Kategori: Feature

  • Keterbatasan Fisik Tak Halangi Semangat Alumni STIBA Ini Berdakwah di Daerah yang Jauh

    Keterbatasan Fisik Tak Halangi Semangat Alumni STIBA Ini Berdakwah di Daerah yang Jauh

    (STIBA.ac.id) Payakumbuh –  Fisik yang kuat tak menjadi syarat utama menjadi seorang dai. Aktivitas di medan dakwah memang kadang menguras banyak tenaga. Apalagi jika dai tersebut harus aktif membina dan punya setumpuk kegiatan. Pagi hingga malam hari. Namun niat yang ikhlas dan kecintaan terhadap sesama itulah yang menjadikan seoarang dai mampu bertahan di tengah beratnya amanah menjadi seorang dai.

    Seperti yang terjadi pada Supardi, alumni STIBA Makassar yang diutus ke Payakumbuh Sumatera Barat. Keterbatasan pada fisiknya tidak menciutkan nyalinya menerima amanah dari DPP Wahdah Islamiyah diutus ke daerah yang jauh dari kampung halamannya.

    “Keinginan saya berdakwah atas motivasi hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Seseorang mendapat hidayah Allah melalui engkau, maka hal itu lebih baik bagimu dari seekor unta merah,” ujar Supardi.

    Ia juga mengutip firman Allah, “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri).”

    Di samping motivasi keutamaan berdakwah, hal lain yang juga memberi dorongan kuat baginya untuk berdakwah adalah keinginannya untuk menjadi anak saleh dan bisa berbakti kepada kedua orang tuanya.

    “Kegiatan sehari-hari saya di daerah tugas adalah mengajar ibu-ibu dan bapak-bapak yang belum lancar membaca Alquran setiap bakda Magrib dan Isya di beberapa masjid. Kemudian di pagi hari Senin dan Jumat menjadi guru bimbingan ekskul tahfizh di SMA,” kata bujang asal Bone tersebut.

    Supardi melanjutakan, sebagian orang tua juga meminta untuk diajar di rumah (private). “Alhamdulillah kami jalani siang dan malam dengan ikhlas dan berharap rida ilahi,” tuturnya.

    Dakwahnya bisa diterima berbagai lapisan masyarakat adalah hal yang sangat berkesan bagi Supardi. Tapi bisa menyentuh orang-orang yang sangat membutuhkan pengajaran Alquran hingga mereka terharu sembari bersyukur ketika diajarkan Alquran kepada mereka adalah hal yang paling berkesan.

    “Respons masyarakat hampir semuanya positif. Mereka saling mengabarkan jika ada yang ingin belajar membaca Alquran,”  tambah Supardi.

    Kultur budaya di tanah Minang masih sangat kental. Karenanya Supardi dalam berdakwah terlebih dahulu melakukan pendekatan yang baik. Ia pun menyampaikan dakwahnya  dengan santun dan menjauhi sikap ekstrem.

    Tentang masalah pada fisiknya, Supardi mengisahkan bahwa menurut bapaknya, ia pernah jatuh pada usia balita dengan kepala tertancap di dalam lumpur.  Di usia anak-anak pun ia beberapa kali terjatuh. Pernah dari tangga bahkan jatuh ke dalam sumur.

    “Alhamdulillah saya bersyukur Allah masih memberikan kesempatan kepada saya untuk hidup dan menikmati kebesaran dan keagungan-Nya. Dan yang membuat saya bertahan dengan fisik seperti ini adalah saya yakin pada Allah di setiap kekurangan pasti ada kelebihan yang Allah berikan kepada hamba-Nya,” ungkap Supardi.

    Kecintaannya terhadap dakwah dan masyarakat Payakumbuh yang menjadi objek dakwahnya membuat Supardi memutuskan untuk tetap tinggal dan melanjutkan dakwah di tempat tersebut, kendati masa tugasnya telah berakhir.

