(STIBA.ac.id) Makassar – Mahasiswa KKN STIBA Makassar Kec.
Bantimurung Alatengae menggelar Kegiatan Tabligh Akbar yang bertema “Menggapai
Kebahagiaan Dunia Akhirat”. Acara ini digelar di Masjid Babul Jannah Pakalli, Desa
Alatengae, Ahad (26/01/20).
Kegiatan yang menghadirkan dosen STIBA Makassar Ustaz Fadlan Akbar, Lc. M.H.I. sebagai pemateri ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang kiat-kiat menggapai kebahagiaan dunia akhirat kepada masyarakat Desa Alatengae.
Camat
Bantimurung Asrul Rifa’i Rachman turut hadir dalam kegaitan ini. Dalam sambutannya
saat membuka acara, Asrul menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada mahasiswa
KKN STIBA Makassar.
“Saya sangat berterima kasih kepada
mahasiswa KKN karena dengan kehadiran mereka masyarakat kami bisa belajar
membaca Alquran dengan baik. Mahasiswa KKN juga banyak mengadakan
kegiatan-kegiatan yang sangat bermanfaat. Inilah yang diharapkan masyarakat
kita sebenarnya,” ujarnya.
Begitupula Imam Desa Alatengae dalam sambutannya
menyatakan dukungannya terhadap program-program kerja yang dicanangkan
mahasiswa, khususnya terkait pembinaan keagamaan masyarakat.
“Bahkan kami sangat senang karena anak-anak
masyarakat kami diajarkan dengan kegiatan-kegiatan Islami yang tentunya
berkaitan dengan Alquran. Kesenangan itu makin bertambah ketika tim KKN sering
mengajak anak-anak jalan-jalan sambil mensyukuri keindahan alam dan membagikan
bingkisan-bingkisan kecil yang sangat berkesan,” kata imam desa.
Mengawali materinya, Ustaz Fadlan Akbar mengajak masyarakat untuk senantiasa
mengharap kebahagiaan dunia dan akhirat. Selain menjelaskan tentang tema yang
disampaikan, Ketua Komisi Usrah dan Ukhuwah Dewan Syari’ah Wahdah Islamiyah tersebut
juga menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta terkait masalah-masalah yang
terjadi pada masyarakat.
Kegiatan ini disambut baik oleh masyarakat setempat. Antusias yang sangat besar dari masyarakat mengikuti kegiatan ini dapat dilihat dari jumlah peserta yang mencapai seratusan orang lebih. Para peserta ini datang dari berbagai dusun seperti Pakalli, Gollae, Bulu Sipong, Baramamase, Bonto Bua, Manjaliling, Tanetea, dan Tanah Takko.
(STIBA.ac.id) Makassar – Mahasiswa KKN STIBA Makassar menyelenggarakan salah satu program kerjanya yaitu Pengajaran TKA/TPA. Di bawah arahan Zulkarnain Alim Said sebagai Koordinator Desa, mereka rutin membina TKA/TPA di enam tempat, yaitu Masjid Al-Mu’minin Tallasa, Mushalla ar-Rahima Tammate, TKA/TPA Ulul Albaab, dan TKA/TPA Nurul Jannah Pattene. Dua di antaranya, yaitu TPA Masjid Ikhwanul Ummah dan Masjid Jabal Uhud baru dibentuk oleh mahasiswa KKN atas permintaan masyarakat.
Pada umumnya, pembelajaran dilakukan
setelah Ashar sampai pukul 17.00. Khusus TKA/TPA di Masjid Jabal Uhud,
pembelajaran dilakukan setelah Magrib. Sedangkan TKA/TPA di Masjid al-Mu’minin
Tallasa dan TKA/TPA di Musholla ar-Rahima dimulai pada pukul 14.00 sampai Ashar. Para pengajar mengatakan waktu siang sengaja
dipilih karena kebanyakan anak-anak takut belajar mengaji jika malam. Selain
tempat para santri yang kebanyakan datang dari jauh, juga harus melewati
kuburan dan jalanan gelap jika ingin pulang.
