Kategori: Kegiatan Alumni

  • Taklim Alumni IKA Putri STIBA Makassar Kupas Kesempurnaan Islam dalam Akhlak Muslimah

    Taklim Alumni IKA Putri STIBA Makassar Kupas Kesempurnaan Islam dalam Akhlak Muslimah

    (STIBA.ac.id) Makassar – Taklim Alumni adalah sebuah inisiatif dari Departemen Kajian dan Strategi (Kastra) IKA Putri STIBA Makassar, menjadi wadah silaturahim bagi para alumni STIBA Makassar. Sesi ke-2 Taklim Alumni yang berlangsung pada Ahad, 11 Februari 2024, menghadirkan Ustazah Kurnaemi Anita, S.T., S.H., M.E. sebagai narasumber, dengan penyelenggaraan secara daring melalui zoom meeting.

    Kegiatan ini berlangsung dari pukul 13.45 hingga 15.30 Wita, dihadiri oleh 86 alumni putri STIBA Makassar dari berbagai angkatan, dengan mengangkat tema “Refleksi Diri Alumni dalam Kesempurnaan Islamnya (Seri Akhlak)”.

    Baca juga: Pendaftaran Mahasiswa Baru STIBA Makassar Sudah Dibuka, Panitia Spill Syarat-Syaratnya: Berani Baca? – STIBA Makassar: Taklim Alumni IKA Putri STIBA Makassar Kupas Kesempurnaan Islam dalam Akhlak Muslimah

    Ustazah Kurnaemi Anita, S.T., S.H., M.E., dalam penjelasannya, menyoroti tiga aspek akhlak yang harus dimiliki oleh seorang muslimah pada zaman ini. Pertama, bagaimana seorang muslimah dapat menjaga pandangannya; kedua, seorang muslimah harus memiliki rasa malu; dan ketiga, seorang muslimah selalu berusaha menjaga lisannya.

    Suasana dalam room zoom terfokus pada kisah Ibunda Maryam, diangkat sebagai potret muslimah dalam Islam yang senantiasa menjaga kehormatannya.

    Ustazah menutup materinya dengan nasihat,

    “Barometer sebuah keimanan adalah lisan, maka berkatalah yang baik sebab kebaikan berawal dari lisan kita.”

    Taklim Alumni ditutup dengan sesi tanya jawab dan diskusi yang memperkaya pemahaman para alumni mengenai tema yang telah dibahas.

    Reporter: Sarah Suleman, S.H.

  • IKA STIBA Makassar Salurkan Donasi Al-Qur’an dan Perlengkapan Mengaji

    IKA STIBA Makassar Salurkan Donasi Al-Qur’an dan Perlengkapan Mengaji

    (STIBA.ac.id) Maros – Ikatan Alumni (IKA) Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar baru-baru ini menyalurkan donasi berupa Al-Qur’an dan perlengkapan mengaji ke Masjid Dusun Bassikalling, Desa Toddolimae, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sabtu (13/01/2024). Donasi diserahkan melalui Muh. Farid Wadjedy, mahasiswa semester VIII.

    Selain Al-Qur’an, IKA juga menyumbangkan meja dan rak penyimpanan Al-Qur’an guna mendukung kegiatan mengaji di masjid tersebut. Menurut Farid, warga Desa Bassikalling sangat bersyukur menerima sumbangan ini mengingat selama ini masjid mereka belum memiliki Al-Qur’an.

    Kegiatan donasi rutin seperti ini merupakan wujud kepedulian pengurus dan anggota IKA STIBA Makassar untuk berbagi manfaat dengan masyarakat luas, terutama di bidang keagamaan. Sebelumnya, IKA juga telah menyalurkan bantuan sembako bagi warga kurang mampu di sekitar kampus STIBA, donasi Palestina, donasi karpet masjid dan beberapa donasi lainnya. Tidak lupa IKA selalu bertekad hadir untuk memberikan bantuan kepada sesama alumni yang membutuhkan.

