Akhbar Terbaru

  • UKM Kesehatan dan Klinik STIBA Makassar Adakan Pelatihan Sports Massage

    UKM Kesehatan dan Klinik STIBA Makassar Adakan Pelatihan Sports Massage

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Dalam upaya untuk memberikan bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa di bidang ilmu kesehatan, UKM Kesehatan dan Klinik STIBA Makassar mengadakan Pelatihan Sport Massage, Ahad (17/09/2023).

    Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis kepada mahasiswa dalam teknik pijat.

    Penyelenggara mengundang Ustaz Sr. Nurul Taqwa, yang merupakan owner Empiris dan founder TC as-Shohabah, sebagai pemateri utama dalam acara ini. Dengan pengalamannya dalam ilmu kesehatan dan dakwah, Ustaz Sr. Nurul Taqwa memberikan wawasan berharga kepada peserta pelatihan.

    “Ilmu kesehatan memiliki peran penting dalam membantu masyarakat, dan kita sering melihat para ulama menulis kitab-kitab tentang kesehatan yang menjadi rujukan dalam ilmu kesehatan. Ilmu Kesehatan termasuk media atau wasilah yang efektif dalam mendakwahkan masyarakat,” ungkap Ustaz Sr. Nurul Taqwa.

    Kegiatan ini diikuti oleh 18 orang peserta yang merupakan anggota UKM Kesehatan.

    Reporter: La Ode Acang

  • STIBA Makassar Gelar Daurah Syar’iyyah Bersama Ulama Saudi Arabia

    STIBA Makassar Gelar Daurah Syar’iyyah Bersama Ulama Saudi Arabia

    (STIBA.ac.id) Makassar – STIBA Makassar menggelar Daurah Syar’iyyah bersama salah seorang ulama asal Saudi Arabia, Syekh Abdullah bin Hamd Az-Zaidani. Daurah ini berlangsung selama 8 hari, mulai dari tanggal 15 hingga 22 September 2023, dan diikuti oleh mahasiswa STIBA Makassar semester 3 hingga semester 7.

    Dalam daurah ini, Syekh Az-Zaidani menyampaikan dua materi, yaitu “Sirah Nabawiyah” dan”Amalan-Amalan Hati”. Materi “Sirah Nabawiyah” membahas tentang kisah perjalanan hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sedangkan materi “Amalan-Amalan Hati” membahas tentang pentingnya menjaga hati dan mengamalkan amalan-amalan yang dapat membersihkan hati.

    Daurah ini dibuka oleh ketua STIBA Makassar, Ustadz Dr. Akhmad Hanafi Dain Yunta Lc. M.A. Dalam sambutannya, Syekh Az-Zaidani menyampaikan bahwa menuntut ilmu adalah ibadah yang paling mulia. Beliau juga menjelaskan keutamaan seorang yang berilmu, yaitu akan mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

    “Menuntut ilmu adalah ibadah yang paling mulia. Barang siapa yang menuntut ilmu, maka Allah dan malaikat-Nya akan memintakan ampunan dan bersalawat untuknya. Para penuntut ilmu juga akan disebut namanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala,” kata Syekh Az-Zaidani.

    Daurah ini dilaksanakan hybrid, yaitu mahasiswa hadir offline di masjid Anas bin Malik STIBA Makassar sedangkan mahasiswi menyimak melalui platform Zoom di gedung Aisyah STIBA Makassar.

    Reporter: Muh. Ibnul Mubarak

  • Dua Tahun Program Kaderisasi Ulama (PKU), Apa Kabarnya Kini?

    Dua Tahun Program Kaderisasi Ulama (PKU), Apa Kabarnya Kini?

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Program Kaderisasi Ulama (PKU) telah memasuki usia dua tahun sejak peluncurannya pada bulan September 2021. Program yang bertujuan untuk membentuk generasi ulama yang berkualitas ini telah mencapai beberapa prestasi menonjol selama dua tahun terakhir. Dengan sepuluh mahasiswa dan para pengajar pilihan, PKU telah berhasil mengukir sejumlah capaian menggembirakan.

    PKU ditangani langsung oleh sejumlah dosen pengajar terkemuka, antara lain Syekh Dr. Mohammad Monqez al-Ashiil, Syekh Dr. Ahmad Muhammad ‘Abd al-Hadi al-Mishri, Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D., Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D., Ustaz Dr. Muhammad Basran, Lc., M.A., Ustaz Dr. Rustam Koly, Lc., M.A., Ustaz Dr. Kasman Bakry, M.H.I. dan lainnya.

    Selama dua tahun terakhir, mahasiswa PKU telah mencapai sejumlah prestasi menggembirakan, di antaranya dalam hafalan mutun, mereka telah berhasil menyelesaikan hafalan beberapa matan penting, termasuk Matan Abi Syuja’, al-Waraqat, al-Ajurumiyyah, al-Manzhumah al-Baiquniyyah, dan banyak matan lainnya.

    Dalam bidang hafalan al-Qur’an, tak hanya menyelesaikan hafalan dalam riwayat Hafs, dua mahasiswa yaitu Arfan dan A. M. Nur Atma Amir juga mampu menyelesaikan hafalan al-Qur’an riwayat Syu’bah.

    Berkaitan dengan kitab-kitab turats, mahasiswa PKU tidak hanya mendapatkan wawasan mendalam yang disajikan oleh para dosen pengajar, tetapi mereka juga dengan tekun menghafalkannya. Kitab Bulughul Maram adalah salah satu dari kitab turats yang dihafal oleh para mahasiswa PKU. Kini, tiga mahasiswanya, yaitu Andi Muh. Ihsan Yusuf, Muh. Shiddiq Aminullah, dan Arfan telah berhasil menyelesaikan hafalan kitab tersebut.