Selain mengajar, mahasiswa pun
memberikan beberapa yel-yel kepada santri sebelum memulai mengaji, seperti
yel-yel duduk anak saleh, yel-yel sebelum berdoa dan lainnya. Yel-yel ini
sering diulang-ulangi para santri bahkan di jalan saat bertemu mahasiswa.
Ada banyak kesan yang dirasakan oleh
mahasiswa, salah satunya yang dialami oleh Shaleh dan Syukur. Ketika ingin
memulai pembelajaran di TKA/TPA Ulul Albaab yang tempatnya berupa gazebo,
mahasiswa asal Gowa dan Toraja itu terkejut sekaligus takjub. Dari kejauhan,
mereka melihat seorang ibu berlari-lari hingga sampai ke lokasi belajar. Ternyata
ibu tersebut ingin belajar mengaji. Ia
memulai dari Iqro I. Duduk bersama dengan santri lainnya sambil sesekali
menanyakan kepada anaknya yang kebetulan mengaji di tempat itu, bagaimana
pelafalan huruf-huruf di Iqro’-nya. Setiap anak-anak menyetorkan bacaan, ibu
yang bernama Ibu Sanni’ itu juga setia menyimak.
Keseriusan dan kesungguhan mengaji
juga terlihat di Masjid Ikhwanul Ummah, yang sebelumnya tidak ada aktivitas
selain shalat berjamaah dan khotbah. Setelah Nur Iman, Rahmadi, dan Ainul Yaqin
membuka TKA/TPA, masjid itu menjadi ramai. Hari pertama hanya diikuti oleh 7-9
anak. Keesokan harinya jumlah santri melonjak menjadi 30-an orang dan terus
bertambah.
Kesan mendalam juga dialami oleh Tri
Raswan dan Wahyu Kurniawan, mahasiswa
asal Wajo dan Bone terhadap santri-santri TK/TPA yang mereka bina.
Begitulah keseharian yang setiap hari dilakukan oleh mahasiswa. Dengan mengajar TKA/TPA diharapkan mampu memberi suasana baru dan anak-anak lebih rajin mengaji sehingga memutus mata rantai buta baca Alquran di Desa Minasabaji.
(STIBA.ac.id) Makassar – Mahasiswa KKN STIBA Makassar Kec. Bantimurung desa Mangeloreng menggelar Kegiatan Gerakan Masyarakat Berobat Islami (GEMA) yang bertemakan “Mengenal Pengobatan Warisan Nabi”. Acara ini dirangkaikan dengan Terapi Bekam Gratis di Masjid Al-Musafir, Soddang Jaya, desa Mangeloreng, Ahad (19/01/20).
Kegiatan yang menghadirkan Kepala Klinik STIBA Makassar Ustaz Ibrahim Rauf Mande, S.Kep., Ns., CWCCA., S.H. sebagai pemateri ini bertujuan untuk mengenalkan pengobatan Bekam dan Ruqyah kepada masyarakat desa Mangeloreng.
Kegiatan ini disambut baik oleh masyarakat setempat, seperti Alkanuddin selaku Babinsa Desa Mangeloreng yang juga ikut serta dalam kegiatan tersebut. Begitupula Imam Desa Mangeloreng dalam sambutannya menuturkan, “Kami sebagai imam desa di Mangeloreng senantiasa mendukung dan memberi kesempatan yang luas kepada adik-adik KKN STIBA untuk melakukan program-programnya terutama dalam hal pembinaan keagamaan masyarakat, bahkan kami senantiasa menunggu kedatangan adik-adik KKN STIBA untuk membantu kami di tempat ini,” ujarnya.
Mengawali materinya, Ustaz Ibrahim mengajak masyarakat untuk menjadikan bekam dan ruqyah syariyyah sebagai wasilah untuk mendapatkan kesembuhan dari Allah Subhanahu wa Taala sebelum menempuh jalan lain, seperti berobat ke dokter atau rumah sakit.
Selain menjelaskan tentang bekam dan ruqyah, ustadz Ibrahim juga mengajarkan cara berobat dengan menggunakan obat-obat herbal alami seperti tanaman-tanaman sekitar yang bisa digunakan.