    Karena itu, pengurus IKA mengajak seluruh pihak terutama para donatur untuk berpartisipasi menyalurkan donasi bagi yang membutuhkan. Semoga upaya mulia ini senantiasa mendapatkan balasan terbaik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Amin.

    ✒️ Departemen Sosial IKA STIBA Makassar

  • Jelang Pemilihan Umum, Alumni STIBA Makassar Diskusi Ilmiah Bersama Ustaz Zaitun Rasmin

    Jelang Pemilihan Umum, Alumni STIBA Makassar Diskusi Ilmiah Bersama Ustaz Zaitun Rasmin

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Alumni STIBA Makassar diharapkan tidak hanya menjadi lulusan yang sukses secara akademis, tetapi juga menjadi pencerah dalam segala aspek kehidupan, terutama dalam isu-isu keagamaan. Menghadapi tuntutan zaman yang menuntut arah dan panduan keumatan, setiap alumni diminta untuk terus meng-update pengetahuan mereka sebelum memberikan pencerahan kepada orang lain.

    Menyikapi pentingnya peran alumni tersebut, khususnya dalam menghadapi pesta demokrasi di Indonesia, Ikatan Alumni (IKA) STIBA Makassar menggelar diskusi ilmiah pada Kamis malam, 4 Januari 2024. Kegiatan ini menghadirkan Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah, Dr. K.H. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., M.A. Diskusi tersebut mengusung tema “Sikap dalam Demokrasi dan Arah Pilihan Politik”. Ustaz Zaitun memberikan pencerahan mengenai sikap seorang muslim dalam dunia demokrasi dan mengajak berpikir tentang paslon mana yang seharusnya diusung.

    Diskusi ini diselenggarakan oleh Departemen Kajian Strategis IKA STIBA Makassar, dengan Ustaz Abdul Qahar, S.H., M.Hum. sebagai moderator. Acara dimulai dengan pembukaan yang menarik dari ketua umum dan berlanjut dengan sesi tanya jawab dari peserta.

    Salah satu momen menarik adalah ketika seorang alumni mengajukan pertanyaan mengenai sikap yang harus diambil jika ada kecurangan dalam pemilu mendatang dan bagaimana menghadapi kekalahan jika pasangan calon yang diusung kalah.

    Ustaz Zaitun memberikan jawaban memotivasi, ia mengatakan bahwa tugas setiap orang adalah berusaha semaksimal mungkin.

    “Tugas kita adalah berusaha semaksimal mungkin. Kalah menang urusan belakang, tapi kita ikhtiarkan dengan segala usaha. Anak muda tidak pantas berpikir buruk dan pesimis, itu ciri-ciri orang yang sudah tua. Anak muda seharusnya berpikir tentang apa yang bisa dia lakukan saat-saat seperti ini,” ungkap Ustaz Zaitun.

    Diskusi yang digelar secara daring melalui Zoom Meeting ini berlangsung dari pukul 20.00 hingga 23.30 Wita. Acara ini telah menjadi wadah bagi para alumni untuk berkolaborasi dan memberikan kontribusi positif dalam kehidupan bernegara khususnya menjelang Pemilu 2024.

    Reporter: Muhammad.bY

  • Wahdah Islamiyah Utus 261 Alumni STIBA Makassar ke Berbagai Pelosok Negeri

    Wahdah Islamiyah Utus 261 Alumni STIBA Makassar ke Berbagai Pelosok Negeri

    (STIBA.ac.id) Makassar –   Dewan Pengurus Pusat Wahdah Islamiyah menggelar Tabligh Akbar dengan tema “Dakwah Jalan Kemuliaan Umat dan Bangsa.” Acara ini diadakan secara langsung di Masjid Anas bin Malik serta disiarkan melalui platform Zoom Meeting dan Wahdah TV serta STIBA TV di YouTube.

    Puncak acara ini adalah momen pelepasan 261 alumni STIBA Makassar, Tadribud Du’at, dan dai dan daiyah Wahdah Islamiyah lainnya, yang siap menjalankan tugas suci dakwah di berbagai pelosok negeri.

