Kategori: Kegiatan Alumni

  • Kembali Lima Mahasiswa dan Seorang Alumni STIBA Mendapatkan Beasiswa ke Luar Negeri

    Kembali Lima Mahasiswa dan Seorang Alumni STIBA Mendapatkan Beasiswa ke Luar Negeri

     

    Foto: Alfarid Marjan (ketiga dari kiri) disambut oleh Ustaz Ahmad Hanafi dan Ustaz Aswanto

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Lima Mahasiswa dan seorang alumni STIBA berhasil mendapatkan beasiswa luar negeri. Kali ini, lima orang mahasiswa mendapatkan beasiswa di Universitas Islam Madinah, dan seorang alumni di Prince Sattam bin Abdulaziz University atau Jami’ah al-Amir Saththam ibn ‘Abd al-‘Aziz. Keduanya adalah perguruan tinggi terkemuka di Saudi Arabia.

    Sejak berdirinya, hampir setiap tahun STIBA Makassar melepas mahasiswanya untuk melanjutkan kuliah di Universitas Islam Madinah. Adapun untuk Universitas Pangeran Sattam bin Abdulaziz maka tahun ini adalah yang pertama kalinya.

    Kelima mahasiswa yang tahun ini mendapatkan beasiswa dari UIM Saudi adalah Ali Ismail, Wahyu Farid, Rahmatullah, Nasrullah, dan Mudabbir Anshor. Namun karena kendala kesehatan, Mudabbir hingga hari ini belum diberangkatkan.

     Sementara yang lulus di Universitas Pangeran Sattam bin Abdulaziz adalah Alfarid Marjan, alumni STIBA Makassar yang baru-baru ini mengikuti yudisium.

    Foto: Mahasiswa baru Universitas Islam Madinah asal Indonesia

    Foto: Pelepasan mahasiswa baru Universitas Islam Madinah asal Indonesia

     

  • Lagi, 12 Mahasiswa STIBA Mendapatkan Beasiswa di Universitas Qasim Saudi

    Lagi, 12 Mahasiswa STIBA Mendapatkan Beasiswa di Universitas Qasim Saudi

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Lima tahun semenjak Universitas Qashim Saudi Arabia membuka penerimaan untuk mahasiswa luar negeri, STIBA Makassar beruntung tetap mendapatkan jatah sejumlah kursi. Tahun ini, kembali dua belas mahasiswa STIBA tercatat sebagai penerima beasiswa tersebut.

    Kedua belas mahasiswa tersebut adalah Farih Muzakki, Hamdy Arifan Halim, Khairuddin, Nasruddin Udu, Muhammad Sajid Sukardi, Rahmad Ariandi, Muh. Saeful Haq, Andi Muhammad Shodiq Ridho, Muh. Ridwan,  Maulana Ahmad Anshori, Ar Rayyan Mustamin, dan Marzuki Kai.

    Rombongan calon mahasiswa UQ asal STIBA tersebut disambut oleh dosen-dosen STIBA Makassar yang tengah lanjut pendidikan di Riyadh. Pengarahan khusus disampaikan oleh Ustaz Shalahuddin Guntung, Ustaz Lukmanul Hakim, dan Ustaz Eko Mishbah.

    Di Qashim, rombongan disambut langsung oleh Ketua Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Cabang Qashim, Arif Ahmadi Yusuf yang juga merupakan mantan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIBA Makassar.

    Menurut Akram Said, salah seorang mahasiswa Universitas Qashim asal STIBA Makassar, hingga saat ini, mahasiswa STIBA penerima beasiswa Universitas Qashim telah berjumlah 42 orang.

     

  • Delapan Mahasiswa STIBA Terima Beasiswa Pendidikan di Universitas Internasional Afrika Sudan

    Delapan Mahasiswa STIBA Terima Beasiswa Pendidikan di Universitas Internasional Afrika Sudan

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Buah kerja sama antara International University of Africa (Jamiah Ifriqiyyah al-‘Alamiyah) Khartoum, Sudan dengan DPP Wahdah Islamiyah, sebanyak 20 kader Wahdah Islamiyah dinyatakan sebagai penerima beasiswa  di Universitas Internasional Afrika. 

    Sebanyak delapan dari dua puluh calon mahasiswa baru Sudan ini adalah mahasiswa STIBA Makassar. Mereka adalah:

    1. Muhammad Hamdan Sahrabi (Fakultas Adab) 

    2. Khairul Anwar (Fakultas Adab)

    3. Jubair (Fakultas Adab)

    4. Yusril Arham (Fakultas Adab)

    5. Amrullah (Fakultas Adab)

    6. Saitum (Fakultas Tarbiyah)

    7. Rudi Salam (Fakultas Tarbiyah)

    8. Muhammad Fadel (Fakultas Tarbiyah).

    Tujuh di antaranya telah berada di Sudan, sementara Muhammad Fadel menyatakan mengundurkan diri karena suatu uzur.