    Menurut Ustaz Muhammad Shiddiq Abdillah, Lc., M.A., yang baru saja mengakhiri amanahnya sebagai Sekretaris PKU, masa pembelajaran awalnya dijadwalkan selama dua tahun, namun telah diperpanjang menjadi tiga tahun. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa mahasiswa dapat mendalami ilmu agama dengan lebih mendalam dan komprehensif.

    Dalam seremoni Pengukuhan Struktur Pengelola STIBA Makassar 2023—2027 baru-baru ini, salah satu yang turut dilantik oleh Ketua STIBA Makassar adalah ketua dan sekretaris PKU. Sebagai ketua, Ustaz Dr. Maulana La Eda, Lc., M.A. menggantikan Ustaz Dr. Muhammad Basran Yusuf, Lc., M.A. Ustaz Maulana dalam acara pengukuhan ini hadir secara daring karena masih berada di Arab Saudi. Sementara amanah sebagai sekretaris dipercayakan kepada Arfan, S.S., M.Ag.

    Dalam pernyataannya yang dikirimkan ke redaksi, Rabu (13/9/2023), Ketua STIBA Makassar menyampaikan harapannya agar pergantian struktur ini dapat membawa perubahan positif bagi PKU.

    “Dengan pergantian struktur ini, mudah-mudahan bisa lebih baik. Ke depan, kapasitas pembelajaran akan ditingkatkan, dan kualitas keilmuan mahasiswa PKU juga dapat lebih meningkat. Untuk mahasiswa angkatan pertama ini, tentunya akan ada program-program penguatan sehingga di masa penambahan satu tahun ini bisa lebih maksimal, baik dari sisi kapasitas keilmuan maupun kemantapan hafalan yang memang menjadi ciri khas dari istilah ulama dalam Islam,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Ustaz Akhmad menekankan bahwa dalam Islam, kedalaman keilmuan dan kekuatan hafalan merupakan salah satu ciri khas dari ulama.

    “Kapasitas keilmuannya yang mendalam dan kuatnya hafalan adalah salah satu ciri khas daripada ulama. Tentunya, ditambah dengan rasa takutnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang menjadi ciri khas lain yang dimiliki oleh para ulama,” ungkapnya.

    Ketua STIBA Makassar juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah mendukung Program Kaderisasi Ulama ini.

  • Ketua STIBA Makassar Umumkan Formasi Pengelola Baru, Ada Penambahan Unit Kerja, Apa Saja?

    Ketua STIBA Makassar Umumkan Formasi Pengelola Baru, Ada Penambahan Unit Kerja, Apa Saja?

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar menetapkan Struktur Pengelola Periode 2023-2027, Senin (11/9/2023). Pengukuhan dilakukan oleh Ketua STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. di Masjid Anas bin Malik. Acara ini juga dihadiri oleh pimpinan DPP Wahdah Islamiyah dan Ketua Senat STIBA Makassar.

    Dalam kesempatan ini, Ustaz Akhmad Hanafi mengungkapkan pentingnya pengukuhan pengelola sebagai tanda bahwa organisasi STIBA Makassar berjalan dengan baik. Ada regenerasi dan mutasi pengelola.

    “Mudah-mudahan seluruh pengelola yang baru saja kita kukuhkan dapat menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya,” ujar Ustaz Akhmad.

    Dalam sambutannya, Ustaz Akhmad juga mengungkapkan adanya perubahan signifikan dalam struktur pengelola STIBA Makassar. Salah satu perubahan utama adalah penggabungan Bidang Akademik dengan Bidang Kemahasiswaan.

    “Kami telah menggabungkan Bidang Akademik dengan Bidang Kemahasiswaan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan akademik dan kemahasiswaan berjalan secara seimbang. Tidak ada lagi dikotomi antara kegiatan akademik dan kemahasiswaan,” harap Ustaz Akhmad.

    Selain itu, perubahan struktur lainnya meliputi penambahan Sekretariat, Pusat Pembinaan Al-Qur’an dan Pengawasan Bahasa Arab, serta Pusat Pembinaan Karakter 5M dan Kepesantrenan.

    “Sekretariat akan menjadi pusat perencanaan dan pengembangan STIBA Makassar, termasuk rencana penambahan program studi dan perubahan status STIBA menjadi institut,” jelas Ustaz Akhmad.

    Pusat Pembinaan Al-Qur’an dan Pengawasan Bahasa Arab dibentuk dengan tujuan meningkatkan kualitas bahasa Arab para mahasiswa.

    “Pusat pembinaan karakter 5M dan kepesantrenan bertujuan untuk meningkatkan kualitas karakter mahasiswa STIBA Makassar dengan menerapkan pembinaan karakter berbasis 5M, yaitu Mu’min, Mushlih, Mujahid, Muta’awin, dan Mutqin,” tambahnya.

    Dalam Musyawarah Pengelola Harian (MPH), Selasa (12/9/2023), Ustaz Akhmad Hanafi menyampaikan bahwa amanah yang diberikan kepada pengelola atau tenaga kependidikan merupakan bentuk kepercayaan dari Ketua STIBA Makassar.

    “Amanah yang baru menunjukkan ada kepercayaan yang diberikan kepada Antum baik secara pribadi atau kolektif. Menentukan personil untuk membersamai ketua STIBA sebenarnya bisa ditentukan secara pribadi, tetapi tetap perlu dimusyawarahkan. Maka yang dibacakan kemarin itu adalah bentuk kepercayaan,” tuturnya.

    Ustaz Akhmad juga menyampaikan bahwa amanah baru tersebut menunjukkan adanya potensi pada pengelola yang diamanahkan pada unit kerja tertentu.

    “Terkadang seseorang memiliki potensi namun orangnya tidak menyadari potensinya. Maka dilihat mudah-mudahan potensinya cocok dengan amanahnya. Mungkin di awal ada yang merasa berat di posisi baru. Tetapi selain kepercayaan, kita juga memandang bahwa setiap pengelola memiliki potensi,” ujarnya lagi.