    Ustaz Syaibani Mujiono, S.Sy., M.Si., Sekretaris Jenderal DPP Wahdah Islamiyah menyampaikan bahwa para dai dan daiyah yang dikirim tahun ini memiliki tujuan mulia: memberikan pencerahan dan mengajarkan Al-Qur’an di berbagai penjuru negeri.

    “Alhamdulillah tahun ini kita akan mengutus dai dan daiyah kita ke penjuru negeri yang STIBA Makkassar angkatan ke-18, Tadribut Du’at yang diangkatan ke-20, dan Tadribut Daiyah di angkatan ke-11, sudah lebih dari 1000 alumni yang sudah menyebar di seluruh negeri. Tentu sebuah kesyukuran kepada Allah, dai-dai kita setiap tahun bisa kita sebarkan ke pelosok nusantara, yang tentunya membawa misi dakwah kita untuk mengajarkan Al-Qur’an dan memberikan pencerahan di tengah-tengah umat kita,” katanya saat memberikan sambutan, Ahad (27 Agustus 2023).

    Ustaz Syaibani juga tak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam kesuksesan pengiriman para dai dan daiyah ini.

    “Kami dari  Dewan Pengurus Pusat Wahdah Islamiyah mengucapkan banyak terima kasih, kepada semua pihak yang terus aktif berkontribusi dan membantu seluruh kegiatan Wahdah Islamiyah, yang secara khusus pengiriman Dai yang sampai hari ini telah banyak kita rasakan manfaatnya, dengan pelaksanaan dakwahnya ditempat tugas masing-masing. Semoga Allah membalas segala kebaikan dan kontribusi yang telah kita kerjakan,” terangnya.

    Ustaz Syaibani berharap bahwa para dai yang dilepas hari ini dapat menjalankan tugas dengan baik dan diberikan kekuatan oleh Allah untuk terus memberikan manfaat kepada umat.

    “Semoga dai-dai kita yang dilepas hari ini bisa bertugas dengan baik, mudah-mudahan diberikan kekuatan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk terus bisa bertugas dalam memberi manfaat bagi umat,” tambahnya.

    Pemimpin Umum Wahdah Islamiyah, Dr. K.H. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., M.A. dalam pidatonya, memberikan pesan khusus kepada para dai dan daiyah alumni STIBA Makassar, Tadrib Ad-Du’at, serta yang akan ditempatkan di berbagai penjuru negeri, mulai dari Papua, NTT, Sulawesi, Sumatera hingga Aceh dan Kalimantan. Ia mengingatkan mereka untuk menjadi solusi dan sumber inspirasi bagi umat, dengan tujuan memperkuat kesatuan umat Islam dan seluruh umat manusia, sesuai dengan ajaran Islam yang mulia.

    “Dakwah akan selalu menjadi pilihan utama dan yang terpenting di dalam penegakan Islam. Dakwah itulah tulang punggung Islam. Kalau dakwah jalan, Islam akan tegak. Dakwah adalah jalan kemuliaan umat dan bangsa. Sangat jelas, dari seluruh upaya kita untuk membangun bangsa dan negara ini, membangun umat kita, dakwah adalah salah satu jalan utamanya,” ujarnya.

    Ustaz Zaitun Rasmin juga mengajak kaum Muslimin untuk turut serta dalam memelihara kemuliaan umat dan bangsa ini melalui dukungan finansial bagi dakwah. Ia menegaskan, “Dalam kesempatan hari yang berbahagia ini, kita mengahadiri pelepasan para dai dan daiyah, mereka yang merupakan para pewaris nabi, pelanjut-pelanjut tugas nabi dan rasul. Mari kita bertekad memberikan dukungan kepada mereka, agar tugas mereka sukses, agar cita-cita perjuangan kita dapat terwujud sebagai mana harapan kita selama ini. Bagi mereka yang memberi dukungan kepada para pejuang ini, sesungguhnya mereka juga adalah pejuang. ‘siapa yang menyiapkan seorang pejuang, maka dia juga adalah pejuang’,” tegasnya.