    Supardi bersama Datuk Afdal Tabrani Datuak Nagari
  • Hampir Frustrasi karena Stroke, Ibu Ini Terhibur Sering Dikunjungi Mahasiswi KKN STIBA di Kelurahan Kalabbirang

    Hampir Frustrasi karena Stroke, Ibu Ini Terhibur Sering Dikunjungi Mahasiswi KKN STIBA di Kelurahan Kalabbirang

    (STIBA.ac.id) Maros – “Jumat Berkah” merupakan salah satu program unggulan mahasiswa KKN di Kelurahan Kalabbirang Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros. Berbagi kue yang diadakan setiap hari Jumat ini, selain untuk berharap pahala juga bertujuan untuk memperat hubungan silaturahmi antara mahasiswa dengan  masyarakat setempat. Kegiatan ini berpusat di RW 1 Pakalu dan RW 2 Tompo Balang.

    Salah seorang ibu rumah tangga bernama Aisyah menyampaikan kesannya kepada Hartati, mahasiswi KKN STIBA Makassar. Ibu Aisyah sudah dua tahun terkena stroke. Ia bahkan sudah hampir frustrasi karena kondisinya itu.

    “Saya merasa tidak berdaya. Tidak bisa melakukan aktivitas seperti yang dilakukan oleh ibu rumah tangga pada umumnya. Ditambah lagi letak rumah saya yang berada di pinggir sawah, membuat saya merasa kesepian. Alhamdulillah mahasiswi KKN STIBA Makassar, sering berkunjung ke rumah, hingga rasa kesepian itu perlahan terobati,” tutur Ibu Aisyah.

    Ibu Aisyah menambahkan, mahasiswa KKN STIBA sering membagikan kue kepada masyarakat setempat, termasuk dirinya.

    Warga lain bernama Suherman juga mengapresiasi program ini.

    ”Kami mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa KKN STIBA Makassar, karena telah mengadakan program “Jumat Berkah” dengan membagikan kue untuk masyarakat. Tentunya, secara tidak langsung mengingatkan kepada kami akan pentingnya berbagi, karena dengan berbagi akan memperat hubungan silaturahmi antartetangga,” ujar Suherman.

    Ia berharap agar program ini dapat memotivasi masyarakat terutama masyarakat  Pakalu Kelurahan Kalabbirang untuk lebih peduli terhadap sesama dan lebih giat dalam besedekah.

    Sebulan berada di lokasi KKN Posko Kelurahan Kalabbirang, mahasiswa STIBA telah melakukan banyak kegiatan. Di antaranya adalah:

    Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah

    Seperti dilaporkan oleh Hudzaifah Hizburrahman, Kegiatan ini terlaksana pada hari Sabtu (01/02/2020) di Masjid Nurul Muttaqin Pakalu. Walau diguyur hujan deras sejak dini hari, tidak menjadi penghalang bagi masyarakat untuk hadir dalam acara tersebut. Terutama jamaah binaan mahasiswi dari kalangan ibu-ibu.

    Turut hadir Muhammad Hasan selaku Lurah Kalabbirang, Ketua MUI Bantimurung Drs. H. Abdul Latif Kulle, perwakilan Polsek dan Koramil Bantimurung, dan Muslimah Wahdah Daerah Maros.

    Materi pelatihan disampaikan oleh Ustaz Asri, Lc., M.A., salah seorang dosen STIBA Makassar. Ia membawakan materi yang berjudul “Kematian Adalah Sebuah Kepastian” sekaligus menjelaskan tata cara penyelenggaraan jenazah.

    Ketua MUI saat menyampaikan sambutan memaparkan bahwa selama menjabat sudah mendapatkan banyak kepercayaan warga (63 pammali’) dalam proses penyelenggaraan jenazah, harapannya agar program ini bisa menjelaskan lagi ke warga setempat tentang hal tersebut.

