Blog

  • Tingkatkan Keterampilan Jurnalistik Mahasiswa, UKM Jurnalistik Adakan Pelatihan Kepenulisan dan Desain Grafis

    Tingkatkan Keterampilan Jurnalistik Mahasiswa, UKM Jurnalistik Adakan Pelatihan Kepenulisan dan Desain Grafis

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Kegiatan Pelatihan Kepenulisan dan Desain Grafis bertema “Meningkatkan Intelektualitas Pengurus dalam Bidang Jurnalistik dilaksanakan pada hari Senin, 29 Syakban 1442 H/12 April 2021 M. Kegiatan yang berlangsung melalui ruang zoom ini menghadirkan dua pemateri dengan dua pembahasan yang berbeda.

    Pemateri pertama adalah Ustazah Ajrul Husnah Anwar yang membawakan materi kepenulisan. Dalam materinya ia menyampaikan bahwa literasi Islam dapat kembali berjaya jika kita melatih kemampuan dan keterampilan dalam membaca dan menulis. Hal tersebut penting agar bisa menghasilkan sebuah karya yang bermanfaat bagi kepentingan agama dan umat.

    “Umat Islam sejak awal dikenal dengan julukan umat Iqro’, di mana Islam menggunakan media tulisan untuk menarik perhatian para pemimpin, atau musuh-musuhnya untuk bergabung dengan Islam. Oleh karena itu, perlu menanamkan pemahaman dalam diri bahwa membaca dan menulis sangat penting, selain karena perintah langsung dari Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya, juga karena membaca dan menulis bisa menolong suatu bangsa dari kebodohan,” jelas Ustazah Ajrul.

    Ia menambahkan bahwa umat Islam tidak akan jaya sampai mereka mengambil jalan orang-orang saleh terdahulu dalam membangun peradaban Islam dengan banyak membaca dan menulis.

    Ustazah Ria Mardiah yang menjadi narasumber kedua membawakan materi Desain Grafis.

    Kegiatan ini dihadiri oleh para pengurus UKM Jurnalistik Putri STIBA Makassar yang berjumlah 30 orang. Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Ustazah Munawara selaku Wakabag. Kemahasiswaan, kemudian sambutan dari Ketua UKM Jurnalistik Putri STIBA Makassar.

    Menurut ketua panitia pelaksana, kegiatan ini dilaksanakan sebagai sarana untuk mengasah kemampuan dan kreativitas pengurus dalam bidang kepenulisan dan desain grafis.

    Para Pemateri menjelaskan tentang cara membangun PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) dalam bidang kepenulisan dan desain grafis, serta cara agar para pengurus bisa menghasilkan karya tulis dan desain grafis yang berkualitas dan layak dipublikasikan.

    Mereka juga memberikan tips-tips dan langkah-langkah dalam pembuatan buku, naskah dan esai, mendesain layout majalah dan poster serta cara menggunakan aplikasi Pixellab.

    Laporan Tim Humas Putri

  • Semerbak Ramadan 1442 H di STIBA Makassar

    Semerbak Ramadan 1442 H di STIBA Makassar

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Berbeda dengan suasana Ramadan tahun 1441 H yang berlangsung sepi tanpa aktivitas ibadah bersama di masjid karena pandemi Covid-19, Ramadan tahun ini, Masjid Anas bin Malik Kampus STIBA Makassar kembali dihidupkan dengan beragam aktivitas ibadah. Kendati belum bisa dilaksanakan normal seperti sebelum adanya pandemi.

    Siang hari di Masjid Anas bin Malik, selain pelaksanaan salat lima waktu secara berjemaah, selama bulan Ramadan, di masjid ini diadakan Taklim Duha. Meskipun pada dasarnya berlangsung online, para mahasiswa yang berada di kampus tetap dapat hadir menyimak secara langsung di masjid. Taklim ini diisi secara bergantian oleh tiga narasumber, yaitu Ustaz Dr. Muh. Yusran Anshar, Ustaz Dr. Ahmad Hanafi, dan Ustaz Saifullah Anshar, Lc., M.H.I.