    Ustaz Akhmad Hanafi kemudian menguraikan secara garis besar tugas dan fungsi setiap unit-unit kerja di STIBA Makassar.

    Pada penutup tausiahnya, ia berpesan agar semua pengelola baru STIBA Makassar dapat bekerja sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) STIBA Makassar.

    “Saya juga berpesan agar penyusunan program kerja harus terwarnai dengan karakter 5M. Keseragaman program kerja antara ikhwan dan akhwat juga perlu diperhatikan. Selain itu, Antum semua perlu memahami jalur koordinasi dan komando,” ungkapnya.

    Masa Kerja 100 Hari sebagai Uji Coba

    Ketua STIBA Makassar menutup sambutannya dengan penyampaian bahwa masa kerja 100 hari akan dijadikan sebagai uji coba. Jika ada unit kerja yang tidak mencapai kinerja maksimal, akan dilakukan reshuffle guna mencari solusi terbaik.

  • Ustaz Syaiful Yusuf Beberkan Panduan Mendidik Anak sebagai Investasi Akhirat dalam Pengajian Orang Tua Mahasiswa STIBA Makassar

    Ustaz Syaiful Yusuf Beberkan Panduan Mendidik Anak sebagai Investasi Akhirat dalam Pengajian Orang Tua Mahasiswa STIBA Makassar

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Ustaz Syaiful Yusuf, Lc., M.A. menjadi narasumber Pengajian Orang Tua yang digelar Bagian Humas dan Kerja Sama STIBA Makassar. Dosen STIBA Makassar tersebut, membawakan kajian bertema “Anakku Investasi Akhiratku”.

    Ustaz Syaiful Yusuf menggarisbawahi betapa pentingnya mendidik anak-anak dengan baik. Ia menjelaskan bahwa investasi akhirat terbesar adalah melalui pembinaan karakter anak-anak, agar mereka menjadi anak yang saleh dan mampu memberikan kontribusi positif dalam masyarakat.

    Menurutnya, anak yang saleh akan membawa manfaat bagi diri mereka sendiri, orang tua, masyarakat, dan umat Islam secara keseluruhan. Ia juga mengingatkan bahwa pendidikan anak adalah amanah yang harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh.

    Pendiri STIBA Makassar ini juga menekankan pentingnya menjadikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai teladan dalam pendidikan anak-anak. Rasulullah merupakan contoh orang tua yang sukses dalam mendidik anak-anaknya sehingga mereka menjadi pejuang Islam yang tangguh.

    Doa merupakan hal penting dalam mendidik anak-anak. Ia menyebutkan contoh dari doa Nabi Ibrahim yang terdapat dalam Surat Ibrahim ayat 40-41, yang menggambarkan bagaimana seorang nabi sangat memperhatikan anak keturunannya.

    Dalam ayat-ayat tersebut, Nabi Ibrahim berdoa agar Allah menjadikan negeri Makkah sebagai tempat yang aman dan menjauhkan dirinya dan anak keturunannya dari penyembahan berhala, yang merupakan perbuatan syirik yang besar. Doa pertama yang diungkapkan oleh Nabi Ibrahim adalah agar mereka dijauhkan dari dosa syirik.

    Selanjutnya, dalam ayat 37, Nabi Ibrahim berdoa agar keturunannya bisa menegakkan salat. Ustaz menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim menempatkan istrinya Hajar dan anaknya Ismail di lembah Makkah yang tandus, atas perintah Allah. Dalam doa tersebut, tersirat harapan Nabi Ibrahim agar keturunannya bisa menjadi orang yang taat kepada Allah meskipun dalam kondisi yang sulit.

    Dalam ceramahnya, Ustaz Saiful menekankan bahwa ketaatan orang tua kepada Allah adalah langkah awal dalam mendidik anak-anak menjadi anak yang saleh. Dia merujuk pada kisah Nabi Ibrahim yang diperintahkan oleh Allah untuk menempatkan istri dan anaknya di lembah yang tandus, Makkah. Ketaatan nabi Ibrahim kepada perintah Allah ini adalah bentuk yang luar biasa dari ketaatan, meskipun itu adalah perintah yang sangat berat.

    Ustaz Saiful Yusuf melanjutkan bahwa dalam beberapa kisah nabi dalam Al-Quran, Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin menunjukkan bahwa hidayah (petunjuk) berada di tangan-Nya. Contoh yang disebutkan adalah kisah Nabi Nuh, di mana hanya sedikit orang yang menerima hidayah Allah, sementara banyak orang lainnya tetap dalam kekafiran. Ini mengilustrasikan bahwa hidayah sejatinya datang dari Allah.

    Ustaz Saiful juga menekankan pentingnya orang tua tidak hanya memberikan pendidikan formal kepada anak-anak mereka, tetapi juga menjadi teladan yang baik dalam hidup mereka. Ketaatan orang tua kepada Allah merupakan kunci dalam membimbing anak-anak mereka menuju kebaikan.

    Dalam Al-Quran, ada banyak contoh kisah nabi-nabi yang memiliki perhatian besar terhadap anak-anak mereka dan berusaha keras untuk membimbing mereka ke jalan yang benar. Doa, perintah, dan dorongan untuk menjalankan salat merupakan bagian penting dalam pendidikan agama anak-anak.

    Selain itu, Ustaz Saiful menyoroti Surat Lukman, yang memberikan contoh bagaimana seorang ayah bernama Lukman memberikan nasihat dan arahan kepada anaknya. Ini menunjukkan bahwa pengarahan sejak usia dini merupakan hal yang penting dalam membentuk karakter anak.

    Ia juga menyebutkan hadis yang mengatakan bahwa amal seseorang terputus setelah meninggal, kecuali dari tiga hal: sedekah jariah (amal jariah), ilmu yang bermanfaat yang diberikan, dan anak yang saleh yang mendoakan orang tua mereka. Ini menggarisbawahi pentingnya mendidik anak-anak sebagai investasi akhirat.