    Kaum Muslimin, mari menjadi generasi yang menjaga kemuliaan umat dan bangsa dengan menyisihkan sebagian harta kita untuk dakwah. Dengan memberikan donasi melalui tautan berikut ini https://donasi.wiz.or.id/tdn kita telah turut serta dalam perjuangan dakwah untuk seluruh penjuru nusantara yang diberkahi.

    Laporan: Pusmedikom DPP Wahdah Islamiyah

  • Menyelami Kembali Keindahan Bahasa Arab, Alumni Putri IKA STIBA Makassar Menggelar Taklim Alumni

    Menyelami Kembali Keindahan Bahasa Arab, Alumni Putri IKA STIBA Makassar Menggelar Taklim Alumni

    (Stiba.ac.id) Makassar – Sebagai alumni yang diharapkan mampu menyebarkan dakwah ke pelosok wilayah Indonesia, alumni STIBA Makassar tentu sudah harus beradaptasi dengan lingkungan, termasuk menyesuaikan diri dengan Bahasa daerah setempat.

    Hal tersebut tentu memberikan dampak tersendiri terhadap penguasaan bahasa Arab para alumni. Oleh sebab itu, untuk menyegarkan kembali kesadaran pentingnya bahasa Al-Qur’an, pada kegiatan rutin Taklim Alumni untuk bulan ini Alumni Putri IKA STIBA Makassar Bidang Kajian dan Strategi mengangkat tema “Ahammiyah Mumarasah Al-Lugah Al-‘Arabiyah” (Pentingnya Melatih diri dalam Berbahasa Arab).

    Taklim Alumni kali ini menjadi sangat spresial karena menghadirkan narasumber Ustazah Armida, Lc. yang juga merupakan Kepala Bagian Keputrian STIBA Makassar.

    Di awal acara, panitia menampilkan video kenangan kehidupan di asrama kampus yang suskes membuat para alumni terenyuh dalam nonstalgia masing-masing. Ditambah lagi Ustazah menyuguhkan beberapa tes bahasa Arab bagi para alumni yang membuat suasana menjadi sangat dirindukan.

    Dalam materi yang diberikan, Ustazah Armida menasehatkan dan memotivasi kepada para Alumni untuk tetap menjaga kemampuan bahasa Arabnya dengan terus menghidupkan bahasa Arab di dunia nyata ataupun dunia maya, dan tidak merasa puas serta mau terus banyak belajar untuk mengembangkan kemampuan para alumni.

    Kegiatan Taklim Alumni yang dilaksanakan pada Ahad, 23 Januari 2022 ini berlangsung secara virtual melalui room zoom meeting. Meski demikian, hal itu tidak menjadi penghalang untuk menghadirkan 186 peserta yang terdiri dari beberapa angkatan alumni. (Tim Humas Putri)

  • Pengorganisasian Dibutuhkan dalam Dakwah, IKA Putri STIBA Adakan Pembekalan Dasar Kelembagaan

    Pengorganisasian Dibutuhkan dalam Dakwah, IKA Putri STIBA Adakan Pembekalan Dasar Kelembagaan

    (STIBA.ac.id) Kampus STIBA Makassar memiliki para alumni yang dikhususkan untuk menyebarkan dakwah syiar Islam di seluruh wilayah Indonesia. Demi mewujudkan tujuan ini, dibutuhkan tandzim (pengorganisasian) dalam berdakwah. Oleh sebab itu, Departemen Urusan Wilayah dan Daerah IKA Putri STIBA Makassar menggelar Pelatihan Dasar-Dasar Kelembagaan (PDDK).