    Selain itu, ada kegiatan 17 Hari Menghafal Al-Qur’an yang juga berlangsung secara daring. Acara ini diikuti oleh tak kurang dari 44 peserta yang merupakan mahasiswa STIBA Makassar yang berada di asrama.

    Sore hari, berlangsung taklim tadabur Al-Qur’an yang dibawakan oleh salah seorang dai Saudi Arabia yaitu Syekh Abdullah bin Salim al-Harbi. Syekh menyampaikan tadabur beberapa ayat al-Qur’an. Kegiatan yang berlangsung daring via Kanal Youtube STIBA TV dan Zoom ini dilaksanakan oleh Ikatan Alumni STIBA Makassar.

    Syekh Abdullah al-Harbi pun menjadi narasumber dalam Webinar Internasional bertema “Ramadan Generasi Terbaik”. Selaku penerjemah kegiatan yang berlangsung 6 Ramadan (18/04) secara daring ini adalah Ustaz Rahmat Badani, Lc., M.A.

    STIBA Makassar juga menyediakan takjil dan paket nasi untuk buka maupun sahur bagi para mahasiswa di asrama serta pengelola dan dosen yang bermukim di sekitar kampus.

    Masjid Anas juga mengadakan salat tarawih berjemaah. Kendati tidak lagi satu juz per malam karena pertimbangan pandemi, pengurus Masjid Anas bin Malik tetap menargetkan bacaan imam khatam pada malam ke-29. Hal ini disiasati dengan mengadakan dua kali salat tarawih di 10 malam terakhir. Salat tarawih pertama diadakan di awal malam tanpa Witir. Dilanjutkan dengan delapan rakaat dan tiga rakaat Witir pada akhir malam (pukul 02.00 dini hari).

    Tahun ini, lima hadiz Al-Qur’an bertindak selaku imam tarawih, mereka adalah Yassir Massi, Lc., Muhammad Fakhrun Syihab, Abdullah M. Yusran, Muh. Ridwan, dan Mufaddhal.

    Sebelum pelaksanaan salat tarawih, jemaah akan disuguhi siraman rohani dari para penceramah yang merupakan dosen-dosen STIBA Makassar.

    Kaum muslimin dapat membantu berpartisipasi dalam menyemarakkan Ramadan di kampus STIBA Makassar ini dengan menghadiri salat tarawih bersama di masjid Anas bin Malik, atau membantu pelaksanaan buka puasa dengan menyumbangkan dana maupun bahan makanan dan minuman.

  • Gelar Pengajian Khusus Orang Tua Mahasiswa, Ketua Sampaikan Peran Urgen Orang Tua dalam Wujudkan Visi Misi

    Gelar Pengajian Khusus Orang Tua Mahasiswa, Ketua Sampaikan Peran Urgen Orang Tua dalam Wujudkan Visi Misi

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Kegiatan pengajian virtual Orang Tua Mahasiswa  STIBA Makassar merupakan program kerja bagian Humas dan Kerja Sama STIBA Makassar yang dilaksanakan pada Sabtu (13 Syakban 1442 H/27 Maret 2021 M). Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan para orang tua atau wali mahasiswa dalam pengajian virtual orang tua.

    Kegiatan yang bertemakan “Ramadan, Momentum Membangun Surga Keluarga” ini dibuka oleh Mudir STIBA Ustaz Dr. Ahmad Hanafi. Menurut Ustaz Ahmad, pendidikan di STIBA Makassar tidak hanya dilaksanakan secara resmi dengan melakukan perkuliahan, tetapi juga menjadi institusi pembinaan untuk mewujudkan visi dan misi. Dengan demikian akan melahirkan alumni-alumni yang memiliki kualifikasi 5M yaitu mukmin, muslih, mujahid, muta’awin dan mutqin.