    “Adat kalau sudah menyalahi agama tidak bisa dijadikan landasan hukum, karena pasti sangat bertolak belakang. Dengan adanya acara ini semoga bisa memahamkan masyarakat dan bermanfaat untuk masyarakat,” ujar Lurah Kalabbirang.

    Iptu Mappiare Kapolsek setempat berujar setelah mendapatkan jawaban yang memuaskan dari pemateri, “Saya sudah beberapa kali hadir dalam pelatihan seperti ini dan saya selalu menanyakan pertanyaan ini, namun baru kali ini saya puas setelah mendapatkan jawaban dari ustaz,” katanya.

    Setelah penyampaian materi dari Ustaz Asri, jamaah laki-laki dan perempuan dipisah ketika proses praktik penyelenggaraan jenazah. Jamaah laki-laki dipandu oleh Ahmad Arfah Mansyah (Mahasiswa STIBA) dan Ketua MUI Bantimurung,  sedangkan jamaah perempuan dipandu oleh mahasiswi STIBA dan Muslimah Wahdah Daerah Maros.

    Mengajar di beberapa sekolah

    Huzaifah juga melaporkan bahwa setiap hari jadwal mereka selalu penuh dengan kegiatan mengajar di sekolah-sekolah.

    “Sekarang sudah lima sekolah yang ditangani langsung oleh mahasiwa KKN STIBA, yaitu TK-IT & SD-IT Rabbami, SD 121 Bantimurung, SMP 4 Bantimurung, MTs & MA. Ponpes Firdaus, dan SMK 2 Maros. Melalui pengajaran ini, kami juga mengajak para siswa untuk meramaikan program yang lain seperti belajar tahsin, Dirosa, dan bahasa Arab secara gratis, taklim, dan lainnya,” ujar Huzaifah.

    Nasir, salah seoarang  guru agama di SMP 4 Bantimung mengatakan bahwa kedatangan mahasiswa STIBA sangat mereka nantikan. Menurutnya, kehadiran mahasiswa sangat membantu pengajaran di sekolahnya, mengingat kondisi sekolah yang masih minim guru agama.

    Begitu pula testimoni dari Martono sebagai guru agama di SMK 2 Maros, ia mengatakan, “Di sini hanya ada dua guru agama untuk 24 kelas’ Jadi kehadiran mahasiswa sangat membantu kami. Apalagi mahasiswa STIBA yang berlatar belakang kampus Islam dan mempunyai keilmuan yang memumpuni untuk mengajar.”

    “Program ini kami jadikan sebagai ajang mencari pengalaman dalam mengajar sekaligus mengetahui bagaimana karakter siswa yang berbeda-beda tingkatan sekolah TK sampai SMK,” kata Irfansyah mahasiswa KKN STIBA Makassar.

  • Bakti Sosial dan Khitanan Massal, Program Unggulan Mahasiswa KKN Desa Tukamasea

    Bakti Sosial dan Khitanan Massal, Program Unggulan Mahasiswa KKN Desa Tukamasea

    (STIBA.ac.id) Maros – Mahasiswa KKN STIBA Makassar Angkatan III semakin gencar melaksanakan program kerja mereka. Waktu tersisa yang kurang dari dua pekan lagi mengharuskan mereka bergerak lebih cepat.

    Di Posko KKN Desa Tukamasea Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros, mahasiswa KKN STIBA Makassar baru-baru ini menggelar Tabligh Akbar dan Bakti Sosial yang dirangkaikan dengan khitanan massal untuk anak perempuan, Ahad (02/02/2020).

    Acara yang diadakan di Masjid Miftahul Khairat Dusun Bontokappong Desa Tukamasea ini turut dihadiri oleh Kepala Desa Tukamasea dan memberikan sambutan singkat untuk para hadirin.

    Dalam sambutannya, ia memberi tanggapan terhadap berbagai aktivitas mahasiswa KKN di desa tersebut.

