Kategori: Feature

  • Kerja Sama dengan UTD Makassar, UKM Kesehatan STIBA Adakan Donor Darah

    Kerja Sama dengan UTD Makassar, UKM Kesehatan STIBA Adakan Donor Darah

    (STIBA.ac.id) Makassar – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesehatan STIBA Makassar menyelenggarakan kegiatan donor darah yang dilaksanakan di Kampus STIBA Makassar, Sabtu (16/11/2019). Donor darah ini diikuti oleh 142 pendonor yang terdiri dari mahasiswa STIBA serta masyarakat sekitar.

    Kegiatan donor darah ini terlaksana sebagai wujud kerja sama yang telah dibangun antara STIBA Makassar dan UTD (Unit Tranfusi Darah) Kota Makassar yang dituangkan dalam MoU tahun 2017 yang lalu. Di antara poin kerja sama tersebut adalah donor darah yang dilakukan setiap tiga bulan sekali.

    Ibrahim Rauf Mande, S.Kep., Ns., S.H. selaku Kepala Klinik Kesehatan STIBA Makassar mengatakan tujuan dilaksanakannya donor darah ini adalah untuk meningkatkan kualitas kesehatan para mahsiswa.

    “Dilaksanakannya kegiatan ini adalah dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan mahasiswa kita di kampus ini. Di samping itu juga untuk menjaga agar mahasiswa kita terhindar dari penyhakit-penyakit menular yang berbahaya,” ujar Ibrahim.

    Pembina UKM Kesehatan ini juga mengatakan bahwa donor darah sangat penting terutama bagi para mahasiswa yang tinggal di asrama. Menurut dia, selain meningkatkan kualitas kesehatan mahasiswa, donor darah juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dalam melawan virus-virus yang masuk ke dalam tubuh.

     

    Reporter: UKM Pers

    Foto: Infokom Dema

     

     

  • Alumni STIBA Makassar Lulus Cumlaude di Program Pascasarjana Universitas Islam Madinah

    Alumni STIBA Makassar Lulus Cumlaude di Program Pascasarjana Universitas Islam Madinah

    (STIBA.ac.id) Makassar – Abdurrabbani Usman Nur, asal Makassar, berhasil meraih gelar Master of Arts (MA) dalam bidang Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Arab di Program Pascasarjana Universitas Islam Madinah (UIM), Arab Saudi, Senin, 21 Rabiul Awwal 1441 H. (18/11/2019).

    Abdurrabbani mempertahankan tesis berjudul “Fa’iliyatu at-Ta’alum fii ‘Ilaaj Su’ubaat Ta’alum As-Sharf lada Muta’alimi al-Lughah al-Arabiyah an-Natiqina bi Lughaat Ukhra” (Efektivitas Pembelajaran Komparatif dalam Menangani Kesulitan Belajar Ilmu Sharf Terhadap Mahasiswa Persiapan Bahasa Arab yang Berbahasa Selain Arab) di depan penguji: Dr. Syatiwi Mubarak Al-Juhani dan Prof. Dr. Abu Dzahab Al-Badri Ali.

    Abdurrabbani menyelesaikan tesis dalam bimbingan Dr. Ahmad Taha Ridwan.

    Sidang promosi ujian tesis berlangsung sekitar dua setengah jam. Pada akhir sidang promosi yang turut dihadiri puluhan mahasiswa asal Sulawesi Selatan, Ahmad Taha Ridwan mengumumkan bahwa Abdurrabbani dinyatakan lulus dengan nilai yudisium cumlaude.

    Abdurrabbani Usman Nur, Lc., MA. mengawali pendidikan lanjutan sebagai mahasiswa Diploma (D2) jurusan Bahasa Arab di Arrayah (2007-2009) kemudian melanjutkan di STIBA Makassar jurusan Syariah sebelum melanjutkan pendidikan di UIM.