    “Di masa pandemi ini, tanggung jawab kita semakin besar karena aktivitas perkuliahan kita secara umum masih dilakukan secara daring. Maka kita butuh dukungan dari para dosen dan pengelola STIBA Makassar yang ada di kampus. Kita juga membutuhkan bantuan para orang tua untuk memperhatikan kegiatan mahasiswa,” kata Ustaz Ahmad Hanafi dalam sambutannya.

    “Mudah-mudahan silaturahmi yang baik antara pengelola STIBA dan para orang tua bisa menyukseskan apa-apa yang menjadi cita-cita kita bersama,” tambahnya.

    Pengajian virtual yang dikhususkan untuk para orang tua mahasiswa STIBA Makassar ini dibawakan oleh Ustaz Dr. Askar Yaman. Materi yang dibawakan oleh beliau mencakup beberapa poin penting yaitu keutamaan bulan Ramadan; Keutamaan Puasa; Bagaimana seorang Muslim Menyambut Ramadan; Amalan-amalan di bulan Ramadan, serta hal-hal yang melalaikan pada bulan Ramadan.

    Setelah penyampaian materi yang menjadi inti dari kegiatan ini, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian beberapa informasi dan pengumuman penting dari pihak STIBA Makassar kepada orang tua mahasiswa.

    Ustaz Dr. Kasman Bakry selaku Waka I, dalam penyampaiannya menuturkan kekagumannya dengan program kuliah virtual yang sedang berjalan ini, di samping keutamaan yang besar dari Allah. Tidak dipungkiri bahwa banyak masalah yang terjadi, mulai dari masalah kuota yang membuat pengeluaran membengkak, juga mengenai masalah orang tua yang menyuruh anaknya untuk bekerja di saat sedang kuliah.

    “Kepada para orang tua mohon kiranya untuk lebih memberi pengertian agar anak-anak bisa mengikuti proses belajar mengajar dengan baik,” imbau Ustaz Kasman.

    Hal lain yang disampaikan Waka I, terkait penarikan mahasiswa ke kampus untuk kuliah offline. Hal ini diprioritaskan untuk mahasiswa Prodi Perbandingan Mazhab semester II dan Program Persiapan Bahasa, tentunya setelah melalui prosedur kesehatan Covid-19.

    Ustaz Kasman juga menyoroti persiapan ujian tengah semester agar para orang tua memberikan pendampingan dan kesempatan pada anak-anak agar bisa belajar dan muraja’ah dengan baik agar bisa mendulang hasil yang maksimal.

    Sementara Waka III STIBA Makassar, Ustaz Muhammad Taufan Djafry, Lc., M.H.I. memaparkan bahwa  STIBA merupakan institusi pendidikan sekolah tinggi yang mengkaji dan mendalami ilmu-ilmu Islam secara formal. STIBA juga berperan sebagai institusi atau lembaga pembinaan dan pengaderan,  sehingga STIBA memiliki dua sisi yang berjalan berbarengan dalam proses melahirkan sarjana-sarjana berkualitas, mumpuni, mampu menjadi pemimpin di tengah masyarakat.

    “Maka kami mengajak kepada  para orang tua mahasiswa  untuk bekerja sama membantu, memotivasi, dan mendukung mereka dalam belajar, termasuk di dalamnya tarbiah, agar mereka bisa menjadi sarjana-sarjana yang berkualitas,” pungkasnya.

    Kegiatan ditutup dengan sosialisasi pembangunan gedung asrama putri STIBA Makassar oleh Panitia Pembangunan Ketua Divisi Donasi, Ustadz Ahmad Syaripudin, S.Pd.I, M.Pd.I.

    “Semoga kerja sama ini bisa semakin baik, bukan hanya pada saat ini, tapi juga setelah pandemi. Oleh karena itu, kegiatan pertemuan ini masuk ke program kerja Bagian Humas dan Kerja Sama STIBA Makassar dengan tujuan agar pertemuan para orang tua bisa dirutinkan setiap semester,” ujar Ustaz Ahmad.