    “Adik-adik KKN telah banyak melakukan aksi. Seharusnya saya ikut hadir dalam kegiatan penghijauan kemarin namun karena satu dan lain hal akhirnya saya tidak bisa hadir. Saya mengharapkan agar pohon-pohon yang sudah ditanami oleh adik-adik KKN bisa dijaga,” ujar Makmur mengimbau warganya.

    Ustadz Ir. Iskandar Kato M.Si., Kepala Puslitbang Wahdah Islamiyah selaku pemateri dalam acara ini, mengingatkan para hadirin akan pentingnya menuntut ilmu.

    “Cinta berasal dari keimanan, dan cara yang paling efektif untuk meningkatkan keimanan adalah dengan ilmu,” nasihat dosen STIBA Makassar tersebut kepada hadirin.

    Para hadirin antusias menyimak penyampaian materi. Terbukti dengan banyaknya peserta yang melontarkan pertanyaan kepada pemateri dalam sesi tanya jawab.

    Kesempatan yang baik ini, dimanfaatkan oleh Muazzin selaku ketua panitia dalam acara ini untuk menyosialisasikan event Festival Santri dan Silaturahmi Anak Shaleh.  Kegiatan yang dikhususkan untuk anak-anak ini rencananya akan segera diadakan oleh Mahasiswa KKN III Desa Tukamasea.

    “Tujuan kami mengadakan perlombaan ini, bukan untuk mengetahui siapa yang juara akan tetapi untuk melatih mental dan keberanian adik-adik kita. Karena mental dan keberanian itu dibina sejak masa kecilnya,” ujarnya.

    Rumah Ibu Hj. Wati yang berlokasi di samping Masjid Miftahul Khairat menjadi lokasi acara khitanan massal. Sementara yang bertugas sebagai pengkhitan adalah Kasriani Amd.Keb.

    Reporter: Tim Dokumentasi KKN Tukamasea

  • Cek Kesehatan Plus Obat Gratis di Bakti Kesehatan Muslimah KKN Posko Desa Mattoangin

    Cek Kesehatan Plus Obat Gratis di Bakti Kesehatan Muslimah KKN Posko Desa Mattoangin

    (STIBA.ac.id) Maros –  Mahasiswi  KKN III Desa Mattoangin menggelar kegiatan Bakti Kesehatan Muslimah, Ahad (02/02/2020). Kegiatan ini digelar dalam rangka mengedukasi para muslimah terkait pola hidup sehat secara islami. Di samping itu juga sebagai ajang silaturahmi muslimah Desa Mattoangin Kec. Bantimurung.

    Kegiatan ini bertema “Menuju Muslimah Sehat, Religius, dan Bersemangat dalam Ukhuwah Islamiyah”. Bertempat di Aula Kantor Desa Mattoangin Kec. Bantimurung, bakti kesehatan ini menghadirkan dr. Muhyina Nur sebagai pemateri. Acara ini juga dirangkaikan dengan cek kesehatan yang meliputi pemeriksaan gula darah, asam urat, dan kolestrol secara gratis untuk seluruh muslimah yang hadir.

    Muslimah Desa Mattoangin menyambut dengan baik kegiatan ini.

    “Alhamdulillah sudah beberapa kali hadir di majelis-majelis tapi kali ini saya dapat ilmu dari pemateri plus,” ungkap salah seorang peserta.

    Mengawali materinya, dr. Muhyina mengimbau para muslimah akan pentingnya memerhatikan pola hidup sehat. Diawali dari hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Kemudian muslimah diperkenalkan pola hidup sehat Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam serta tips-tips pengobatan dengan konsep thibbun nabawi.

    Setelah pemaparan materi dan penutupan, para muslimah diarahkan bersiap-bersiap untuk pemeriksaan kesehatan dan pembagian obat (bagi yang membutuhkan) secara gratis. Kegiatan besar ini bekerjasama dengan Apotek Wahdah Maros.