Setelah Ustaz Ibrahim menjelaskan materi-materinya, mahasiswa KKN STIBA Makassar Desa Mangeloreng memulai terapi bekam secara gratis.
Masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Dapat dilihat dari banyaknya peserta yang ikut dalam kegiatan ini khususnya dalam kegiatan terapi bekam secara gratis.
STIBA.ac.id) Makassar – Bagian Administrasi Kemahasiswaan bekerjasama dengan Bagian PGM (Pengembangan Generasi Muda) Muslimah Wahdah Pusat sukses menyelenggarakan Basic Leadership Training (BLT) dan Up Grading, (16-19/01/2020).
Kegiatan ini dibuka pada Kamis, (16/01/2020). Menghadirkan seluruh pengurus UKM di bawah Bagian Keputrian STIBA Makassar serta trainer dari Muslimah Wahdah Pusat. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan inti. Kegiatan BLT I dilaksanakan pada hari Kamis dan Jumat, BLT II pada hari Sabtu dan Up Grading pada hari Ahad sekaligus menutup seluruh rangkaian kegiatan.
Kegiatan Basic Leadership Training (BLT) mengusung tema “Membentuk Karakter Da’iyah yang Amanah dan Berintegrasi sebagai Pelanjut Risalah Islam” dan dibawakan oleh trainer dari Muslimah Wahdah Pusat. Kegiatan ini dilaksanakan untuk membekali calon pengurus mengenai kepengurusan sehingga mereka siap melanjutkan dakwah dan risalah Islam.
Adapun Up Grading mengusung tema “Karena Kejayaan Berawal dari Pejuang Cerdas, Amanah dan Profesional” yang dibawakan oleh pemateri dari Muslimah Wahdah Pusat. Tujuan dilaksanakan kegiatan ini ialah menambah tsaqafah pengurus tentang keorganisasian dan memahamkan kepada seluruh pengurus akan pentingnya tanzhim dalam kepengurusan.
Salah satu pesan yang disampaikan oleh Ustazah Armida, Lc., Kepala Bagian Keputrian STIBA Makassar pada acara pembukaan adalah seorang penuntut ilmu tidak sepantasnya mencukupkan dirinya untuk menuntut ilmu saja tapi ia seharusnya berani mensyiarkan ilmu yang telah dituntutnya tersebut.
Pesan dan kesan yang disampaikan oleh salah satu peserta melalui rangkaian kegiatan BLT I, BLT II, dan Up Grading bahwa ia bisa mengenal pengurus-pengurus yang baru ia temui diperiode baru ini serta ukhuwah mereka menjadi lebih erat. Pesannya agar sesama pengurus UKM harus saling men-support satu sama lain karena tujuannya sama, bertemu karena iman, bertahan karena tekad dan berpisah karena umat.
(STIBA.ac.id) Makassar – Masjid Kampus STIBA Makassar diberi nama Masjid Anas bin Malik. Masjid dengan jumlah imam 21 orang dan 25 muazin ini berukuran 25 x 25 m dan berlantai dua. Diperkirakan, masjid kampus ini mampu menampung 1.500 jamaah. Dengan potensi jumlah mahasiswa yang telah mencapai 1.800-an, dan puluhan di antara mereka adalah hafizh Alquran 30 juz, wajar jika masjid ini memiliki banyak imam. Imam dan muazin di Masjid Anas bin Malik dipergilirkan setiap hari. Rata-rata mereka mendapatkan jadwal imam hanya sekali dalam sepekan. Banyak pula imam dan muazin masjid yang diketuai oleh Ustaz Muhammad Yusran Anshar ini yang lulus studi ke berbagai perguruan tinggi di Timur Tengah. Salah satunya adalah Universitas Qashim Arab Saudi. Tiga di antaranya bahkan mendapat kehormatan menjadi imam salat rawatib di Masjid Asrama Mahasiswa Universitas Qashim. Ketiganya adalah Muhammad Arsyad Basri, Idris Ridwanul Haq, dan Muhammad Fakhrun Syihab. Arsyad mendapat jadwal imam setiap hari Kamis. Sementara Fakhrun dan Idris di hari Jumat dan Sabtu. Meski tak lagi berstatus mahasiswa STIBA, Arsyad, Idris, dan Fakhrun di bulan Ramadhan kerap mendapat amanah imam salat tarwih di Masjid Anas bin Malik. Belum lama ini Arsyad telah menyelesaikan studinya di Universitas Qashim. Ia kini telah kembali ke tanah air dan bergabung sebagai pengelola di STIBA Makassar. Amanah yang diembankan kepadanya adalah sebagai muhaffizh atau pembina halaqah Alquran di STIBA Makassar.