    Ustaz Saiful mengajak para orang tua untuk melakukan investasi cerdas dalam mendidik anak-anak mereka agar menjadi anak yang saleh yang akan menjadi ladang pahala yang terus mengalir, bahkan setelah kita meninggalkan dunia ini. Salah satu bentuk investasi tersebut adalah memberikan sumbangan untuk pembuatan sumur di STIBA Makassar yang akan memberikan manfaat kepada banyak orang, termasuk anak-anak kita.

    Pentingnya kontrol dan pengarahan yang terus-menerus oleh orang tua terhadap anak-anak mereka, bahkan jika anak-anak tersebut telah belajar agama secara formal tak luput dari sorotan pemateri. Hal ini dikarenakan kelemahan dalam akidah (keyakinan) dan iman, ibadah, ilmu agama, dan ketaatan kepada Allah merupakan kelemahan yang sangat berbahaya.

    Contoh dalam Al-Quran Surah Maryam menunjukkan bahwa Allah memperingatkan tentang generasi pengganti yang buruk yang meninggalkan salat dan memperturutkan hawa nafsu (syahwat). Oleh karena itu, orang tua harus tetap waspada dan berupaya untuk memastikan bahwa anak-anak mereka terus menjalankan ibadah, menjaga akhlak yang baik, dan memahami agama dengan benar.

    “Meskipun anak-anak mungkin telah mendapatkan pendidikan agama, tetap ada potensi godaan dan tantangan yang bisa menghalangi mereka dari menjalankan agama dengan baik. Oleh karena itu, pengawasan, kontrol, dan dorongan dari orang tua tetap diperlukan,” tegas Ustaz Syaiful.

    Ustaz Saiful juga menyebutkan contoh-contoh dari Al-Qur’an, seperti dalam surat Al-A’raf ayat 169, yang menunjukkan generasi yang mendapatkan warisan agama dari orang tua mereka, namun tetap tergoda oleh dunia. Ini adalah peringatan bagi orang tua bahwa meskipun anak-anak mereka mendapatkan pendidikan agama, mereka tetap membutuhkan pengawasan dan bimbingan untuk tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama.

    Sesi yang dipandu oleh Ustaz Muhammad bin Yusran, S.H., M.H. ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dari peserta kepada narasumber.

  • 123 Mahasiswa Perebutkan Total Hadiah Rp63 Juta dalam Musabaqah Hifzhil Qur’an

    123 Mahasiswa Perebutkan Total Hadiah Rp63 Juta dalam Musabaqah Hifzhil Qur’an

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Masjid Anas bin Malik Kampus STIBA Makassar menjadi saksi pelaksanaan Musabaqah Hifzhil Qur’an yang digelar Jumat—Sabtu, 22-24 Safar 1445 H (8—9/09/2023). Acara bergengsi ini diselenggarakan oleh UKM Raudhatul Huffaazh STIBA Makassar, dengan tujuan utama untuk mengagungkan Al-Qur’an dan menjadi inspirasi bagi para peserta untuk terus meningkatkan hafalan dan pengetahuan mereka tentang Al-Qur’an.

    Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi, Lc., M.A., Ph.D. dan dilanjutkan laporan dari Ketua Panitia, Mufadhdhal.

    Musabaqah Hifzhil Qur’an ini menarik minat peserta, baik mahasiswa maupun mahasiswi. Peserta ikhwan yang mengikuti kompetisi ini sebanyak 54 orang, sementara dari kalangan akhwat 69 peserta, menciptakan persaingan yang sehat di antara mereka.

    Pentas kompetisi ini dilangsungkan dengan penilaian yang ketat dari juri-juri berpengalaman. Untuk peserta ikhwan, juri-jurinya meliputi Ustaz Marli Abdul Hamid, S.H. yang merupakan Direktur Pondok Pesantren I’dadul Muhaffiziin, Bulurokeng.  Ustaz Siswandi, Lc., S.Pd.I., S.H. adalah Direktur Pondok Pesantren Imam Asy-Syathibi. Selanjutnya ada Ustaz Gampang Dadiyoni, Lc., Direktur Pondok Pesantren Al-Liwa’, dan Ustaz Dr. Basran Yusuf, Lc., M.A. yang merupakan alumni Program Doktor Fakultas Tafsir Universitas Islam Madinah Saudi Arabia.

    Sedangkan kategori akhwat dinilai oleh Ustazah Qarinah, S.H., Ustazah Niswah Muflihah, S.H., Ustazah Dian, S.H., Ustazah Hayatun Iswari, S.H., Ustazah Asnawati Patuti, S.H., Ustazah Hafshah, S.H., Syeikhah Raudhah, dan Ustazah Mardiani, S.H.

    Ketiga aspek penting yang menjadi fokus penilaian adalah tajwid yang sempurna, kelancaran membaca, serta penerapan fashahah yang baik dalam membaca Al-Qur’an.

    Total hadiah yang diperebutkan dalam kompetisi ini sebanyak 63 juta rupiah, yang menjadi daya tarik besar bagi peserta. Para pemenang berhak membawa pulang hadiah berdasarkan kategori masing-masing:

    – Kategori 30 Juz: Juara 1, 2, dan 3 berhak mendapatkan 3 juta rupiah.

    – Kategori 25 Juz: Juara 1, 2, dan 3 berhak mendapatkan 2,5 juta rupiah.

    – Kategori 20 Juz: Juara 1, 2, dan 3 berhak mendapatkan 2 juta rupiah.

    – Kategori 15 Juz: Juara 1, 2, dan 3 berhak mendapatkan 1,5 juta rupiah.

    – Kategori 10 Juz: Juara 1, 2, dan 3 berhak mendapatkan 1 juta rupiah.