    Salah satu peserta mengungkapkan “Masya Allah! Saya pribadi sebagai warga Desa Mattoangin merasa apa yang dilakukan mahasiswi KKN tadi sangat bermanfaat. Masyarakat jadi tahu pola hidup sehat itu seperti apa. Partisipasi mahasiswi KKN STIBA sangat luar biasa. Belum lagi ditambah pengecekan kesehatan dan pembagian parsel membuktikan mereka sangat peduli kepada masyarakat. Semoga berkah buat mahasiswi KKN dan sukses selalu.”

    Reporter: Tim Dokumentasi KKN Mattoangin Putri

  • Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru STIBA Makassar TA. 1441-1442 H/2020-2021 M

    Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru STIBA Makassar TA. 1441-1442 H/2020-2021 M

    (STIBA.ac.id) Makassar – Bagian Penerimaan Mahasiswa Baru STIBA Makassar hari ini (Selasa, 04/02) menyebarkan informasi penerimaan mahasiswa baru untuk TA. 1441-1442 H/2020-2021 M.

    Pendaftaran Gelombang I akan dibuka mulai tanggal 02 Maret hingga 03 April 2020. Sementara Gelombang II tanggal 2-8 Juni 2020.

  • Jadi Program Favorit Warga, Camat Hingga Kepala-Kepala Dusun Jadi Pasien Bekam Mahasiswa KKN di Desa Manimbahoi

    Jadi Program Favorit Warga, Camat Hingga Kepala-Kepala Dusun Jadi Pasien Bekam Mahasiswa KKN di Desa Manimbahoi

    (STIBA.ac.id) Gowa –  Bekam Gratis yang menjadi salah satu program kerja mahasiswa KKN STIBA yang bertempat di desa Manimbahoi disambut gembira warga setempat. Terbukti, sudah puluhan warga yang bertandang ke posko ini demi sekadar dibekam.

    Sudah empat kepala dusun dari lima dusun di Manimbahoi yang telah berkunjung dengan tujuan berbekam. Bahkan Camat Parigi beberapa hari yang lalu pun memanfaatkan jasa bekam dari mahasiswa KKN STIBA Desa Manimbahoi. Beberapa dari mereka yang berbekam juga adalah tokoh masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat desa secara umum. Semua “bertepuk tangan” sekaligus memberikan testimoni yang baik.

    Drs. Kamaruddin selaku kepala desa pun ambil bagian mengapresiasi program kerja tersebut. Menurutnya, program ini sangat layak untuk dikomsumsi oleh masyarakat desa, terlebih mereka kebanyakan telah menginjak usia senja.

    Seminar Pemaparan Program Kerja Mahasiswa KKN Posko Desa Manimbahoi

    Di awal kedatangannya, mahasiswa KKN di posko ini yang berjumlah delapan orang telah mengadakan Seminar Program Kerja, Jumat (10/01/2020). Acara tersebut dirangkaian dengan program Jumat ibadah yang merupakan salah satu program dari pemerintah Kabupaten Gowa.  Acara ini dihadiri oleh Kepala Desa Manimbahoi, imam desa, para imam dusun, ketua RT/RW serta pengurus majelis taklim ibu-ibu.

    Jusriadi selaku koordinator Desa Manimbahoi dalam sambutannya memperkenalkan Kampus STIBA  secara umum. Ia mengatakan bahwa STIBA didirikan sebagai wadah pengaderan dai dan ulama. Selanjutnya mereka akan disebarkan ke seluruh pelosok Indonesia.

    Sementara pada kegiatan Jumat Ibadah, M. Agung Fahmi Syam selaku pemateri pada program ini dalam tausiyahnya menyampaikan pentingnya bermuhasabah. Menurut Fahmi, salah satu perintah Allah dalam Alquran adalah senantiasa memuhasabah diri. Dengan muhasabah, seseorang senantiasa mengingat dosa-dosa yang lalu agar dapat memperbaiki diri dan kembali kepada Allah. Di samping terus memohon ampun atas dosa yang telah dilakukan dan tidak berputus asa dari rahmat Allah, karena Allah Maha Pengampun.