(STIBA.ac.id) Pangkep – Pasca persiapan fisik selama satu semester, calon anggota muda Mapala STIBA Makassar mengikuti Diklatsar IV yang dilaksanakan pada Jumat-Ahad (17-19/01/2020) di Gunung Bulu Sorongan, Kecamatan Parenreng Kabupaten Pangkep. Kegiatan Diklatsar IV kali ini diikuti 28 mahasiswa STIBA Makassar yang sebelumnya telah lolos mengikuti seleksi penerimaan calon anggota baru.
Diklatsar IV bertema
“Menyongsong Kejayaan dengan Perjuangan” ini dibuka oleh Ustaz Muh.
Ridwan S.Pd. selaku perwakilan dari Bagian Administrasi Kemahasiswaan (BAK)
STIBA Makassar. Dalam sambutannya, ia
berharap agar UKM Mapala mampu mencetak kader yang berilmu, patuh, teratur, dan
siap berkorban sebagaimana visi Mapala STIBA.
Kegiatan Diklatsar IV diawali dengan
berjalan kaki sejauh 6 km dari jalan poros Kabupaten Pangkep menuju Desa
Parenreng. Desa ini merupakan basecamp dan titik awal pendakian menuju puncak
Bulu Sorongan. Pendakian dimulai pukul 20.00 WITa dan sampai puncak pada pukul
24.00 WITa.
Seluruh peserta sebelumnya sudah
dibekali dengan persiapan yang matang, seperti pembekalan mengenai pendakian,
kewaspadaan, kesigapan, dan kesiapan fisik untuk mengikuti kegiatan ini.
Berbagai jenis agenda kegiatan dilaksanakan oleh panitia seperti manajemen
waktu, BPBD, tali-temali, pengenalan alat SAR, dan materi lainnya.
Kegiatan ini juga diikuti oleh
pembina Mapala STIBA Makassar Ustaz Syandri Syaban, Lc., M.Ag. Dalam
motivasinya ia mengatakan bahwa inti dari setiap kebaikan itu bukan dilihat
dari awalnya tapi bagaimana mengakhiri kebaikan tersebut.
“Demikian halnya kebersamaan di Mapala ini. Bukan hanya pada kegiatan-kegiatan besar seperti ini tapi yang lebih penting dari itu adalah kehadiran kita dalam latihan-latihan rutin yang dilaksanakan Mapala tiap pekannya,” ujar Ustaz Syandri.
(STIBA.ac.id) Gowa – Sejumlah tokoh masyarakat Desa Sicini Kecamatan Parigi Kabupaten Gowa berkumpul di kantor desa. Kehadiran mereka dalam rangka mendengarkan pemaparan program kerja mahasiswa KKN STIBA Makassar yang digelar hari itu, Senin (13/1/2020).
Tampak hadir Kepala Desa Sicini,
imam desa, imam-imam dusun, Karang Taruna, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh
pemuda, para kepala sekolah, guru-guru, ketua RT/RW serta pengurus PKK, dan majelis
taklim ibu-ibu.
Kepala Desa Sicini Risal Saido, S.E.
dalam sambutannya mengatakan terkesan dengan kehadiran mahasiswa KKN STIBA
Makassar di Desa Sicini. Ia menilai perilaku mahasiswa tersebut mencerminkan
keimanan dan ketakwaan serta adab dan perilaku yang baik.