    Tahun lalu, enam mahasiswa STIBA beralih status menjadi mahasiswa di universitas ini juga melalui program beasiswa pendidikan.

    Universitas Internasional Afrika merupakan perguruan tinggi negeri yang terletak di Khartoum, Sudan. Universitas ini merupakan anggota Federasi Universitas-universitas Dunia Islam. Universitas ini memiliki beberapa fakultas, antara lain Fakultas Pendidikan, Fakultas Syari’ah dan Studi Islam, dan Fakultas Sains murni dan terapan.

  • Wahdah Islamiyah Utus 307 Alumni STIBA ke Pelosok Nusantara

    Wahdah Islamiyah Utus 307 Alumni STIBA ke Pelosok Nusantara

    (stiba.ac.id) Makassar – Sebanyak 307 alumni STIBA Makassar secara resmi diutus ke berbagai wilayah tanah air oleh Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah. Pengiriman para alumni ini dirangkaikan dengan Tabligh Akbar dengan tema ‘Bersama Membangun Negeri” di Masjid al-Markaz al-Islami Makassar, Ahad (5/8/2018).

    Para alumni Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar ini akan ditugaskan di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Nusa Dua Bali, Maluku, dan Papua.

    Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah Ustaz Dr. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., M.A. sebelum menyampaikan materi tabligh akbarnya, terlebih dahulu mungkapkan rasa syukurnya melihat jumlah alumni STIBA tahun ini. “Ini adalah pertama kalinya kita mengutus alumni STIBA sebanyak ini,” ujarnya.

    Karena itu, Wakil Ketua GNPF Ulama ini mengajak kepada seluruh kader Wahdah Islamiyah secara umum dan terkhusus kepada para civitas academica STIBA untuk banyak bersyukur.

    “Jumlah alumni sebanyak ini adalah nikmat yang harus dikembalikan kepada Allah. Semoga dengan bersyukur kita dapat tambahan lebih banyak,” kata Ustaz Zaitun sembari mengutip firman Allah dalam al-Qur’an. Ia menambahkan bahwa di antara bentuk bersyukur adalah dengan mengamalkan dan mendakwahkan apa yang telah kita pelajari.

    Ketua Ikatan Dai dan Ulama Asia Tenggara ini juga menasihatkan agar di daerah tugas nantinya mereka menjaga hubungan baik dengan pemerintah dan masyarakat. Para alumni ini diharapkan menjadi pembimbing bagi masyarakat

    Menurut Ustaz Zaitun, hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembinaan masyarakat adalah masalah akhlak. Untuk itu ia berharap agar para alumni STIBA juga menjadi teladan dan mengajarkan akhlak yang baik kepada masyarakat.

     

  • Menunggu Pengutusan ke Lokasi Dakwah, Alumni Ikuti Daurah Pembekalan

    Menunggu Pengutusan ke Lokasi Dakwah, Alumni Ikuti Daurah Pembekalan

    (stiba.ac.id) Makassar – Salah satu syarat diterima menjadi mahasiswa STIBA Makassar adalah siap mengabdi minimal setahun setelah dinyatakan lulus kuliah. Keputusan tentang daerah penempatan para alumni ini ditetapkan langsung oleh pihak DPP Wahdah Islamiyah sebagai ormas yang menaungi STIBA Makassar.

    Sebelum diutus ke daerah tugas, para alumni tersebut akan dibekali kiat-kiat dalam berdakwah. Pembekalan ini diadakan dalam bentuk daurah. Kamis (5/7/2018), STIBA kembali mengadakan Daurah Pembekalan untuk mahasiswa yang diyudisium baru-baru ini.

    Kegiatan yang diikuti  oleh  272 mahasiswa dan mahasiswi ini dilaksanakan di dua tempat terpisah yaitu di Masjid Anas bin Malik untuk mahasiswa dan gedung Aisyah Kampus STIBA putri  untuk mahasiswi.