    Acara ini dihadiri oleh 527 orang dengan rincian ruang Zoom ikhwan 150, ruang Zoom akhwat 135, dan YouTube 242 orang.

    Laporan Tim Humas Putri

  • UKM Raudhatul Huffaazh Putri Gelar Pembekalan Muhaffizhah I

    UKM Raudhatul Huffaazh Putri Gelar Pembekalan Muhaffizhah I

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Kegiatan Pembekalan Muhaffizhah I berlangsung pada Kamis, 11 Sya’ban 1442 H (25/03/2021). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Bidang Muraja’ah UKM Raudhatul Huffaazh Putri STIBA Makassar.

    Kegiatan ini bertemaبِالقُرْآنِ الاِنْشِغَالُ هُوَ النَّشَاطِ  أَفْضَلُ  ” dan dibawakan oleh Ustadzah Sulvinah Saleh, S.S.

    Ustadzah Sulvinah memberikan pemahaman kepada muhaffizhah bahwa kesibukan bersama Al-Qur’an merupakan pekerjaan yang mulia dan sumber kebahagiaan, serta menyadarkan para Muhaffizhah bahwa sebaik-baik kesibukan yaitu kesibukan bersama Al-Qur’an, tidak lupa pula ia memberikan gambaran tentang kehidupan para salaf bersama Al-Qur’an.

    Kegiatan ini bersifat online dan diikuti oleh seluruh muhaffizhaat dan pengurus UKM Raudhatul Huffaazh Putri STIBA Makassar. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menambah tsaqafah muhaffizhah sehingga melahirkan muhaffizhah yang ideal. Di samping itu, pembekalan ini juga memberi tips-tips menjadi muhaffizhah yang sukses, sebagai sarana untuk mempererat ukhuwah antar muhaffizhah serta sarana problem solving bagi para muhaffizhah.

    Di akhir paparannya, ia memberi kutipan yang sangat membekas bagi para muhaffizhaat, “Apa yang kita baca dan kita tadabburi dari Al-Qur’an, berdoalah agar kita senantiasa dimampukan oleh Allah untuk mengamalkannya.”

    Laporan Tim Humas Putri

  • Wali Kota Makassar Lakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Asrama Mahasiswi STIBA

    Wali Kota Makassar Lakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Asrama Mahasiswi STIBA

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Wali Kota Makassar, Danny Pomanto melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan Gedung Asrama Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA), Jumat (2/4/2021). Gedung asrama mahasiswi ini terletak di Kampus STIBA Makassar Jalan Inspeksi PAM, Kecamatan Manggala, Kota Makassar.

    Rencananya, akan dibangun dua gedung asrama. Gedung A dan B, masing-masing memiliki lima lantai, di atas tanah seluas 1.800 meter perseri dengan luas bagunan 1.320 meter persegi.

    Untuk satu unit gedung , dianggarkan biaya sebesar Rp11,5 milyar dari dana hibah dan wakaf. Dengan jumlah 72 kamar, dilengkapi foodcourt, kolam renang dan kafe di lantai satunya.

    Jadi mulai lantai dua hingga lima, masing-masing memiliki sembilan kamar, yang secara keseluruhan bisa menampung hingga 900 mahasiswi.

    Mahasiswa STIBA saat ini berjumlah 1.770 orang, dengan rincian, putra 888, dan putri sebanyak 882 orang.

    Ketua STIBA Makassar Ustaz Dr. Ahmad Hanafi Dain Yunta mengucapkan terima kasihnya kepada kehadiran Danny Pomanto beserta rombongannya.

    Ia mengatakan, peletakan batu pertama ini sudah direncanakan sejak Ahad (28/3/2021) lalu. Namun karena adanya kejadian pemboman di Gereja Katedral Makassar, acara itu terpaksa ditunda.

    “Ada hikmah dari penundaan itu, pekan lalu pak wali hanya mengagendakan kehadirannya 30 menit. Tapi hari ini pak wali bisa melaksanakan salat Jumat bersama kita,” ujar Ustaz Dr. Ahmad Hanafi.