“Setiap kedatangan mereka
begitu sangat luar biasa. Kenapa seperti itu Bapak, Ibu, hadirin yang saya
hormati? Tentu berbicara agama, akhlak, dan pendidikan budi pekerti dan
sebagainya, anak STIBA tak perlu diragukan karena mereka terdidik dari segi
agama, dari segi pendidikan umum dan sebagainya. Mereka tak perlu diragukan,”
tutur Risal.
Ia juga berharap agar program kerja
yang sudah diprogramkan mahasiswa KKN bisa berjalan dan selesai tepat waktu,
“Jangan melakukan program yang terlalu berat, mengingat cuaca yang sangat
ekstrem ini. Maka buatlah program yang Anda kuasai dan bisa diselesaikan tepat
waktu,” tambahnya.
Arifin selaku Koordinator Desa
Sicini dalam sambutan dan pemaparan program kerjanya mengucapkan terima kasih kepada
kepala desa dan masyarakat yang telah menerima mereka dengan baik.
Harapannya, semoga bisa melanjutkan
kenangan baik KKN sebelumnya dan tidak mengecewakan masyarakat Sicini.
“Kami berharap semoga kedatangan
kami memberikan manfaat dan mampu melanjutkan kesan baik senior kami sebelumnya.
Semoga kami tidak mengecewakan masyarakat. Dan kami tentu memohon bantuan masyarakat
sekalian untuk merealisasikan serta membantu jalannya program kerja kami,”
ujar Arifin.
Harapan besar dari warga desa mereka
sampaikan dalam kesempatan itu. Sebutlah Nasaruddin, Kepala Dusun Parangtangaya,
ia sangat ingin agar mahasiswa mengajar di Madrasah Aliyah, minimal
dipergilirkan tiap hari.
“Kami berharap, minimal
mahasiswa STIBA juga bisa mengajar di Aliyah, karena di sana sangat minim atau
bahkan tidak ada guru yang bisa mengajar,” katanya.
Salah seorang tokoh agama dan
pengajar di Desa Sicini, Hasin, S.Pd.I juga memberikan saran dan nasihat kepada
mahasiswa KKN STIBA Makassar untuk tetap semangat.
“Semoga adik-adik ini tetap
semangat dalam menjalankan program kerja. Sebagai pengingat saja, mahasiswa KKN
sebelumnya begitu semangat dalam mengajar meskipun diguyur hujan,” kata
Hasin.
Beda lagi yang disarankan oleh Nur.
Iksan, S.H. selaku tokoh pemuda dan Wakil Ketua Karang Taruna. Iksan berharap
agar perbaikan bacaan untuk para pemuda dan imam serta taklim malam Jumat di
masjid bisa terselenggara.
“Saya juga masih belajar dan
berharap agar perbaikan bacaan untuk para imam juga bisa diadakan. Demikian
pula dengan taklim malam Jumat, semoga bisa segera direalisasikan,” harapnya.
Mewakili kaum ibu-ibu, Hj. Sukmawati
Risal selaku Ketua TP. PKK dan ketua majelis taklim di Desa Sicini berharap ada
tenaga bantu untuk ibu-ibu berupa pengajaran dan perbaikan bacaan Alquran.
“Kami itu majelis taklim
ibu-ibu sering mengadakan pertemuan rutin, namun masih butuh untuk diajari dan
diperbaiki bacaan Alqurannya. Terlebih lagi pengenalan huruf-huruf hijaiyah,
terkadang kita tahu hurufnya namun belum mengenal persis bagaimana cara
penyebutannya. Untuk itu ibu-ibu juga butuh untuk diajar Dirosa,” ujarnya.
Harapan berbeda dikemukakan oleh Samsul
Tompo, imam dusun dan pengajar TK/TPA. Samsul menaruh harapan terhadap KKN
STIBA Makassar, sebab jumlah TK/TPA yang berada di desa Sicini ada enam dan ia
berharap minimal bisa terisi dan disentuh oleh mahasiswa STIBA Makassar.