    Di universitas yang terletak tidak jauh dari Masjid Nabawi itu, Abdurrabbani meraih gelar Lc tahun 2014. Tahun 2019 ia melanjutkan ke program magister, dan melair gelar MA dalam Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Arab, 2019.

  • Mantan Wakil Rektor Universitas Islam Madina Bawakan Kuliah Umum di STIBA Makassar

    Mantan Wakil Rektor Universitas Islam Madina Bawakan Kuliah Umum di STIBA Makassar

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Syekh Dr. Yahya bin Ibrahim al-Yahya menjadi pemateri pada kuliah umum yang dilaksanakan di Masjid Anas bin Malik Kampus STIBA Makassar, Sabtu (16/11/2019).

    Selain dihadiri oleh mahasiswa, sejumlah dosen STIBA Makassar dan peserta dari luar STIBA juga tampak hadir dalam kegiatan ini.

    Mantan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Islam Madina tersebut membahas tentang pentingnya salat bagi ruh dan jiwa setiap muslim.

    “Pengulangan rakaat dimaksudkan untuk jiwa, seperti jasad yang tidak cukup dengan sesendok makanan. Begitu pula dengan hati tidak cukup dengan sekali tasbih, satu rakaat saja,” jelasnya dalam bahasa Arab.

    Ia juga menjelaskan bahwa hidupnya salat adalah dengan ilmu. Ia merupakan ibadah yang penting. Jika seseorang mengiginkan ilmu, kebahagiaan, surga dunia dan akhirat maka laksanakanlah salat, dan barangsiapa yang menginginkan harta maka laksanakan salat.

    Ketua STIBA Makassar Ustaz Ahmad Hanafi saat memberikan sambutan menyampaikan rasa syukurnya atas kunjungan Syekh Yahya ke STIBA Makassar. Ia mengimbau kepada seluruh mahasiswa untuk bersungguh-sungguh dan mempersiapkan diri untuk mengambil manfaat sebaik mungkin dalam kegiatan ini.

     

    Reporter: UKM Pers

    Foto: Infokom Dema

  • Ustaz Rahmat Badani: Bahagia dengan Istikamah Bersama Alquran

    Ustaz Rahmat Badani: Bahagia dengan Istikamah Bersama Alquran

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Berselang tiga hari setelah terselenggaranya kegiatan Muslimah Event 2019, Bidang UKM Raudhautul Huffaazh Putri STIBA Makassar kembali melaksanakan salah satu program kerjanya yaitu “Tausiyah Qur’aniyah.  Kegiatan ini berlangsung Kamis 09 Rabi’ul Awwal 1441 H/07 November 2019 M dan bertempat di Aula Ummul Mu’minin Aisyah radhiyallahu ‘anha.

    Ratusan peserta yang terdiri dari mahasiswi STIBA dan peserta tahfizh eksternal tampak memadati kegiatan ini. Ustaz Rahmat Badani, Lc., M.A. menjadi narasumber tunggal dalam kegiatan yang mengangkat tema إنما السعادة الاستقامة على القرآن tersebut.

    “Kebahagiaan di dunia dan di akhirat adalah dengan istikamah bersama Alquran. Istikamah bersama Alquran dalam makna luas, bukan sekadar menghafal dan muroja’ah, akan tetapi juga men-tadabbur-i, mengamalkan dan mendakwahkannya,” kata Ustaz Rahmat.

    Cerita inspiratif dari kisah-kisah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga diangkat dosen STIBA Makassar ini. Salah satu kebiasaan sahabat adalah tidak meminta tambahan ayat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melebihi 10 ayat. Sepuluh ayat itu untuk dihafal, di-muroja’ah, di-tadabbur-i, diamalkan dan didakwahkan. Setelah melaksakannya, barulah mereka meminta tambahan.