    Lanjutnya, Danny Pomanto bukanlah tamu baru. Sebab di periode pertamanya menjabat wali kota Makassar, Danny sudah berulang kali mengunjungi STIBA.

    “Sebelumnya Pak Wali sudah pernah menyumbang untuk pembangunan Masjid Anas bin Malik. 2017 pak wali juga meletakkan batu pertama di pembangunan empat gedung STIBA, yang sekarang sudah kita fungsikan,” jelasnya.

    Sementara itu, usai Danny melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Asrama Mahasiswi STIBA. Danny mengimbau kepada masyarakat luas untuk membantu pembangunan gedung tersebut. Bantuan tersebut bisa dengan mewakafkan, atau menghibahkan harta untuk pembangunan gedung ini.

    Menurut Danny, hal ini bisa membantu pendidikan mahasiswi yang ada di STIBA untuk belajar ilmu agama. “Ini bisa menjadi amal serta tabungan kita kelak di akhirat, jadi sangat sayang jika kesempatan seperti ini kita sia-siakan,” harapnya.

  • Empat UKM Putri Adakan Upgrading Bersama untuk para Pengurus

    Empat UKM Putri Adakan Upgrading Bersama untuk para Pengurus

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Empat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Putri Periode 1442-1443 H/2021-2022 M mengadakan Upgrading bagi para pengurusnya, Rabu-Kamis (26-27/08/1442 H/10-11/03/2021 M).

    Peserta kegiatan yang bertema Bersama Bersinergi Menuju Kemajuan Islam yang Dinanti” ini disuguhi tiga materi. Pertama, materi tentang “Amal Jama’i” dengan narasumber Ustazah Jusniati. Materi kedua “Kreativitas dalam Dakwah” oleh Ustazah Nur Zakinah. Dan materi terakhir “Bekerja Sama” oleh Ustazah dr. Muhyina Nur.

    Dalam pemaparan pemateri pertama, Ustazah Jusniati mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan, perhatian, dan dukungan dari orang lain.

    “Salah satunya dalam medan dakwah, agar bisa memiliki kekuatan dalam melawan segala tantangan dari segala sisi, maka diperlukan kerja sama yang solid antarjemaah. Tentunya ketika kita sudah berada dalam dimensi jemaah, maka kita harus siap menjadi seorang pemimpin, dan juga menjadi orang yang dipimpin,” ujarnya.

    Ustazah Nur Zakina dalam penyampaiannya menjelaskan perlunya kreativitas dalam dakwah. “Karena yang kita hadapi adalah manusia. Kita adalah makhluk Allah yang tentunya selalu mau melihat yang menarik dan selalu melihat apa yang lagi tren. Begitu pula yang kita dakwahi adalah seorang manusia, maka kita berharap apa yang kita bawa ini bisa menarik bagi mereka. Kita tidak kalah dengan segala bentuk keburukan yang merusak generasi-generasi di luar sana,” tutur Ustazah Nur.

    Kegiatan yang dilaksanakan secara daring ini merupakan pelatihan kepengurusan bagi pengurus terlantik. Hal ini penting mengingat keberadaan mereka dalam sebuah barisan perjuangan dakwah merupakan wasilah yang sangat efektif dalam menyampaikan risalah Islam kepada umat.

    Para pengurus ini juga merupakan penyambung generasi salaf dan penerus cita-cita serta manhaj mereka sehingga setiap rutinitas dakwah yang dilaksanakan terdapat ruh yang kuat. Dengan demikian, diharapkan kelak mereka siap memboyong dakwah ini menuju kejayaan Islam.

    Laporan Tim Humas Putri

  • P3B Adakan Pelatihan Penerjemah Bahasa Arab

    P3B Adakan Pelatihan Penerjemah Bahasa Arab

    (STIBA.ac.id) Makassar –  P3B STIBA Makassar menginisiasi kegiatan Pelatihan Penerjemah Arab-Indonesia. Kegiatan yang sebelumnya dilaksanakan secara luring, kini dilaksanakan daring via video conference.