    – Kategori 5 Juz: Juara 1, 2, dan 3 berhak mendapatkan 500 ribu rupiah.

    Musabaqah Hifzhil Qur’an di Kampus STIBA Makassar adalah bukti nyata dari dedikasi dan cinta terhadap Al-Qur’an, yang memegang peranan penting dalam kehidupan mereka sebagai pelajar dan individu muslim. Acara ini diharapkan mampu memupuk semangat untuk lebih mendalami dan menghafal Al-Qur’an, serta menjaga nilai-nilai keagamaan dan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari.

    Reporter: Abdullah Alfaruq

  • STIBA Makassar Adakan Pengajian Orang Tua, Tingkatkan Kemitraan dan Dengarkan Masukan

    STIBA Makassar Adakan Pengajian Orang Tua, Tingkatkan Kemitraan dan Dengarkan Masukan

    (STIBA.ac.id) Makassar –  STIBA Makassar menyelenggarakan Pengajian Orang Tua Mahasiswa, Ahad (10/09/2023). Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperkuat hubungan kemitraan antara institusi pendidikan dan para orang tua serta untuk mendengarkan masukan yang konstruktif.

    Dalam pengajian tersebut, Ustaz Syaiful Yusuf Lc., M.A. menjadi pemateri utama. Ia menyampaikan materi yang sangat penting terkait dengan keberadaan anak-anak sebagai investasi akhirat bagi para orang tua. Tema ini mencerminkan peran penting orang tua dalam membimbing anak-anak dalam hal pendidikan dan moral.

    Sebelum pemaparan materi pengajian, Ketua STIBA Makassar Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. memberikan sambutan. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan kebijakan dan aturan yang berlaku di STIBA Makassar kepada para orang tua. Dengan demikian, tercipta kesepahaman dan kesamaan persepsi antara institusi dan orang tua dalam hal pembinaan anak-anak.

    Selain itu, kegiatan ini merupakan wadah bagi para orang tua untuk memberikan masukan dan usulan kepada pengelola STIBA Makassar. Ustaz Akhmad mengatakan bahwa STIBA selalu berupaya memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas pendidikan, dan masukan dari orang tua sangat dihargai dalam proses ini.

    Lebih lanjut, Ustaz Akhmad mengatakan bahwa STIBA Makassar mengharapkan dukungan maksimal dari para orang tua dan pengelola untuk bersama-sama membawa institusi ini ke arah yang lebih baik. STIBA Makassar dijuluki sebagai Kampus Dakwah dan Perjuangan, yang berkomitmen untuk membina generasi muda dengan ajaran Islam dan pembelajaran bahasa Arab yang unggul.

    “Kami berharap, sebagai orang yang diamanahkan untuk memimpin STIBA pada periode ini, kerja sama yang baik, kesepahaman yang baik, komunikasi yang baik, insyaallah akan lebih kita tingkatkan sehingga apa yang kita harapkan dalam pembinaan anak-anak kita bisa berjalan dengan baik,” ungkap Ustaz Akhmad.

    Pada periode 2023-2027, STIBA Makassar akan berfokus pada pengembangan. Visi jangka panjang adalah menjadikan STIBA Makassar sebagai pusat pengkajian Islam dan pembelajaran bahasa Arab yang terkemuka di Indonesia. Untuk mencapai cita-cita besar ini, diperlukan langkah-langkah strategis.

    Salah satu fokus utama, menurut Ustaz Akhmad adalah memperbaiki reputasi STIBA Makassar dalam berbagai aspek, termasuk pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pembinaan karakter mahasiswa juga menjadi prioritas utama, mengingat tantangan yang dihadapi oleh generasi muda saat ini, terutama dalam menghadapi arus informasi yang luar biasa.

    Pengembangan karakter mahasiswa dan mahasiswi menjadi penting, mengingat era informasi saat ini di mana segala informasi sangat mudah diakses. STIBA Makassar melihat perlunya upaya untuk memperbaiki dan menjaga karakter civitas academica, termasuk para dosen.

    Dalam kesempatan tersebut, ketua STIBA Makassar juga menguraikan upaya untuk mencapai target ini, STIBA Makassar mengambil inspirasi dari “Karakter 5M” yang menjadi karakteristik lembaga Wahdah Islamiyah secara umum. Karakter 5M tersebut mencakup:

    Mu’min: Membimbing mahasiswa agar memiliki keyakinan (akidah) yang benar, menjalankan ibadah sesuai tuntunan, dan berakhlak baik.

    Mushlih: Mengembangkan mahasiswa yang peduli terhadap diri sendiri dan masyarakat, menjadi agen perubahan yang memperbaiki dunia.

    Mujahid: Mendorong semangat perjuangan dan cita-cita besar dalam memberikan kontribusi signifikan dalam masyarakat.

    Muta’awin: Melatih mahasiswa untuk berkolaborasi dengan berbagai unsur, bahkan dengan yang berbeda pendapat sekalipun.

    Mutqin: Memajukan mahasiswa dalam bidang keahlian masing-masing.

    “Pembinaan karakter ini menjadi salah satu fokus utama STIBA Makassar dalam periode ini. Upaya awal telah dimulai dengan menggabungkan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan,” beber Wakil Ketua Dewan Syariah WI tersebut.

    Ustaz Akhmad juga menyampaikan kepada para orang tua bahwa dengan bergabungnya kedua bidang tersebut maka sistem penilaian tidak hanya berdasarkan prestasi akademik, tetapi juga bagaimana mahasiswa mengikuti pola pembinaan yang ada. Kelulusan di STIBA Makassar akan ditentukan oleh kombinasi prestasi akademik dan pembinaan karakter.