    Kepala Program Bahasa Arab tersebut juga mengatakan bahwa para sahabat dan para ulama mampu mengkhatamkan Alquran dalam satu malam, dan mereka betul-betul bisa istikamah dengan Alquran. “Di antara bentuk istikamah adalah berhukum dengannya (Alquran) dan mengambil obat darinya,” pungkasnya mengutip perkataan Ibnul Qayyim rahimahullah.

    Tausiyah Qur’aniyah diawali dengan pengumuman nama-nama peserta yang berhak mendapatkan hadiah pada beberapa kategori untuk seluruh kegiatan yang diadakan RH pada periode 2019/2020. Hal ini dilakukan untuk mengapresiasi partisipasi mereka pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh UKM Raudhatul Huffaazh.

     

    Reporter: Tim Humas Putri

  • Adakan Pelatihan Jurnalistik, UKM Pers Hadirkan Praktisi Media

    Adakan Pelatihan Jurnalistik, UKM Pers Hadirkan Praktisi Media

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Pendiri media online www.pilarindonesia.com Irfan Abdul Gani menjadi pemateri dalam pelatihan jurnalistik yang diadakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar, Ahad (10/11/2019).

    Mantan jurnalis di sejumlah media nasional dan redaktur pelaksana di beberapa koran lokal di Makassar tersebut melatih peserta tentang teknik penulisan berita dan teknik wawancara.

    Dalam pemaparannya yang berlangsung di lantai 2 Masjid Anas bin Malik Kampus STIBA Makassar itu, Irfan terlebih dahulu mengenalkan tentang lingkup aktivitas kewartawanan beserta tugas dan fungsinya.

    “Tugas utama pers itu adalah menyiarkan informasi, mendidik, menghibur dan sebagai kontrol sosial,” terangnya.

    Menurut Irfan, sosok wartawan itu dituntut memiliki pengetahuan yang memadai, jejaring narasumber yang luas, kemauan disertai keberanian dan ketekunan dalam menggali informasi, keterampilan mengemas laporan, serta komitmen terhadap institusi media yang ditempati bekerja.

    Dia pun menjelaskan panjang lebar tentang metode penulis berita yang disebutnya ada dua, yakni straight news dan future news.

    “Ciri utama dari dua jenis berita tersebut ada pada karakteristik. Kalau straight news, modelnya piramida terbalik, sedangkan untuk jenis future news menggunakan piramida sempurna,” jelas Irfan.

    Jelang Zuhur, materi tentang kode etik jurnalistik dibawakan oleh Firmansyah Lafiri, mantan redaktur Tribun Timur dan mantan pemimpin redaksi Koran Harian Amanah.

    Ketua UKM Pers STIBA, Siddiq Abdillah, menyebut peserta pelatihan jurnalistik berasal dari bagian kehumasan lembaga-lembaga yang ada di dalam Kampus STIBA.

    Meski pelatihan hanya berlangsung sehari, namun panitia pelaksana dan peserta berkomitmen akan terus belajar, termasuk dengan menindaklanjuti materi jurnalistik yang telah diperoleh.

    “Sebagai langkah awal, kita buat grup WhatsApp, dengan memasukkan para peserta dan pemateri untuk menjadi wadah sharing ilmu dan informasi,” tutur Siddiq.

    Sumber: pilarindonesia

  • Aa Gym kepada Mahasiswa STIBA Makassar: Jadilah Ulama yang Saleh

    Aa Gym kepada Mahasiswa STIBA Makassar: Jadilah Ulama yang Saleh

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Pimpinan Pondok Pesantren Darut Tauhid Bandung, K.H. Abdullah Gymnastiar menyampaikan tausiahnya di Masjid Anas bin Malik STIBA Makassar, Sabtu (9/11/2109).

    Dalam taujihatnya, Aa Gym menyebutkan bahwa kesalahan seorang penuntut ilmu adalah ketika ia hanya menyibukkan diri terhadap ilmu, namun amalnya tidak berbanding lurus dengan tujuan mulia dari ilmu.  Ilmu dipelajari agar mampu mengantar pemiliknya dalam kebaikan. Hal ini disebabkan karena ia menuntut ilmu disebabkan hanya untuk diniatkan agar mendapat status di mata masyarakat.