    Kegiatan yang bertemakan “Membangun Kompetensi Diri dan Tanggung Jawab dalam Berorganisasi” ini diharapkan memberikan gambaran keorganisasian dalam lembaga IKA (Ikatan Alumni) STIBA Makassar. Selain itu para alumni juga dibekali dengan ilmu tentang Al-Qiyadah wal Jundiyyah agar lahir sosok-sosok daiyyah yang bijaksana dan tangguh.

    Ustazah Riska Nasrun, Lc., S.H., M.H. selaku pemateri pertama menuturkan bahwa dakwah bisa dilaksanakan secara individu, tetapi dakwah yang dilakukan secara kolektif (organisasi) tentu akan jauh lebih efektif. Beliau juga memperkenalkan kelembagaan IKA STIBA Makassar kepada seluruh alumni.

    Pada materi yang kedua, Ustazah Armida Abdurrahman, Lc. menerangkan pentingnya sosok pemimpin dalam dakwah.

    “Dakwah ini butuh Al-Qiyadah yakni sosok yang dapat menjadi pemimpin, juga butuh jiwa-jiwa jundiyyah sebagai prajurit dan pasukan demi tercapainya tujuan syi’ar Islam” ujarnya.

    Pelatihan ini diadakan pada Ahad, 17 oktober 2021 melalui Zoom Meeting Cloud. Tergambar semangat dan antusias para alumni pada agenda salam sapa dari 168 alumni di seluruh wilayah nusantara di awal kegiatan. Acara ini menjadi ajang silaturrahim para alumni STIBA Makassar dari tahun 2017-2021.

  • Serial Alumni Putri: Perjuangan Dakwah di Pulau Seribu Masjid

    Serial Alumni Putri: Perjuangan Dakwah di Pulau Seribu Masjid

    (STIBA.ac.id) Mataram – Menjadi seorang dai wanita yang berjuang demi kemuliaan Islam  tentu tidak mudah. Siapapun pasti mengalami yang namanya tantangan. Begitu halnya yang dialami Nuraeni, S.H., alumni STIBA Makassar tahun 2012. Sejak diutus berdakwah bersama suami, Syuaib Ahmad, sekitar tahun 2014 sampai sekarang, berbagai cobaan silih berganti mereka hadapi.

    Nuraeni didampingi sang suami ditugaskan di daerah yang masih asing bagi mereka berdua. Karakter masyarakat, budaya, dan bahasanya juga berbeda dengan mereka.

    Ketika berangkat dari Makassar menuju Mataram, Nuraeni dalam keadaan mengandung anak pertama. Saat itu janinnya sudah memasuki usia tujuh bulan. Tidak mudah memang, apalagi di sana  mereka tidak memiliki kerabat dan belum punya gambaran tentang kondisi lokasi yang dituju. Tapi keyakinan mereka bahwa Allah pasti menolong para penolong agama-Nya menguatkan tekad mereka untuk tetap berangkat.

    Awal tiba di Mataram, Nuraeni bersama suami tinggal di sebuah kos-kosan milik salah seorang ustaz yang telah lama tinggal di sana. Dua hari di sana, mereka mulai bersosialisasi mempelajari lingkungan sekitar agar bisa menyusun strategi dakwah yang akan mereka terapkan.

    Ternyata di lokasi tersebut tidak mudah bagi mereka memulai dakwah. Pada umumnya warga sekitar sudah punya pengajian rutin, ditambah lagi adanya unsur fanatisme kesukuan. Nuraeni ingin memulai dari mengajar  anak-anak mengaji, tapi ternyata anak-anak di sana sudah punya guru mengaji. Lingkungan mereka bahkan dikelilingi oleh rumah-rumah guru mengaji.

    Akhirnya mereka berinisiatif untuk mengajarkan anak-anak apa yang tidak mereka dapatkan di tempat mengaji mereka, yaitu bahasa Arab.  Nuraeni dan suaminya pun membuat les privat gratis untuk membantu anak-anak dalam menyelesaikan pelajaran sekolah yang sulit bagi mereka. Hal ini mereka lakukan untuk menarik perhatian warga sekitar dan memberikan citra positif bagi masyarakat.

