri Ismiati memandu 50 peserta perempuan. Tempat praktik bagi peserta laki-laki berada di teras samping kanan masjid, sementara tempat praktik bagi peserta perempuan berada di dalam masjid.

Setelah kegiatan berakhir, Kepala Dusun Bowong, Bapak Ansar B. menyampaikan rasa terima kasihnya kepada mahasiswa KKN karena telah memilih dan memusatkan kegiatan di Dusun Bowong.

Sebelum kegiatan berakhir, mahasiswa KKN selaku panitia mengarahkan peserta untuk membentuk tim penyelenggara jenazah, dan membagikan buku saku panduan salat jenazah kepada para peserta. Kegiatan pun ditutup dengan sesi dokumentasi oleh panitia.

Reporter: Ahmad dan Saad Iskandar

Loading