    “Bercita-cita menjadi orang saleh sudah cukup. Kalau takdirnya jadi ulama, jadilah ulama yang saleh karena tidak semua ustaz itu saleh, penyebabnya karena salah niat,” tuturnya.

    Aa Gym menambahkan, seorang penuntut ilmu yang mengamalkan ilmunya juga dapat terjatuh ke dalam ilusi ilmu. Amalannya hanya berfokus pada amalan lahiriyah.

    “Cirinya adalah pingin dipuji. Ada yang kelihatannya saleh tapi sering sakit hati karena hatinya bersandar ke makhluk bukan ke Allah,” ujarnya.

    Selain menguraikan penyakit seorang penuntut ilmu yang harus dihindari, Aa Gym juga menjelaskan tentang akhlak karimah yang memiliki dua pondasi yaitu ketauhidan yang bersih kepada Sang Pencipta dan menjadi rahmat bagi semesta alam. Poin terakhir ini dapat dibangun dengan rasa empatik, suportif dan action.

    Aa Gym juga menasihatkan agar umat dapat mengambil contoh kedisiplinan, ketertiban, kerapian, dan kejujuran dari negara maju. Ia mencontohkan beberapa negara seperti Jepang, Singapura, dan Australia. Menurutnya, semua yang ada di muka bumi ini adalah milik Allah yang diciptakan untuk orang yang beriman.

     

    Reporter: Shiddiq Abdillah (UKM Pers)

    Foto: Infokom Dema

     

  • Mahasiswa STIBA Sampaikan Aspirasi kepada Anggota Dewan Kota Makassar

    Mahasiswa STIBA Sampaikan Aspirasi kepada Anggota Dewan Kota Makassar

    (STIBA.ac.id) Makassar – Anggota dewan Kota Makassar Azwar Rasmin, S.T berkunjung ke STIBA Makassar dalam rangka reses masa sidang I tahun 2019, Selasa (06/11/2019). Dalam kunjungannya, Azwar Rasmin banyak mendengarkan aspirasi, usulan, dan saran dari sejumlah mahasiswa STIBA Makassar.

    Ada mahasiswa yang mengusulkan pengadaan poster-poster dakwah di jalan. Ada pula yang meminta para dai yang diutus ke daerah terpencil difasilitasi. Bahkan pengadaan alat SAR juga tak luput dari daftar masukan para mahasiswa yang hadir dalam audiensi, mengingat lokasi STIBA Makassar yang meski tidak pernah tersentuh banjir, tapi daerah sekitar hampir setiap tahun terdampak banjir.

    Zulfikar Alim Said selaku ketua Dema STIBA Makassar menyampaikan pesan kepada para anggota dewan agar pemerintah lebih memprioritaskan kegiatan-kegiatan dakwah. Di samping manfaatnya banyak juga bisa menjadi ladang pahala.

    Azwar Rasmin, S.T. adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar komisi A, yaitu komisi yang mengatur bagian pemerintahan yang meliputi camat, lurah, kepala dinas, dan ASN yang berada di pemkot Kota Makassar.

    “Jadi, kalau ada camat atau lurah yang macam-macam maka laporkan saja kepada anggota dewan ta’,” ujar adik kandung Ustaz Zaitun Rasmin tersebut.

    Masa reses adalah masa di mana para anggota dewan bekerja di luar gedung DPR dalam kurun waktu kurang lebih tiga pekan. Pada masa reses, para anggota dewan ini berkesempatan untuk bertemu dan menjumpai konstituen di daerah pemilihannya (Dapil) masing-masing.

    Hal ini dilakukan guna menjaring dan menampung aspirasi serta melaksanakan fungsi pengawasan dan biasanya dikenal dengan kunjungan kerja (kunker).