    Setengah bulan berlalu. Dakwah yang mereka rintis belum mendapat cukup respons dari masyarakat sekitar. Rupanya warga sekitar masih sulit menerima pendatang baru. Mereka pun berpikir untuk mencari mad’u di wilayah lain.

    Akhirnya mereka mendapatkan satu kampung yang berbeda dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Jaraknya sekitar 2-3 km. Di sana Nuraeni mengajar sekitar sepuluh orang ibu rumah tangga. Jarak antara tempat tinggalnya dengan lokasi mengajarnya ia tempuh sehari-hari dengan berjalan kaki pulang pergi. Sesekali pulangnya diantar dengan sepeda motor oleh salah seorang ibu peserta majelis taklim binaannya.

    Waktu terus berlalu. Satu persatu peserta pengajiannya mulai berguguran dengan beberapa alasan klasik. Dari sepuluh yang ia bina akhirnya hanya menyisakan tiga orang yang mampu bertahan.

    Pascamelahirkan Putra Pertama

    Di tengah beratnya perjuangan dakwah yang ia alami, alhamdulillah, Allah menganugerahkan bagi mereka seorang momongan. Tepat pada hari ke-9 pascamelahirkan, mereka pindah tempat tinggal di sebuah kontrakan yang lokasinya cukup stategis. Di sana mereka kembali merintis dakwah yang baru.

    Ramadan pun datang. Bersama suami, Nuraeni membuka pendaftaran untuk program menghafal Al-Qur’an di bulan Ramadan. Dua hari mereka gunakan untuk menyebar pamflet seadanya. Alhamdulillah, 25 orang dari kalangan mahasiswa dan pelajar mendaftarkan diri untuk mengikuti program Ramadan tersebut. Setelah Ramadan, mereka follow up dengan kegiatan menghafal lanjutan.

    Di lokasi baru tersebut mereka memanfaatkan musala sebagai rumah tahfiz dan mereka beri nama Ibnu Abbas. Di Rumah Tahfizh Ibnu Abbas tersebut mereka menjalankan beberapa program kegiatan, seperti tahfizh weekend, tahfizh anak, TKA-TPA, dan belajar mengaji dasar bagi pemula (Dirosa) yang diselipkan juga dengan materi ilmu syariat (tarbiah).

    Saatnya Dakwah Mulai Diterima

    Waktu terus berjalan sampai dakwah mereka pun terus membuahkan hasil. Tapi hal itu tidak berarti semua berjalan sesuai rencana. Di sana masih banyak yang tidak menyukai dakwah mereka. Tapi Nuraeni dan Ahmad pantang untuk menyerah. Mereka memilih fokus untuk memperbaiki kualitas dakwah mereka.

    Mereka yakin, suatu saat nanti, cepat atau lambat masyarakat yang saat itu masih kontra akan melirik dakwah mereka. Dan betul saja, banyak dari mereka akhirnya menyerahkan anak-anak mereka untuk dibina oleh Nuraeni karena melihat kualitas yang lebih unggul dibanding tempat lain. Walaupun mereka juga belum sepenuhnya loyal kepada Nuraeni karena adanya ta’assub kepada tempat mereka belajar sebelumnya.

    “Waktu terus berjalan, dan alhamdulillah kami pun bisa melahirkan putra-putri daerah yang bisa berjuang bersama kami. Walaupun jumlahnya masih terbilang sangat sedikit dari apa yang kami harapkan,” ujar Nuraeni yang berhasil meraih gelar Sarjana Hukum (S.H.) di STIBA Makassar setelah mengikuti Wisuda I tahun 2017.

    Ke depannya, Nuraini berharap agar semakin banyak lahir putra-putri daerah yang memiliki jiwa militan yang bisa berjuang bersama dengannya untuk menegakkan agama Islam di muka bumi, khususnya di Kota Mataram.