    Kegiatan yang berlangsung Sabtu (13/03/2021) ini dihadiri sekitar 50 peserta dari kalangan mahasiswa, dosen STIBA dan masyarakat mum. Hadir selaku narasumber, Ustaz Dr. Muhammad Ihsan Zainuddin, dosen STIBA Makassar yang dikenal cukup produktiv menulis dan menerjemahkan buku.

    Ustaz Ihsan Zainuddin memaparkan prinsip-prinsip dasar dalam menerjemahkan. Niat yang ikhlas menjadi prinsip pertama di samping penguasaan terhadap bahasa asal dan bahasa yang akan diterjemahkan. Selain itu, Ustaz Ihsan juga menjelaskan urgensi menguasai ilmu penerjemahan, yaitu sebagai wasilah untuk menguasai dan menaklukkan sebuah negara.

    Seorang penerjemah harus memiliki kesabaran dan keuletan. Kesabaran karena seorang penerjemah banyak bermain di belakang layar, dan keuletan karena ilmu penerjemahan perlu terus diasah dan dipelajari demi pengembangan diri seorang penerjemah.

    Kepala P3B STIBA Makassar, Sirajuddin Qasim, Lc., M.A. dalam sambutannya mengungkapkan bahwasannya P3B telah mencanangkan kegiatan strategis yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa dan stakeholder STIBA Makassar dari sisi penguasaan bahasa Arab. Salah satu kegiatan tersebut adalah pelatihan penerjemah bahasa Arab ini.

    Reporter: Ihsan Dahri

  • Tumbuhkan Semangat Dakwah di Medsos Melalui Pelatihan Desain Grafis

    Tumbuhkan Semangat Dakwah di Medsos Melalui Pelatihan Desain Grafis

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Hidup di era yang menuntut seseorang untuk terbuka dengan segala bidang ilmu menjadi kewajiban yang harus ditempuh. Canggihnya teknologi dapat diakumulasi dengan penerapan keterampilan dan kreativitas dalam berdakwah. Untuk mewadahi hal tersebut, Mahasiswa KKN Angkatan IV STIBA Makassar wilayah Kota Makassar bekerja sama dengan Tim Infokom DEMA STIBA Makassar mengadakan Pelatihan Multimedia.

    Tema yang diusung pada Pelatihan Multimedia ini adalah “Pelatihan Desain Menggunakan Aplikasi Inkscape”. Harapannya dengan tema ini, peserta pelatihan dapat meningkatkan keterampilannya dalam dunia desain khususnya dengan aplikasi Inkscape, sehingga kaum muslimin yang berdakwah tidak hanya pada mimbar-mimbar tapi juga di media sosial atau media cetak.

    “Dikatakan, bahwa siapa yang memegang kendali teknologi informasi ini, maka dialah yang bisa memegang dunia. Oleh karena itu, kami dari tim KKN IV memandang perlu diadakannya pelatihan ini, dengan harapan agar kita bisa mengembangkan skill dakwah, khususnya dalam dunia desain,” kata Muhammad bin Yusran, salah seorang mahasiswa KKN STIBA ketika memberi sambutan dalam kegiatan yang berlangsung daring via Zoom, (21/03/2021).

    Menurut Ketua Infokom DEMA Mahyudin bahwa peserta sangat antusias dalam menerima materi, “Alhamdulillah, jika dilihat dari jumlah cukup memuaskan apalagi beberapa peserta sangat antusias dalam mempraktikkan materi yang dibawakan narasumber,” ujar Mahyudin.

    Materi Pelatihan Multimedia ini disampaikan oleh Fitra Abadi, S.H. yang merupakan Pembina Tim Media STIBA Makassar dengan menggunakan aplikasi Inkscape. Dalam materi diperkenalkan seputar aplikasi Inkscape, ikon dan penggunaannya masing-masing. Dilanjutkan dengan latihan praktik membuat poster dakwah dan pamflet kegiatan.