    STIBA Makassar berkomitmen untuk memberikan yang terbaik untuk mahasiswa, dan ini dimulai dengan melakukan pembenahan dari berbagai segi. Dukungan, partisipasi, dan support positif dari para orang tua sangat diharapkan, karena mereka merupakan mitra dalam membina dan membimbing anak-anak mereka di STIBA Makassar.

    Selain itu, ketua STIBA juga berterima kasih kepada para orang tua yang telah berpartisipasi dalam mendukung kegiatan di institusi ini. Meskipun saat ini STIBA Makassar menghadapi defisit sumber daya air, namun semangat untuk memberikan pendidikan berkualitas tidak surut.

    Ustaz Akhmad mengumumkan bahwa STIBA telah berhasil membangun sembilan titik sumur sebagai respons terhadap kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dan beberapa wilayah Indonesia lainnya. Keberhasilan ini dapat dicapai berkat kerja keras dan komitmen STIBA Makassar untuk memastikan pasokan air yang memadai dalam rangka mendukung kegiatan akademik dan kehidupan di kampus.

    Pada kesempatan ini, Direktur STIBA Makassar, Ustad Ahmad Hanafi, menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung inisiatif ini.

    Syukran jazakumullah khairan atas respons yang baik dan luar biasa dari para orang tua. Keberhasilan membangun sumber air baru ini menjadi bukti bahwa kerja sama dan partisipasi dari para orang tua sangat berarti dalam menjalankan kegiatan di STIBA Makassar,” ungkapnya.

    Ketua STIBA juga menekankan pentingnya kerja sama yang baik antara institusi pendidikan, orang tua, dan semua pihak yang terlibat dalam keluarga besar STIBA Makassar. Kebersamaan dalam mendukung pembinaan anak-anak menjadi prioritas utama dalam perjalanan pendidikan.

    Pengajian Orang Tua diikuti oleh para orang tua mahasiswa melalui platform Zoom dan Kanal Youtube STIBA TV. Acara ini diselenggarakan oleh Bagian Humas dan Kerja Sama STIBA Makassar.

  • Bidang Akademik Gelar Workshop Dosen Kreatif: Dosenku Keren, Profesional, dan Menyenangkan

    Bidang Akademik Gelar Workshop Dosen Kreatif: Dosenku Keren, Profesional, dan Menyenangkan

    (STIBA.ac.id) Makassar  – Bidang Akademik STIBA Makassar mengadakan Workshop Dosen Kreatif dengan tema “Dosenku Keren, Profesional, dan Menyenangkan”, Sabtu 16 Safar 1445 H (02/09/2023). Workshop ini dihadiri oleh dosen putra dan putri secara hybrid dengan total jumlah kurang lebih 71 dosen.

    Kegiatan ini diadakan sebagai sarana pengembangan diri dosen dan tenaga pengajar, baik bagi dosen baru maupun sebagai sarana upgrading bagi dosen lama. Kegiatan ini menjadi langkah awal untuk memulai tahun akademik dengan semangat dan pembelajaran yang lebih baik.

    Kegiatan dibuka dengan prolog singkat dari Waka Bidang Akademik STIBA Makassar, Ustaz Dr. Kasman Bakry, M.H.I., yang juga bertindak sebagai pengarah acara sekaligus ketua panitia kegiatan. Dilanjutkan dengan sambutan dan tausiah singkat dari Ketua STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D.

    Dalam sambutannya, Ustaz Akhmad Hanafi mengutip sebuah ungkapan, “Materi ajar penting, tapi metode lebih penting dari materi. Metode penting, tapi pendidik lebih penting dari metode. Pendidik penting, namun ruh pendidik jauh lebih penting.”

    Ia juga menekankan pentingnya para dosen mengikuti pelatihan ini, mengingat pemateri memiliki pengalaman yang relevan dengan institusi mereka.

    Dr. Supriyadi memulai pelatihan dengan mengungkapkan perasaan senangnya bertemu kembali dengan para dosen, terutama mengingat bahwa ia pernah menjadi guru bagi Ustaz Akhmad Hanafi saat masih belajar di Darun Najah.

    Workshop ini merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya yang sudah dilakukan oleh pihak akademik. Sebelumnya, kegiatan serupa telah diadakan secara terpisah, khusus untuk dosen putri pada awal semester ganjil yang lalu. Kendati workshop kali ini lebih difokuskan pada dosen putra, namun dosen putri juga diberi kesempatan untuk mengikuti materi secara online melalui platform Zoom.

    “Tema yang kita angkat dalam pelatihan ini adalah bagian dari pengembangan dosen, yang merupakan salah satu faktor penentu dalam akreditasi. Namun, penting untuk diingat bahwa pengembangan dosen bukan hanya terkait dengan akreditasi. Keterampilan dosen dalam berinteraksi dengan mahasiswa sangat penting, karena bagaimana dosen dapat menarik minat mahasiswa untuk belajar juga menjadi hal yang sangat vital,” ujar Dr. Supriadi.

    Materi pelatihan dibagi menjadi tiga sesi:

    1. Brainstorming persiapan mengajar.

    2. Sosialisasi dan pelatihan format RPS terbaru berbasis OBE (Outcome Based Education).

    3. Sistem evaluasi dan penilaian mahasiswa yang dikemas dalam bentuk pembelajaran aktif.

    Pelatihan ini dimulai dengan memberikan tugas kepada peserta untuk brainstorm dengan kelompok peserta yang bertahap (diskusi efektif yang dicontohkan dalam pelatihan) untuk mengurai pertanyaan, “Apa yang Anda lakukan untuk persiapan mengajar?” Diskusi tersebut kemudian disampaikan oleh setiap kelompok melalui presentasi berformat PPT yang telah dipersiapkan oleh masing-masing kelompok.

    Selain itu, mereka diberikan pelatihan langsung mengenai RPS baru berbasis OBE dan strategi pembelajaran aktif.