  • Bagian Pemberdayaan Alumni Sukses Adakan Upgrading Pengurus Ikatan Alumni STIBA

    Bagian Pemberdayaan Alumni Sukses Adakan Upgrading Pengurus Ikatan Alumni STIBA

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Bagian Pemberdayaan Alumni sukses mengadakan Upgrading Pengurus Ikatan Alumni STIBA Makassar. Acara yang berlangsung di Gedung LAN, Ahad (01/03/2020) ini dihadiri oleh para pengurus IKA STIBA putra dan putri.

    Dalam upgrading ini, peserta disuguhkan beberapa materi, di antaranya adalah manajemen keuangan oleh Ridha Rahman, manajemen organisasi dan kepemimpinan oleh Andi Irwanto, dan materi terakhir yaitu peran alumni dalam peningkatan akreditasi STIBA oleh Ihwan Wahid Minu.

    Menurut Ihwan, setidaknya alumni memiliki tiga peran, yaitu sebagai katalisator atau penghubung. Alumni sebagai penghubung atau memberikan perwajahan bagaimana STIBA ke masyarakat luar. Banyaknya peminat STIBA tergantung bagaimana perwajahan alumni di lingkungan masyarakat.

    Peran kedua yang disebutkan oleh  Kepala Audit Mutu STIBA ini adalah sebagai kontributor. Perlu diperbaiki dokumentasi pencapaian para alumni untuk dijadikan bukti fisik pada penilaian akreditasi.

    Dan yang ketiga adalah sebagai iron stock, yaitu penyedia calon pemimpin. Situasi kerja, bekerja sesuai dengan disiplin ilmunya. Tugas alumni adalah menyampaikan informasi kerja untuk calon alumni yang punya poin dan cocok untuk disiplin ilmunya.

    Terkait akreditasi, maka poin alumni yang akan dinilai menurut Ihwan adalah tracer study, disiplin ilmu, dan penyerapan ilmu.

    Setelah pemaparan ketiga pemateri, acara dilanjutkan dengan sidang pengurus yang dipimpin oleh Kepala Pemberdayaan Alumni Imran Yunus, Lc. dan Ketua Ikatan Alumni STIBA Makassar Marli Abdul Hamid, S.H.

  • Kepada Alumni, Ketua STIBA Janjikan Buka Program Pascasarjana

    Kepada Alumni, Ketua STIBA Janjikan Buka Program Pascasarjana

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Ketua STIBA Makassar Ustaz Ahmad Hanafi, Lc., M.A., Ph.D. berharap agar para alumni STIBA Makassar tetap menjaga semangat tradisi keilmuan, mengingat tantangan di medan dakwah sangat besar sehingga butuh mujahadah. Hal ini dikemukakan Ustaz Ahmad saat memberi tausiah dalam kegiatan Temu Alumni STIBA Makassar, Jumat (13/12/2019) di DPP Wahdah Islamiyah Makassar.

    “Antum sekarang berada pada marhalah ‘atha,  tapi jangan lupa input-nya juga perlu ditingkatkan. Doakan agar setelah tiga program studi yang kita usulkan diterima, maka kita akan segera buat program pascasarjana di STIBA,” ungkap Ustaz Ahmad.

    Bahkan kata Wakil Ketua Dewan Syariah Wahdah ini, syaratnya sudah terpenuhi. STIBA Makassar telah memiliki beberapa tenaga pengajar bergelar doktor, dan akan menyusul beberapa asatidzah lagi akan menyelesaikan program doktornya.

    “Masalahnya sekarang, yang berhak membuka program pasca minimal memiliki dua prodi. Sementara saat ini kita baru memiliki satu prodi yaitu Perbandingan Mazhab dan Hukum,” tuturnya.

    Menjawab pertanyaan salah seorang alumni tentang target pembukaan program pasca ini, Ustaz Ahmad menjanjikan tempo satu tahun.

    “Kita berharap, insya Allah penerimaan mahasiswa baru tahun depan, calon mahasiswa baru, selain mendaftar pada Prodi Perbandingan Mazhab dan Hukum, juga sudah bisa mendaftar pada Prodi Ilmu Hadis dan Prodi Hukum Ekonomi Syariah.”