    Setelah program Jumat Ibadah selesai acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan program kerja KKN STIBA Makassar. Jusriadi dalam pemaparannya meminta arahan, bantuan, dukungan serta kerja sama pemerintah desa dan masyarakat agar program kerja dapat terlaksana dengan baik.

    H. Samsul Alam selaku imam desa berharap agar mahasiswa KKN STIBA Makassar  dapat memberikan pembelajaran tajwid kepada para pengajar TK/TPA dan para imam.

    “Kami berharap agar mahasiswa dapat memberikan pengajaran tajwid kepada para guru-guru TK/TPA dan imam, karena jika bacaan para pengajarnya baik maka bacaan anak-anak akan baik pula. Sementara waktu adik-adik mahasiswa sangatlah singkat hanya 45 hari, sehingga jika adik-adik sudah pulang maka sudah ada pengajar yang bisa melanjutkan memperbaiki bacaan anak-anak santri maupun para imam,” ujarnya.

    Beberapa usulan juga disampaikan oleh Hj. Suji ketua majelis taklim di Kecamatan Parigi. Demikian pula dengan Kamaruddin selaku kepala desa.

    Acara seminar dan Jumat Ibadah ini diakhiri dengan pembacaan doa oleh M. Agung Fahmi Syam.

    Laporan: Fahmi

  • Bagian Keasramaan Siapkan Layanan Konsultasi Bagi Orang Tua Mahasiswa, Ini Jadwalnya

    Bagian Keasramaan Siapkan Layanan Konsultasi Bagi Orang Tua Mahasiswa, Ini Jadwalnya

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Penanggung jawab Asrama Mahasiswa STIBA Makassar, Ustaz Syandri Syaban, Lc., M.Ag. menerbitkan jadwal konsultasi keasramaan. Hal ini dimaksudkan demi terbangunnya komunikasi yang lebih intens antara mahasiswa dan orang tua bersama penanggung jawab asrama.

    “Silakan kepada mahsiswa maupun orang tua mahasiswa memerhatikan jadwal tersebut dan menghubungi kami di waktu yang telah ditentukan. Semoga hal ini bisa lebih memudahkan para orang tua untuk mengontrol kondisi anak-anak kita di STIBA,” ujar Ustaz Syandri.

    Berikut Jadwal Konsultasi Keasramaan:

    Jadwal konsultasi orang tua:

    Senin—Kamis, Pukul 08.00—14.30 WITa

    Jumat, Pukul 07.30—11.00 WITa

    Jadwal konsultasi mahasiswa:

    Senin dan Kamis, 13.00—14.30 WITa

    Rabu dan Kamis, Pukul 16.00—17.40 WITa

  • Departemen Diklat Dema Bekali Mahasiswa Metode Pengajaran Alquran Dirosa

    Departemen Diklat Dema Bekali Mahasiswa Metode Pengajaran Alquran Dirosa

    (STIBA.ac.id) Makassar – Departemen Diklat Dema STIBA Makassar mengadakan kegiatan Pelatihan Dirosa yang diselenggarakan di Masjid Anas bin Malik Kampus STIBA Makassar, Sabtu (25/1/2020). Dirosa adalah satu metode pembelajaran baca Alquran bagi tingkat pemula, baik pria, wanita, remaja, orang dewasa, maupun mualaf.  

    Kegiatan ini diadakan dalam rangka memberikan bekal bagi para mahasiswa STIBA yang akan diturunkan sebagai dai ke tengah-tengah  masyarakat.