    Kegiatan ini dibuka langsung oleh Ketua harian DPP Wahdah Islamiyah  AI-Ustaz  Dr. Rahmat Abdurrahman, Lc., M.A. Beliau mengatakan dalam sambutannya  bahwa Islam adalah agama dakwah dan yang paling berhak untuk mendakwahkannya adalah ulama dan penuntut ilmu. Ia mengutip firman Allah dalam Surah Fushshilat ayat 33,

    “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya  daripada orang-orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri kepada Allah)”

    Pada pembukaan tersebut, Ustaz  Rahmat banyak menjelaskan tentang visi dan misi Wahdah Islamiyah dan secara khusus di tahun 2030. 

    “Wahdah  Islamiyah adalah lembaga dakwah yang memiliki misi untuk menyebarkan risalah agama ini di seluruh Indonesia secara khusus dan masyarakat dunia secara umum. Oleh karenanya, salah satu langkah untuk mencapai target tersebut adalah menebar alumni STIBA dan sederajat (LIPIA Jakarta, Universitas Islam Madinah dan semacamnya) sebanyak empat orang tiap daerah di Indonesia,” ujar Ketua MIUMI Sulawesi Selatan tersebut.   

    Ustaz Rahmat juga menyampaikan harapan besarnya terhadap alumni STIBA ketika telah ditempatkan di daerah binaannya nantinya, “Kalianlah yang akan menjadi pembina utama di daerah nantinya, yang diharapkan dapat menjadi  rujukan dan teladan di tengah masyarakat. Minimal sebagai rujukan ilmiyah,” lanjutnya.

    Daurah ini berlangsung selama empat hari, yaitu Kamis-Ahad, (5-8/7/2018).

     Penulis : Syahrul Badrin

     

  • Kepada Alumni, Ustaz Yusran: Kebersamaan dalam Shaf yang Teratur Hasilnya akan Lebih Maksimal

    Kepada Alumni, Ustaz Yusran: Kebersamaan dalam Shaf yang Teratur Hasilnya akan Lebih Maksimal

    (stiba.ac.id) Makassar – Sejumlah alumni STIBA Makassar dari berbagai angkatan mengikuti temu alumni yang diadakan Selasa malam (8/5/2018). Temu alumni yang diinisiasi oleh  Ustadz Ahmad Syaripudin, S.Pd.I., M.Pd.I. ini khusus diadakan bagi para peserta Daurah Kitab Tauhid yang dibawakan oleh Syaikh Dr. Manshur bin Muhammad ash-Shaq’ub. Acara ini diadakan di ruang rapat STIBA dan juga dihadiri oleh Ketua STIBA Makassar Ustadz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D.

     

    Dalam sambutannya, Ustadz Yusran menyampaikan tiga poin penting kepada para alumni. Yang pertama, reuni yang diadakan tersebut bukan dalam rangka latah atau ikut-ikutan dengan alumni institusi pendidikan lain. Tetapi yang menjadi qudwah dalam hal ini adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Para nabi bisa saling mengenal melalui wahyu disampaikan kepada mereka, dan ketika mereka dipertemukan dalam Isra’ Mi’raj dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka bergembira bertemu satu sama lain dan saling mengucapkan marhaban.

     

    Demikian halnya dengan para sahabat pernah dikumpulkan di markas yang satu, ditarbiyah oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, terkadang mereka berkumpul dan mengenang kebersamaan mereka dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

     

    “Pertemuan kita bukan untuk latah tapi bagian dari sunnah orang-orang shaleh yang jadi panutan kita,” ujar Ustadz Yusran.

     

    Hal kedua yang disampaikan oleh ketua STIBA adalah apresiasi kepada para alumni yang ikut dalam daurah Kitab Tauhid ini. Hal ini, menurut Ustadz Yusran, adalah bukti bahwa tradisi keilmuan masih melekat pada para alumni. Bukan hanya sibuk berdakwah dan menarbiah tapi juga semangat untuk terus belajar.

     

    “Kita sudah berpencar dan sudah berumur. Masing-masing dengan posnya. Kita masih tetap bisa saling menyapa melalui media-media sosial, namun kita harap taawun kita lebih dari itu. Mungkin tidak semua kita  berada dalam amanah lembaga di Wahdah Islamiyah secara khusus. Banyak alumni sudah jadi ketua DPD dan DPW. Tapi ada juga yang tidak. Meski demikian kita tetap sefikrah, semanhaj, dan sevisi,

    وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ إِخْوَاناً عَلَى سُرُرٍ مُّتَقَابِلِينَ ﴿٤٧

     

    “Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.” (QS. Al-Hijr: 47).

     

    Harapan Ustadz Yusran kepada seluruh alumni STIBA agar terlibat dalam dakwah di lembaga (Wahdah Islamiyah). Tidak menganggap bahwa telah banyak ustadz di Wahdah sehingga tenaga mereka tidak diperlukan lagi, karena menurut doktor jebolan MEDIU dan sekaligus pernah menjadi dosen hadits MEDIU ini, hajat manusia jauh lebih besar ketimbang jumlah dai di Wahdah.