    Pesan terakhir yang disampaikan ketua STIBA ini adalah tentang urgensi menjalin hubungan persaudaraan sesama alumni. Baik alumni yang tetap berjuang di lembaga Wahdah Islamiyah ataupun yang memilih di ‘shaf’ lain.

  • Geliat Dakwah Alumni Putri di Daerah Tugas

    Geliat Dakwah Alumni Putri di Daerah Tugas

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Beberapa alumni Putri STIBA Makassar menunjukkan kiprah mereka dalam dunia dakwah dengan menjadi narasumber beberapa kegiatan. Mulai akhir bulan Oktober sampai masuk bulan November,  kegiatan alumni Putri STIBA beruntun terlaksana di daerahnya masing-masing.

    Pada bulan Oktober, salah seorang alumni yang berada di Kota Bima, diundang untuk mengisi kegiatan yang diadakan oleh FMDKI (Forum Muslimah Dakwah Kampus Indonesia) daerah Bima. Ustazah Maryam Ulfa S.H. yang merupakan Ketua Muslimah Wahdah Kabupaten  Bima kemudian menyetujui permintaan dari FMDKI dalam kegiatan “Dialog Muslimah” yang bertemakan “Be a Smart Muslimah”, yang bertempat di Aula SMK 3 Kota Bima, pada hari Ahad, 28 Safar 1441 H/27 Oktober 2019 M.

    Tidak hanya di Kota Bima, tiga alumni Putri STIBA Makassar yang berada di Kota Gorontalo pun menjadi pemateri pada kegiatan-kegiatan muslimah.

    Ustazah Sri Nova Mahmud, S.H. menjadi pemateri pada kegiatan “Taklim Muslimah” yang bertema “Bukti Cinta Terhadap Rasulullah”, pada Hari Kamis, 24 Rabiul Awwal 1441 H/21 November 2019 M. Kegiatan yang bertempat di TPQ Syahidah, Kecamatan Kwandang Gorontalo Utara ini, dilaksanakan oleh Muslimah Wahdah Daerah Gorontalo Utara, dihadiri para pelajar, mahasiswi, pegawai, dan ibu rumah tangga.

    Dalam materinya, beliau mengatakan, “Mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga adalah bagian dari rukun iman, sehingga tidak sempurna keimanan seseorang sampai dia mau mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.”

    Berselang dua hari setelah kegiatan Taklim Muslimah, pada Hari Sabtu, 26 Rabiul Awwal 1441 H/ 23 November 2019 M, Ustazah Enda Parwati, S.H. yang merupakan alumni Putri STIBA Makassar angkatan ke- 2, menjadi pemateri pada kegiatan Kamus (Kajian Muslimah) yang berlangsung setiap bulan. Kajian Muslimah ini berlangsung di Masjid al-Jihad SMAN 1 Telaga, dengan tema kajian “I’m in Love Ukhuwah”, yang diselenggarakan oleh ROHIS SMA 1 Telaga.

    Pemateri menegaskan, “Carilah sahabat yang shaleh, agar di akhirat kelak bisa menjadi penolong ketika selangkah kaki masuk kedalam neraka.” Di akhir kegiatan ini, para peserta di follow up-i dengan membentuk halaqah tahsin qiraatil qur’an.

    Kemudian pada Hari Senin, 28 Rabiul Awwal 1441 H/ 25 November 2019 M, bertempat di Ruko Ummu Sumayah, Desa Pentadio Barat, Kabupaten Gorontalo, Ustazah Nurmaselawati Djafar, S.H. menjadi pemateri pada kegiatan “Kajian Rutin Senin Sore” bertema “Wanita dan Perhiasan” dengan Bab pembahasan “Adab-adab Berpakaian”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Muslimah Wahdah daerah Kabupaten Gorontalo sekali dalam dua pekan.

    Reporter: Tim Humas Putri