“Jumlah TK/TPA di Desa Sicini
ada enam, kami harap adik-adik KKN STIBA Makassar ini bisa membagi kelompok
untuk memaksimalkan pengajaran kanak-kanak di desa ini,” ujarnya.
H. Abdul Khaliq, salah seorang tokoh
agama di desa tersebut memberikan masukan agar fokus mempertimbangkan program
kerja yang jauh lebih utama mengingat waktu yang sangat singkat untuk
menyelesaikan program kerja yang ada.
Kepala Sekolah di Desa Sicini,
Nurdin dan Fahri S. Pd.I selaku imam dusun juga turut menunjukkan antusiasnya dengan
memberikan masukan, dan beberapa pertimbangan.
Tahun ini jumlah mahasiswa KKN STIBA Makassar di desa Sicini sebanyak sembilan orang laki-laki.
(STIBA.ac.id) Gowa – Seusai
melaksanakan rapat rutin, mahasiswa KKN STIBA di Desa Balassuka menuju Kantor
Desa Balassuka yang berlokasi di Jln. Melati no. 1 Lembangteko guna menggelar
Seminar Program Kerja, Selasa (14/01/2020).
Dalam sambutannya, Kepala Desa
Balassuka Abd. Malik menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak STIBA
Makassar yang telah memberikan kepercayaan dan mengutus mahasiswanya ke wilayahnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Desa Ballasuka ini juga
berpesan kepada mahasiswa agar ucapan terima kasihnya itu disampaikan kepada ketua
STIBA.
“Alhamdulillah, meski baru hari
ini mengadakan seminar, tapi bukan berarti hari ini baru mulai bekerja. Begitu
datang, sudah langsung beraktivitas”, ungkap kepala desa.
Ia juga mengatakan dalam sambutannya
bahwa mahasiswa STIBA betul-betul berbeda dengan mahasiswa kampus-kampus yang
ada di Makassar.
Khusus program belajar Alquran untuk
orang dewasa, ia menyatakan rasa salutnya, “Karena selama ini yang
dilakukan hanya untuk anak-anak, dan saya lihat antusias dari ibu-ibu
utamanya”, tuturnya.
Abdul Malik berharap agar para
mahasiswa STIBA menjalin kerja sama dan komunikasi yang baik dengan semua pihak
selama di Desa Balassuka. Juga bersinergi dengan IPM (Ikatan Pelajar
Muhammadiyah) dalam mengusung dakwah di Desa Balassuka.
Acara ini ditutup dengan sesi tanya
jawab oleh para tamu undangan.
Nasruddin selaku Ketua BPD Desa
Balassuka mengapresiasi mahasiswa KKN STIBA Makassar. Ia berkata, “Sudah
bertahun-tahun ada masuk KKN di Desa Balassuka, tapi baru kali ini
kelihatannya, semoga membawa berkah, tidak sama dengan KKN-KKN yang lain. Tentunya
bahwa mahasiswa ini adalah ustaz semua,” ujarnya.
Di bagian akhir sambutannya, ia mengungkapkan
harapannya agar mahasiswa membuat program yang menyasar kepada pendidikan
akhlak anak-anak muda.
Sementara Muh. Akbar, Ketua IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) yang turut memberikan sambutan, berharap kepada mahasiswa KKN STIBA yang dipimpin Ibnu Hajar ini agar dibuatkan program-program pelatihan untuk para remaja di Desa Balassuka.
(STIBA.ac.id) Maros – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sekolah
Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar Angkatan III menggelar
seminar program kerja di Kantor Desa Mangeloreng Kecamatan Bantimurung
Kabupaten Maros, Selasa (14/01/2020).
Seminar ini diadakan dalam rangka
pemaparan program kerja mahasiswa KKN STIBA.
Hadir dalam seminar ini kepala desa beserta staf, ketua BPD, Babinsa, kepala
dusun, imam masjid dan imam dusun, serta kepala RT se-Mangeloreng.
Koordinator Desa Mahasiswa KKN STIBA
Makassar Angkatan III 2020 Desa Mangeloreng Agus Miranto dalam sambutannya
menyampaikan terima kasihnya kepada seluruh masyarakat atas sambutan mereka.