     

    Kebersamaan dalam shaf yang teratur hasilnya akan lebih maksimal dari pada kita bergerak sendiri-sendiri,” nasihat Ustaz Yusran.

     

    Dalam kesempatan itu, ketua Dewan Syariah WI tersebut membantah anggapan bahwa jika hanya berkumpul bersama para ikhwan maka kita tidak bisa menonjol. Menurut Ustaz Yusran, dalam satu shaf pun ketika kita dalam shalat berjamaah pahala berbeda-beda. Tidak sama antara setiap jamaah. Kekhusyukan masing-masing jamaah menjadi pembedanya.

     

    Demikian pula, kita mungkin bersama dalam satu lembaga dakwah, tapi munafasah (kompetisi) juga bisa. Tentu saja munafasah yang kita maksudkan adalah munafasah untuk mencari keridhaan di sisi Allah bukan untuk mencari popularitas di sisi manusia. Munafasah untuk bisa lebih bermanfaat bagi sesama manusia,” tegasnya.

     

    Ustadz Yusran mengajak para alumni untuk mensyukuri nikmat persatuan dalam tubuh lembaga dakwah Wahdah. Ia mencontohkan salah satu gerakan dakwah yang sangat mudah berpecah belah, saling tahdzir, dan sulit bersatu dalam satu wadah.

     

    “Semoga Allah senantiasa menyatukan hati kita dalam kecintaan karena Allah,” pungkas Ustadz Muhammad Yusran.

     

  • Alumni STIBA Juara III Musabaqah Hifzhil Qur’an di Universitas Qashim Saudi

    Alumni STIBA Juara III Musabaqah Hifzhil Qur’an di Universitas Qashim Saudi

    (stiba.ac.id) Makassar – Asri Amir, mahasiswa semester V Jurusan Dirasat Islamiyah Universitas Qasim Saudi Arabia berhasil menjuarai  Musabaqah Hifzhil Qur’an Cabang 15 Juz tingkat Kampus Universitas Qashim. Pemuda asal Gowa Sulawesi Selatan yang pernah mengenyam pendidikan di STIBA Makassar tersebut meraih Juara III dan berhasil mengungguli puluhan peserta lainnya dari berbagai negara.

    Asri, sejak di STIBA Makassar memang telah menunjukkan sejumlah prestasi dalam bidang hafalan al-Qur’an. Ia pernah bersama dua mahasiswa utusan STIBA lainnya yaitu Mu’tashim Billah dan Idris Ridwanul Haq (sekarang keduanya juga melanjutkan pendidikan di Universitas Qashim) meraih juara II tingkat nasional dalam lomba al-Mahir bi Fahmi al-Qur’an.

  • Alumni STIBA Ini Selesaikan Program Magisternya di Bidang Hadits dengan Predikat Cumlaude

    Alumni STIBA Ini Selesaikan Program Magisternya di Bidang Hadits dengan Predikat Cumlaude

    WhatsApp Image 2018-03-02 at 09.12.24(1)

    (stiba.ac.id) Makassar – Rahmat Badani Tempo, putra Makassar yang pernah mengenyam pendidikan tinggi di STIBA Makassar sebelum akhirnya dinyatakan lulus di Universitas Islam Madinah tak terasa kini telah menyelesaikan Program Magister di Bidang Hadits dengan Predikat Mumtaz Syaraful-‘Ula (Cumlaude).

    Alumni S1 Fakultas Hadits di Universitas Islam Madinah ini, pada Selasa, 11 Jumadal Akhirah 1439 H/27 Februari 2018 M berhasil mempertahankan tesisnya di depan tiga pakar hadits Universitas Islam Madinah, yaitu:

    1-Prof. Dr. Abdullah Ali Sya’ban (Azhari)

    2-Dr. Abdur Rahman Asy-Syamrani (Dosen Pembimbing)

    3-Dr. Muhammad Bakhit Al-Hujaili

    Rahmat merampungkan tesis yang berjudul Tahqiq sebagian Kitab Gayatul-Ihkam fi Ahadits al-Ahkam karya Imam Al-Muhibb Ath-Thabari Asy-Syafii Rahimahullah kurang dari dua tahun.

    Ketua STIBA Makassar Ustad Muhammad Yusran Anshar Lc., M.A., Ph.D. saat mengomentari kelulusannya mengatakan, “Kami menunggu Antum (Anda) di STIBA Makassar sesegera mungkin.”