    Pelatihan diakhiri dengan sesi evaluasi pembelajaran dan penilaian, yang disajikan dalam format pembelajaran aktif, serta pemaparan strategi pembelajaran. Para peserta diberikan artikel terkait materi dalam bentuk jurnal untuk dibaca, dan kemudian semua peserta terlibat dalam diskusi kelompok untuk membahas hasil diskusi mereka yang dicatat pada kertas karton Manila. Selanjutnya, pemateri memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk menjelaskan hasil diskusi mereka, yang diwakili oleh peserta yang dipilih secara acak oleh peserta sebelumnya. Pada sesi penutupan, pemateri memberikan penjelasan tambahan mengenai strategi pembelajaran.

    Workshop ini diadakan di Ruang Rapat Lantai 4 Rektorat untuk dosen putra, sementara untuk dosen putri melalui platform Zoom. Acara berlangsung dari pukul 08.00 hingga 15.00 Wita.

    Reporter: Irsyad Rafi’

  • Dr. Khoirul Umam Sorot Perbandingan Sistem Pendidikan Pesantren dan Sekuler, Sebut Peran Strategis STIBA Makassar

    Dr. Khoirul Umam Sorot Perbandingan Sistem Pendidikan Pesantren dan Sekuler, Sebut Peran Strategis STIBA Makassar

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar membuka lembaran baru pada Tahun Ajaran 1445—1446 H/2023—2024 M dengan pelaksanaan Kuliah Perdana. Kegiatan ini menandai awal Semester Genap dan melibatkan seluruh komunitas akademik STIBA Makassar.

    Pembicara pada kuliah perdana ini adalah Dr. Khoirul Umam, M.Ec., Wakil Rektor III Universitas Darussalam (Unida) Gontor. Dalam paparannya, Dr. Khoirul Umam membahas perbandingan antara sistem pendidikan pesantren yang bersifat holistik, integratif, dan tauhidik dengan sistem pendidikan sekuler.

    Menurutnya, sistem pendidikan di pesantren menjunjung tinggi kesatuan antara iman, ilmu, dan amal. Pendidikan pesantren mengajarkan akidah, syariah, dan akhlak sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Olah zikir, olah pikir, olah rasa, dan olah raga merupakan bagian integral dari pendidikan pesantren.

    Sementara sistem pendidikan sekular sering kali memiliki dualisme antara ilmu agama dan ilmu umum. Dalam sistem ini, ilmu agama terkadang dipandang hanya sebagai ritual ibadah dan tidak terkait dengan ilmu pengetahuan.

    Dr. Khoirul juga memaparkan isu-isu terkait tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG) dan dampak negatif dari pembangunan yang merusak lingkungan. Ia juga menyoroti pengaruh perusahaan multinasional serta penggunaan teknologi modern yang justru merusak lingkungan.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam konteks permasalahan pembangunan dan ekonomi, penting untuk mempertimbangkan hukum-hukum fikih terkait dengan praktik-praktik yang dapat merusak lingkungan dan masyarakat.

    “Coba yang Prodi Perbandingan Mazhab. Apa hukum dalam fikih terkait pertanian yang merusak tanah? Ini yang perlu dipikirkan jawabannya. Jangan hanya berkutat pada perbandingan mazhab saja, tapi tidak peka terhadap apa yang terjadi di masyarakat. Ulama Fikih itu menyelesaikan masalah umat,” tegasnya.

    Menurutnya, para ahli fikih memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang hukum-hukum yang diberikan oleh Allah, dan keterlibatan mereka dalam pemecahan masalah ekonomi bisa menjadi lebih relevan dan bermanfaat.

    Formalitas dan gelar juga menjadi pembahasan Dr. Khoirul dalam kuliahnya. Menurut Wakil Rektor III Unida ini, formalitas seperti gelar dan ijazah memiliki nilai penting dalam beberapa konteks, terutama dalam pengakuan masyarakat objek dakwah dan reputasi institusi. Namun, pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang suatu masalah tetap menjadi faktor kunci dalam memberikan solusi yang benar.

    Dalam lanjutan materinya, narasumber juga menyebutkan bahwa Al-Qur’an menyebutkan banyak sifat manusia yang menunjukkan kelemahan kita. Sifat-sifat ini seharusnya tidak dijadikan alasan untuk menjadi manusia yang serakah atau egois. Namun humanisme dalam pandangan Barat justru menganggap sifat-sifat ini sebagai bagian dari fitrah manusia. Berbeda dengan Islam yang justru mengingatkan untuk mengendalikan potensi serakah tersebut.

    “Kapitalisme itu apa? Kapitalisme berbasis pada keyakinan bahwa manusia itu makhluk yang serakah. Apakah Al-Qur’an menyebut kita memiliki potensi serakah? Ia, tapi Al-Qur’an menyebutkan hati-hati kamu punya potensi itu, ikutilah aturan supaya kamu tidak serakah,” ungkapnya.

    Dr. Khoirul juga mengatakan bahwa ia mengamati karakteristik peradaban sekuler di Barat yang sering kali muncul dalam bentuk dualisme atau dikotomi. Ada banyak konsep dan ideologi yang tampaknya berlawanan dan berusaha untuk mengatasi satu sama lain, seperti individualisme dan sosialisme, kuantitatif dan kualitatif, empirisisme dan rasionalisme, serta feminisme dan maskulinisme.

    Dalam Islam, menurut Dr. Khoirul, pendekatan yang seimbang dan holistik ditekankan. Al-Qur’an mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki dimensi rohaniah dan jasmani, dan keseimbangan antara keduanya diperlukan untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan. Konsep ini juga tercermin dalam pandangan tentang gender, di mana laki-laki dan perempuan dianggap sebagai pasangan yang saling melengkapi dalam berbagai aspek kehidupan.