    Pemateri pertama pada pelatihan Dirosa ini adalah Ustaz Marnot. Ia membawakan materi Perkenalan tentang Dirosa. Pemateri kedua Ustaz Amiruddin Rasyid dengan materi Metedologi Dirosa. Peserta terdiri dari mahasiswa STIBA dan sebagian peserta dari luar kampus.

    Ustaz Marnoto mengatakan bahwa Dirosa ini sangat membatu para dai terutama yang baru diutus ke daerah. Alasannya, Dirosa ini lebih mudah diterima oleh masyarakat yang tujuan utamanya memang hanya ingin belajar membaca Alquran.

    “Melalui Dirosa ini banyak orang dapat hidayah. Termasuk saya melihat sendiri di kabupaten Takalar yang dulu saya ajar Dirosa, sekarang telah menjadi pengurus-pengurus inti DPD Wahdah Islamiah Kabupaten Takalar,” ujar Ustaz Marnoto yang juga merupakan Ketua Unit Dirosa Kota Makassar.

    Dengan diadakannya pelatihan ini para peserta diharapkan telah mampu untuk terjun langsung ke masyarakat dalam mengajarkan Dirosa.

    Sementara Ustaz Amiruddin Rasyid mengatakan, “Kami sangat berharap semua peserta yang telah ikut pelatihan menerapkan apa yang telah diajarkan pada pelatihan ini pada saat berdakwah nanti,” ujarnya.

    Reporter: Siddiq Abdullah

  • Dukung Mahasiswa KKN STIBA di Kelurahan Tamaona, Warga Siapkan Layanan Antar Jemput

    Dukung Mahasiswa KKN STIBA di Kelurahan Tamaona, Warga Siapkan Layanan Antar Jemput

    (STIBA.ac.id) Gowa –  Salah satu posko mahasiswa KKN STIBA Makassar terletak di Kelurahan Tamaona Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa. Di posko ini, mahasiswa KKN STIBA terdiri dari  sembilan mahasiswa. Muhammad Syahrir Yudawan mendapat amanah sebagai koordinator desa (kordes) sekaligus sebagai koordinator kecamatan (korcam).

    Hampir sebulan di lokasi KKN, banyak kegiatan yang telah dilaksanakan oleh posko ini. Kegiatan-kegiatan tersebut sebelumnya telah disosialisasikan dalam seminar program kerja di Kantor Lurah Tamaona. Seminar tersebut dihadiri oleh lurah, kepala lingkungan, imam lingkungan, tokoh agama dan masyarakat, pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), pengurus masjid dan majelis taklim, pengurus pemberdayaan kesejahteraan keluarga, ketua karang taruna, dan mahasiswa KKN STIBA Makassar.

    Seminar yang dilaksanakan Jumat (10/01/2020) tersebut dirangkaikan dengan Jumat Ibadah. Syahrir Yudawan didaulat sebagai pemateri. Di antara program kerja yang ia sampaikan kepada peserta kegiatan Jumat Ibadah adalah program utama yang terdiri dari pelatihan ruqyah dan bekam, tabligh akbar, festival anak saleh, dan pelatihan penyelenggaraan jenazah.

    Di samping program utama, mereka juga mencanangkan program pekanan berupa khotbah Jumat, Jumat Ibadah, tahfizh weekend, taklim, dan kerja bakti atau bakti sosial. Sementara yang sifatnya harian yaitu pembinaan masyarakat berupa pengajaran Alquran untuk orang tua, remaja dan anak-anak. Juga pendidikan agama Islam dan bahasa Arab pada lembaga sekolah, pembacaan kitab, imam masjid, pengajaran TKA/TPA, dan silaturahmi.

    Beragam respons positif disampaikan warga atas program-program tersebut. Zainuddin, salah satu tokoh masyarakat sekaligus pembina SD Muhammadiyah mengusulkan untuk mengadakan program pelatihan tahsin bagi para imam dan guru TKA/TPA. Bahkan mereka siap untuk mengantar jemput para khotib dan mahasiswa yang ingin mengisi kajian.