    Di hari yang sama, Ustadz Hendra Wijaya pun berhasil meraih gelar magister (S2) dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, setelah munaqasyah tesisnya berjudul Kewarisan Zawu al-Arham dalam Perpektif Kompilasi Hukum Islam (Studi di Pengadilan Agama Makassar) dengan predikat cumlaude. (Yoshi Putra Pratama_Mahasiswa Universitas Islam Madinah).

    WhatsApp Image 2018-03-02 at 09.10.10

    Foto: Hendra Wijaya, Lc., M.H. (tengah)

    WhatsApp Image 2018-02-27 at 18.16.55

    Foto: Rahmat Badani, Lc., M.A.
  • Ingin Jadi Bagian dari STIBA, Mahasiswa S3 Ini Ikut Sidang Munaqasyah dan Yudisium STIBA  

    Ingin Jadi Bagian dari STIBA, Mahasiswa S3 Ini Ikut Sidang Munaqasyah dan Yudisium STIBA  

    yahya1

    Yahya Qomaruddin peserta Sidang Munaqasyah dan Yudisium

    Yahya Qomaruddin, pemuda asal Lampung yang saat ini mendapatkan beasiswa S3 dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini merupakan salah seorang peserta Sidang Munaqasyah dan Yudisium STIBA Makassar.

    Ketika dimintai keterangan mengenai alasannya tetap ikut ujian skripsi di STIBA padahal tak lama lagi akan meraih gelar doktor, Yahya menjelaskan bahwa ia ingin tercatat sebagai alumni STIBA yang resmi.

    “Kita sudah berjuang dari awal, menimba ilmu di sini, jadi kita ingin sejarah itu tetap ada.  Nama kami tercatat sebagai alumni. Dan kalaupun nanti kami bisa sukses, maka pasti STIBA menjadi bagian dari kami,” jelasnya meyakinkan.

    Hal ini senada dengan pernyataan Ketua STIBA Makassar Ustadz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D. ketika memberi sambutan pada Sidang Munaqasyah, Rabu (11/10/2017), “Walaupun mereka (pesera ujian skripsi) ada yang sudah lanjut S3 tapi mereka belum merasa lengkap jika belum mendapat ijazah dari STIBA. Ini menjadi indikasi bahwa mereka melihat ada sesuatu yang menjadi kelebihan STIBA yang tidak dimiliki institusi pendidikan lain.”

    yud6

  • Enam Belas Mahasiswa STIBA Diterima di Tiga Universitas Luar Negeri

    Enam Belas Mahasiswa STIBA Diterima di Tiga Universitas Luar Negeri

    mad

    stiba.ac.id – Ahad, 12 Dzulhijjah 1438 (3/9/2017) sejumlah mahasiswa STIBA Makassar yang telah dinyatakan lulus di Universitas Islam Madinah Saudi Arabia mengadakan pertemuan khusus dengan Ketua STIBA Ustadz Dr. Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A. Dalam pertemuan itu, Ustadz Yusran memberikan arahan-arahan kepada para calon mahasiswa Madinah ini.

    Seperti telah diberitakan sebelumnya bahwa sembilan mahasiswa STIBA dinyatakan lulus di Universitas Islam Madinah. Kesembilan mahasiswa ini, Ahad kemarin telah bertolak menuju ibukota untuk menjalani tes kesehatan. Mereka adalah Abdullah Muhammad Yusran, Abdullah Azzam Bishri, Abdullah Muhammad Ali, Muhammad Ade Murphy, Muhammad Herianto Takko, Muhammad Restu, Muhammad Hammam Abdul Qayyim, Rahmatullah, dan Yoshi Putra Pratama.

    A. Wahyu

    Foto: A. Wahyu Gunawan berjaket merah

    Satu orang mahasiswa yang juga lulus di International Islamic University Islamabad Pakistan yaitu Andi Wahyu Gunawan, Ahad kemarin telah meninggalkan Makassar menuju Jakarta dan saat ini telah berada di Islamabad.

    Sementara enam orang mahasiswa juga dinyatakan lulus dan mendapat beasiswa di Universitas Internasional Afrika Sudan. Mereka adalah Dendi Rahmat Setiawan, Mar’ie Muhammad, Kifli Tanif, Rahmatullah, Nur Sandi Basri, dan Fadli. Saat ini keenamnya masih dalam tahap persiapan keberangkatan.

    Semoga Allah memudahkan urusan-urusan mereka hingga kelak kembali ke tanah air sebagai para dai dan memberi manfaat yang banyak bagi umat ini.