“Kami berterima kasih kepada seluruh
masyarakat yang telah menyambut kami dengat sangat baik dan menerima kehadiran
kami di desa Mangeloreng untuk tinggal dan mengaplikasikan ilmu yang telah kami
dapatkan selama kuliah serta belajar untuk mengabdi atau bermasyarakat di desa
ini,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan bahwa kampus asalnya
yaitu STIBA Makassar mengajarkan ilmu-ilmu keislaman. Karenanya,
program-program selama KKN lebih ditekankan terhadap hal-hal terkait agama.
Ketua BPD, H. Musa dalam sambutannya
sangat bersyukur atas kehadiran Mahasisswa KKN STIBA Masyarakat di Desa
Mangeloreng.
“Semoga kehadiran Mahasiswa KKN
STIBA dapat membawa perubahan terhadap desa ini terlebih lagi dalam perubahan
dalam sisi ilmu keislaman,” tuturnya.
Muhammad Darwis, S.E. selaku kepala
desa dalam sambutannya juga merasa sangat bersyukur dengan kehadiran mahasiswa
KKN STIBA Makassar di Desa Mangeloreng.
“Marilah kita sama-sama memberi
dukungan kepada adik-adik kita dari STIBA Makassar,” harapnya.
Usai kepala desa membuka acara dengan resmi kemudian kordinator desa memulai pemaparan program-program kerja yang akan dilaksanakan yang berjumlah 25 program kerja, meliputi Dirosa, mengajar TK/TPA, pelatihan penyelenggaraan jenazah, taklim Qur’ani, klinik bekam, dan lain-lain.
(STIBA.ac.id) Makassar – Ketua STIBA Makassar Ustaz Ahmad Hanafi, Lc., M.A., Ph.D. menghadiri Forum Internasional IV Pionir Pembangunan Sosial di Hotel De Palma Kuala Lumpur, Malaysia, Ahad—Kamis (12—16/01/2020). Tema yang diangkat dalam forum kali ini adalah “Pengembangan Sumber Daya Keuangan dan Wakaf”.
Peserta forum berasal dari sembilan negara Asia. Selain Malaysia dan Indonesia, peserta juga berasal dari Australia, Thailand, Filipina, India, Srilanka, Nepal, dan Kamboja.
Mengawali acara, Syekh Saleh bin Saad az-Zuman, Direktur Jenderal MS Asia selaku penyelenggara mengatakan dalam sambutannya bahwa MS Asia sudah bertekad untuk menyelenggarakan forum semacam itu. Hal ini diharapkan menjadi bentuk dukungan terhadap kegiatan-kegiatan sosial dan pendidikan di kawasan Asia. Dukungan ini bisa dalam bentuk ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman kerja.
Syekh Saleh berterima kasih kepada Universitas Islam Internasional Malaysia atas partisipasinya dalam forum tersebut. Ucapan yang sama juga ia sampaikan kepada para pakar dari Muassasah Istitsmar al-Mustaqbal Arab Saudi atas partisipasi mereka dalam menyelenggarakan daurah dan penawaran ilmiah.
Profesor Walid Fares, Direktur Institut Internasional untuk Persatuan Dunia Islam di Universitas Islam Internasional turut memberikan pidato sambutan. Ia berbicara selama pidatonya mengenai tantangan keuangan yang dihadapi oleh banyak lembaga. Pujian terhadap tema dan isi forum juga ia sampaikan karena dianggap relevan dengan tantangan ini.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Syekh Sultan ad-Duwaisy, CEO Yayasan al-Istitsmar al-Mustaqbal Arab Saudi. Ia menekankan pentingnya forum ini dan dampak positifnya pada kegiatan-kegiatan sosial.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Syekh Dr. Saleh Mubarak Bazid, CEO Yayasan Sosial Namaa’ dan sejumlah dosen dari berbagai universitas.
Ustaz Ahmad Hanafi bersama Ustaz Aswanto M. Takwi (dosen STIBA Makassar)