     

    Reporter: UKM Pers

    Foto: Infokom Dema

     

  • Seminar Alquran dan Bahasa Arab Akhiri Rangkaian Kegiatan Muslimah Event II

    Seminar Alquran dan Bahasa Arab Akhiri Rangkaian Kegiatan Muslimah Event II

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Seminar Alquran dan Bahasa Arab menjadi acara puncak dari rangkaian kegiatan Muslimah Event II. Seminar yang digelar oleh Departemen Diklat BEM Putri dan Bidang Hafalan UKM Raudhatul Huffaazh Putri STIBA Makassar, Ahad, 5 Rabiulawal/3 November 2019 ini berlangsung di Onyx Ballroom Myko Hotel and Convention Center.

    Acara ini dihadiri oleh 1.154 peserta dengan bintang tamu seorang hafizh Alquran cilik bernama Zuhrah Maysaroh (Juara III Hafiz Indonesia 2019). Ia hadir bersama ibundanya. Peserta takjub dan haru mendengar pemaparan Zuhrah dan Ibundanya yang mengisahkan perjuangan mereka dalam menghafalkan Alqur’an. Tidak sedikit air mata peserta yang menetes melihat dan mendengarkan motivasi-motivasi ruhiyah  yang mereka bagikan tentang Alquran.

    Di acara inti seminar, Ustadzah Dewi Indriani, Lc., S.H., M.H. menyentuh ruh-ruh peserta yang memang butuh untuk dihidupkan kembali dengan nasihat-nasihat Kalamullah. Dalam tausiahnya ia mengatakan, “Alquran adalah inti kehidupan yang memberikan ruh dalam hati seseorang, sehingga ketika tidak dibaca, maka seseorang itu sama seperti orang yang mati.

    Dosen STIBA Makassar tersebut juga menekankan keutamaan bahasa Arab sebagai bahasa Alquran. Ia memotivasi agar peserta juga ikut takjub dengan keindahan bahasa Arab sebagai bahasa Alquran.

    Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Bagian Keputrian STIBA Makassar Ustadzah Armida, Lc. Dalam sambutan ia mengatakan­ bahwa seorang muslimah seharusnya tidak hanya semangat dalam belajar menghafalkan Alquran, tapi juga dibarengi dengan semangat mempelajari bahasa Arab. Pasalnya, Alquran dan bahasa Arab tidak akan pernah bisa dipisahkan.

    Acara ini diselingi dengan persembahan panitia yang memukau dan mengundang decak kagum para peserta, seperti tampilan drama, nasyid dan syair-syair indah berbahasa Arab maupun bahasa Indonesia. Penampilan-penampilan ini turut memengaruhi dan semakin menambah kesadaran, rasa rindu membuncah dan cinta yang kembali bersemi kepada Alquran dan bahasa Arab.

    Di akhir acara, panitia mengumumkan peraih juara musabaqah Muslimah Event II yang telah diikuti sebanyak 235 peserta dengan enam macam musabaqah, seperti: Musabaqah Fahmil Quran, Musabaqah Cerdas Cermat Qawaid Bahasa Arab, Musabaqah Hifzhil Qur’an 5 Juz, Musabaqah Hifzhil Qur’an 10 Juz, Musabaqah Pidato Bilingual (Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia) dan Musabaqah Desain Poster. Adapun daftar pemenang musabaqah dari juara I sampai III maupun yang meraih juara harapan sebagai berikut:

    Musabaqah Fahmil Quran

    1. STIBA Makassar

    2. Darul Marhamah (tim  2) Makassar

    3. Darul Marhamah (tim 1) Makassar

     

    Musabaqah Cerdas Cermat Qawaid Bahasa Arab

    1. STIBA Makassar

    2. Man 3/PK makassar

    3. UNM

     

    Harapan 1. Ponpes Rahmatul Asri (Enrekang)