    Hingga saat ini dakwah mereka semakin berkembang. Mereka pun tengah mempersiapkan kegiatan-kegiatan utama mereka. Salah satunya yang telah terlaksana adalah pelatihan penyelenggaraan jenazah pada Jumat (24/01/2020).

    Dalam kegiatan yang terlaksana atas kerja sama dengan Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Tombolopao tersebut, Syahrir Yudawan selaku narasumber berharap agar para pemuda khususnya IPM bisa mengasah diri melalui berbagai pelatihan keagamaan. Hal ini, menurut Syahrir adalah modal dalam menebar kebaikan dan bermanfaat di tengah-tengah masyarakat, serta menjadi generasi penurus dakwah.

    Pelatihan penyelenggaraan jenazah ini dilaksanakan di Masjid al Faruq Lingkungan Tombolo Kelurahan Tamaona. Peserta diperkenalkan bagaimana proses penanganan jenazah, mulai dari memandikan, mengafani, menyalati sampai dengan pemakaman.

    Reporter: Muhammad Syahrir Yudawan

  • Kegiatan Padat Pagi Hingga Malam, Mahasiswa KKN Desa Bilanrengi Hanya Berharap Pahala dari Allah

    Kegiatan Padat Pagi Hingga Malam, Mahasiswa KKN Desa Bilanrengi Hanya Berharap Pahala dari Allah

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Mahasiswa KKN di Posko Desa Bilanrengi melalui hari-hari mereka dengan beragam kegiatan. Kegiatan-kegiatan ini telah mereka canangkan dalam seminar program kerja di awal kedatangan mereka. Proker-proker tersebut lebih dominan terkait keagamaan. Tujuannya untuk mengembangkan pengetahuan masyarakat tentang agama Islam secara umum, dan secara khusus pengembangan kualitas bacaan Alquran masyarakat.

    Di siang hari, setelah melakukan Proses Belajar Mengajar (PBM) di Sekolah MTs Tonrokombang dan MI Tonrokombang, mahasiswa KKN melanjutkan agendanya dengan tahsinul qira’ah (perbaikan bacaan Alquran) seluruh siswa MTs Tonrokombang dan remaja desa setempat.

    Sore harinya mereka membina empat TK/TPA yang ada di desa tersebut. Bakda Magrib dilanjutkan dengan mengajar orang tua mengaji melalui program Dirosa.

    Beragam kesibukan membina masyarakat yang sambung-menyambung tentu saja membuat mereka letih. Namun harapan agar apa yang mereka lakukan membawa manfaat bagi masyarakat desa dan bernilai pahala di sisi Allah mampu mengalahkan rasa lelah mereka.

    Kehadiran mahasiswa KKN STIBA Makassar Angkatan III mendapat apresiasi dari aparat permerintah setempat, warga, remaja, dan seluruh kalangan masyarakat. Termasuk di Desa Bilanrengi Kecamatan Parigi Kabupaten Gowa. Terbukti dari ungkapan Kepala Desa Bilanrengi Samsul Bahri, S.E. yang mengatakan bahwa masyarakatnya sering menanyakan kapan lagi mahasiswa KKN STIBA datang ke desa mereka.

    Ada yang berbeda dari mahasiswa KKN STIBA Makassar jika dibandingkan dengan mahasiswa dari perguruan tinggi lain. Menurut Samsul, rata-rata mahasiswa dari perguruan tinggi lain tidak berani untuk menyampaikan kultum. Sosialisasi di bidang keagamaannya juga kurang.

    “Hal ini yang membuat kita harus banyak-banyak bersyukur atas keberadaan KKN STIBA ini. Karena itu mari kita mengambil ilmu sebanyak-banyaknya dari mereka,” ujar Samsul Bahri saat memberi sambutan pada kegiatan Jumat Ibadah.

    Laporan: Darussalam