    Terkait perbedaan mendasar antara pendidikan modern dan pandangan Islam terhadap manusia, Ustaz Khoirul  mengatakan bahwa pendidikan modern kadang-kadang dianggap mereduksi nilai-nilai manusia menjadi sekadar calon pekerja yang disiapkan untuk industri. Hal ini dikaitkan dengan fokus pendidikan pada penciptaan tenaga kerja yang hanya cocok dengan kebutuhan industri, yang dapat mengarah pada pandangan bahwa manusia hanya dianggap sebagai faktor produksi atau modal.

    Namun, pandangan pendidikan dalam Islam lebih mendalam. Dalam Islam, manusia dianggap sebagai hamba Allah (‘abdullah) yang memiliki tujuan hidup yang lebih tinggi, yaitu untuk mengabdikan diri kepada Allah dan menjadi khalifah-Nya di bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tanggung jawab untuk mengelola bumi dengan sebaik-baiknya, menjaga lingkungan, serta mensejahterakan umat manusia.

    Lebih lanjut, pendidikan dalam Islam menurut Ustaz Khoirul sangat komprehensif. Di pesantren, kita tidak hanya menerima taklim (pengajaran), tetapi juga tarbiah (pembinaan). Dalam kelas, dosen mentransfer pengetahuan (knowledge), tetapi di sisi lain juga ada konsep tarbiah. Di sinilah kita mengayomi, mengarahkan, dan saling membimbing dengan penuh perhatian. Ada proses pemberian bimbingan (ta’dib) untuk membentuk adab. Orang yang memiliki adab mengerti bagaimana menempatkan sesuatu pada tempatnya, bersikap adil, dan tidak zalim.

    “Anak-anak di pesantren akan mengalami proses ta’dib, di mana mereka akan diajar untuk memahami adab dan tata krama dengan baik. Jika mereka melanggar aturan atau tidak menunjukkan adab yang baik, mereka akan mendapatkan teguran atau sanksi. Ini adalah bagian dari proses pembelajaran adab yang benar,” jelas Dr. Khoirul.

    Pada penutup kuliahnya, narasumber menyebutkan satu tantangan utama yang dihadapi saat ini, yaitu adanya kesenjangan antara pendidikan agamis tradisional dan pendidikan sekuler modern dalam masyarakat Islam.

    Model pertama menitikberatkan pada pendidikan agama dengan ilmu umum dianggap kurang relevan. Sebagai contoh, ilmu ekonomi atau politik dianggap haram, padahal dalam fikih terdapat konsep seperti fiqhus siyasah yang berkaitan dengan tata kelola politik dan ekonomi. Fenomena ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam pendidikan.

    Di sisi lain, ada orang-orang yang mendapatkan pendidikan modern dengan ilmu-ilmu umum seperti di sekolah formal. Namun, pendidikan agama yang mereka terima sering kali terbatas pada hal-hal ritual seperti salat dan puasa. Pemahaman mereka tentang agama menjadi sempit, hanya fokus pada aspek-aspek ritual tanpa memahami pandangan hidup yang lebih luas yang diajarkan oleh Islam.

    Ini menghasilkan dua tipe individu dalam masyarakat Islam: yang satu mengerti agama tetapi tidak melek masalah ekonomi, sementara yang lain mengerti ekonomi tetapi tidak memiliki pemahaman agama yang komprehensif. Hal ini menyebabkan ketidaknyambungan dalam membangun peradaban Islam, karena kedua kelompok ini tidak saling melengkapi.

    Di sinilah peran strategis perguruan tinggi seperti STIBA Makassar dalam mengatasi tantangan ini dengan mengintegrasikan kedua aspek tersebut, menciptakan mahasiswa yang memiliki pemahaman holistik tentang Islam dan ilmu-ilmu modern. Mereka diharapkan dapat menggabungkan prinsip-prinsip agama dengan praktik ekonomi yang baik, serta memahami prinsip-prinsip maslahah dalam konteks hukum Islam.

    Dengan pemahaman yang holistik ini, Dr. Khoirul berharap mahasiswa STIBA dapat memainkan peran penting dalam membangun masyarakat Islam yang beradab dan sejahtera. Selain itu, pemahaman dan penguasaan bahasa Arab juga memiliki peran yang krusial dalam memahami ajaran Islam dengan lebih mendalam, terutama dalam memahami Al-Qur’an dan syariah Islam.

  • IAIN Manado dan STIBA Makassar Kukuhkan Perjanjian Kerja Sama

    IAIN Manado dan STIBA Makassar Kukuhkan Perjanjian Kerja Sama

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di bidang Pendidikan Bahasa Arab, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado dan Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab Makassar secara resmi mengukuhkan Perjanjian Kerja Sama, pada Senin (28/08/2023).

    Perjanjian ini ditandatangani oleh Dr. Zainuddin Soga, M.Pd.I., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, yang mewakili Pihak Pertama, dan Dr. Rustam Koly, Lc., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) dari Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar, yang mewakili Pihak Kedua.

    Perjanjian Kerja Sama ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan potensi yang ada pada masing-masing lembaga. Perjanjian ini didasarkan pada prinsip-prinsip saling menghormati kebebasan otonomi, saling membantu peningkatan kualitas kegiatan, dan saling menguntungkan kedua lembaga.

    Ruang lingkup Perjanjian Kerja Sama ini mencakup bidang-bidang seperti pengembangan kurikulum, pengajaran dan praktik profesi keguruan, pengembangan sumber daya manusia dalam bidang Pendidikan dan Pelatihan Bahasa Arab, penelitian, penerbitan karya ilmiah, pengabdian kepada masyarakat, dan bidang-bidang lain yang disepakati oleh Para Pihak.

    Dengan kerja sama ini, IAIN Manado dan STIBA Makassar berharap dapat mencapai visi dan misi masing-masing lembaga dengan lebih efektif. Kedua belah pihak yakin bahwa kerja sama ini akan memberikan manfaat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat di bidang Bahasa Arab.