     

    Musabaqah Hifzhil 5 juz

    1. Mustab Syroh (STIBA Makassar)

    2. Sheima Adam Nasir (SMA IT WI Makassar)

    3.Nailah Rahma Muidz (SMAN 2 Enrekang)

     

    Musabaqah Hifzhil 10 juz

    1. Nidaul Haq (STIBA Makassar)

    2. Himmah Aliyah (Mahad Khairatul Hisan Sidrap)

    3. Salsabila Ramdani (Ponpes Darul Aman Makassar)

     

    Musabaqah Pidato

    1. Man 3 / PK Makassar

    2. SMP Al-Fityan Gowa

    3. IAIM Sinjai

     

    Musabaqah Design Poster

    1.Nur Fadhilah (Ma’had Tahfizhul Quran WI Makassar)

    2.Nur Khalisa Salsabila (SMP IT Wahdah Islamiyah Gowa)

    3.Nurul Rahmadhani (STIBA Makassar)

     

    Harapan 1. Khaerana Rauf (umum)

    Reporter: Tim Humas Putri

  • Tampil di ILC TV One, Pendiri STIBA Tanggapi Larangan ASN Bercadar dan Celana Cingkrang

    Tampil di ILC TV One, Pendiri STIBA Tanggapi Larangan ASN Bercadar dan Celana Cingkrang

    STIBA.ac.id) Makassar –  Pernyataan Menteri Agama Fakhrul Razi terkait cadar dan celana cingkrang menimbulkan kontroversi. Pro kontra terkait hal tersebut semakin memancing kegaduhan di tanah air. Akhirnya, stempel radikal semakin liar, menyasar mereka yang bercelana cingkrang dan bercadar.

    Indonesia Lawyers Club TV One yang tayang Selasa (5/11/2019) mengangkat tema “Apa dan Siapa yang Radikal?”. Ketua Umum Wahdah Islamiyah KH. Muhammad Zaitun Rasmin menjadi salah seorang narasumbernya.

    Senada dengan beberapa pembicara yang tampil sebelum Ustaz Zaitun, Wasekjen MUI ini mengatakan tidak ada hubungan langsung antara cadar dan celana cingkrang dengan radikalisme yang negatif. Karena itu, menurutnya perlu ada indikator yang jelas seseorang itu dikatakan radikal.

    “Hal ini penting agar tidak ada korban-korban dari anak bangsa atas nama memberantas radikalisme,” paparnya.

    Ustaz Zaitun menambahkan, fenomena cadar tidak akan jauh berbeda dengan jilbab. Tahun 80-an, ketika ia masih berstatus siswa SMA, siswi berjilbab dikeluarkan dari sekolah. Alasannya melanggar aturan.

    “Tapi apa yang terjadi? Satu orang siswi dipecat di satu sekolah, muncul sepuluh orang siswi berjilbab di sekolah lain. Sepuluh orang dipecat, muncul seratus orang biljilbab. Akhirnya justru yang memecat siswinya tersebut yang dipecat,” ujar dia.

    Kesadaran untuk bercadar dan bercelana cingkrang, kata Ustaz Zaitun, tidak bisa dicegah. Menurutnya hal itu adalah hukum global. Saat ini informasi cepat dan guru atau sumber informasi tidak bisa lagi dibatasi.

    Ketua Ikatan Dai dan Ulama Asia Tenggara ini berharap agar sesuatu yang sudah jelas dasarnya harus dihormati. Kalaupun ada yang menganggap hal itu masih ikhtilaf, maka Ustaz Zaitun meminta agar dikembalikan ke MUI, atau NU maupun Muhammadiyah agar tidak bebas nilai.

    Kendati demikian, Ustaz Zaitun tidak menampik adanya paham-paham radikal dari oknum-oknum umat Islam.

    “Bahkan sejak zaman awal Islam, sudah ada Khawarij yang membawa korban tidak sedikit. Ada golongan Syiah, salah satu sektenya yaitu Qaramitah pernah membunuh 30 ribu lebih jamaah haji dan mencuri Hajar Aswad. Demikian pula liberalisme pemikiran dalam berislam,” kata Ustaz Zaitun.

    Lebih lanjut Ustaz Zaitun menjelaskan, bahwa orang-orang yang membawa paham liberalisme, atau pemikiran Muktazilah bisa menjungkirbalikkan apa yang telah disepakati para ulama. Padahal, anggap dia, tidak boleh lagi ada pendapat berbeda kalau sudah ada ijmak, karena ijmak tidak mungkin salah. Ia kemudian mengutip hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menegaskan bahwa umat Islam tidak akan bersepakat di atas kesesatan.

    “Bersyukur banyak orang yang punya komitmen agama yang tinggi, pakai cadar, atau celana cingkrang, tapi tetap berpemahaman yang wasathiyah (pertengahan),” katanya.

    Ustaz Zaitun kemudian memperkenalkan ormas yang dipimpinnya, Wahdah Islamiyah. Wahdah sendiri tidak mewajibkan kadernya bercadar, tetapi banyak yang menggunakannya. Namun tidak seorang pun dari mereka yang berpemahaman ekstrem.

    “Mereka tetap menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tetap bersosialisasi, bahkan terhadap orang-orang di luar Islam sekalipun tetap bersikap baik,” tegasnya.

    Ustaz Muhammad Zaitun Rasmin bersama Ustaz Jahada Mangka, Ustaz Muhammad Ikhwan Abdul Djalil, Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Ustaz Saiful Yusuf, Ustaz Muhammad Ihsan Zainuddin, dan Ustaz Rahmat Abdurrahman dikenal sebagai inisiator berdirinya STIBA Makassar.

    Tonton Video: 

    Wasekjen MUI KH. Zaitun Rasmin Tanggapi Larangan ASN Pakai Cadar & Celana Cingkrang || ILC (5/11/19)

  • Peningkatan Kedisiplinan Jadi Bahasan Utama Tarbiah Gabungan STIBA Makassar

    Peningkatan Kedisiplinan Jadi Bahasan Utama Tarbiah Gabungan STIBA Makassar

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Islam adalah agama yang mengajarkan tentang kedisiplinan. Salah satu bentuk kedisiplinan yang diajarkan adalah mematuhi perintah dan menjauhi larangan Allah Ta’ala. Hal ini diutarakan oleh Ustaz Saiful Yusuf Ali Bas, Lc., M.A. saat membawakan tausiah dalam kegiatan Tarbiah Gabungan, Jumat malam (01/11/2019) di Masjid Anas bin Malik Kampus STIBA Makassar.

    Salah seorang inisiator berdirinya STIBA Makassar ini juga mengatakan bahwa Islam menginginkan umatnya untuk disiplin, dan tarbiah bisa menjadi salah satu wasilah membentuk karakter seorang muslim menjadi pribadi yang disiplin.

    Dalam tarbiah gabungan ini, selain penyampaian tausiah dari Ustaz Saiful Yusuf, juga dirangkaikan dengan micro teaching yang disampaikan oleh Waka IV STIBA Makassar Ustaz Ahmad Syaripudin, S.Pd.I., M.Pd.I. Micro teaching dikhususkan bagi marhalah takwiniyah sebagai bekal menjadi murabbi.

    Tarbiah gabungan yang bertema “Tarbiah dan Peningkatan Kedisiplinan” ini adalah salah satu program kerja Departemen Kaderisasi Dema STIBA Makassar. Dilaksanakan dalam rangka mempererat ukhwah dan meningkatkan kedisiplinan seluruh anggota halaqah tarbiah yang berada di STIBA Makassar.

    Reporter: Zulkarnain Efendi dan Siddiq Abdillah

    Foto: Infokom Dema