    Aplikasi Inkscape dipilih sebagai media pelatihan kali ini karena merupakan aplikasi open source yang gratis digunakan. Meski tidak dipungkiri pada penggunaannya ada beberapa kekurangan.

    Laporan: Bani Adam

  • Serial Alumni Putri: Perjuangan Dakwah di Pulau Seribu Masjid

    Serial Alumni Putri: Perjuangan Dakwah di Pulau Seribu Masjid

    (STIBA.ac.id) Mataram – Menjadi seorang dai wanita yang berjuang demi kemuliaan Islam  tentu tidak mudah. Siapapun pasti mengalami yang namanya tantangan. Begitu halnya yang dialami Nuraeni, S.H., alumni STIBA Makassar tahun 2012. Sejak diutus berdakwah bersama suami, Syuaib Ahmad, sekitar tahun 2014 sampai sekarang, berbagai cobaan silih berganti mereka hadapi.

    Nuraeni didampingi sang suami ditugaskan di daerah yang masih asing bagi mereka berdua. Karakter masyarakat, budaya, dan bahasanya juga berbeda dengan mereka.

    Ketika berangkat dari Makassar menuju Mataram, Nuraeni dalam keadaan mengandung anak pertama. Saat itu janinnya sudah memasuki usia tujuh bulan. Tidak mudah memang, apalagi di sana  mereka tidak memiliki kerabat dan belum punya gambaran tentang kondisi lokasi yang dituju. Tapi keyakinan mereka bahwa Allah pasti menolong para penolong agama-Nya menguatkan tekad mereka untuk tetap berangkat.

    Awal tiba di Mataram, Nuraeni bersama suami tinggal di sebuah kos-kosan milik salah seorang ustaz yang telah lama tinggal di sana. Dua hari di sana, mereka mulai bersosialisasi mempelajari lingkungan sekitar agar bisa menyusun strategi dakwah yang akan mereka terapkan.

    Ternyata di lokasi tersebut tidak mudah bagi mereka memulai dakwah. Pada umumnya warga sekitar sudah punya pengajian rutin, ditambah lagi adanya unsur fanatisme kesukuan. Nuraeni ingin memulai dari mengajar  anak-anak mengaji, tapi ternyata anak-anak di sana sudah punya guru mengaji. Lingkungan mereka bahkan dikelilingi oleh rumah-rumah guru mengaji.

    Akhirnya mereka berinisiatif untuk mengajarkan anak-anak apa yang tidak mereka dapatkan di tempat mengaji mereka, yaitu bahasa Arab.  Nuraeni dan suaminya pun membuat les privat gratis untuk membantu anak-anak dalam menyelesaikan pelajaran sekolah yang sulit bagi mereka. Hal ini mereka lakukan untuk menarik perhatian warga sekitar dan memberikan citra positif bagi masyarakat.

    Setengah bulan berlalu. Dakwah yang mereka rintis belum mendapat cukup respons dari masyarakat sekitar. Rupanya warga sekitar masih sulit menerima pendatang baru. Mereka pun berpikir untuk mencari mad’u di wilayah lain.

    Akhirnya mereka mendapatkan satu kampung yang berbeda dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Jaraknya sekitar 2-3 km. Di sana Nuraeni mengajar sekitar sepuluh orang ibu rumah tangga. Jarak antara tempat tinggalnya dengan lokasi mengajarnya ia tempuh sehari-hari dengan berjalan kaki pulang pergi. Sesekali pulangnya diantar dengan sepeda motor oleh salah seorang ibu peserta majelis taklim binaannya.

    Waktu terus berlalu. Satu persatu peserta pengajiannya mulai berguguran dengan beberapa alasan klasik. Dari sepuluh yang ia bina akhirnya hanya menyisakan tiga orang yang mampu bertahan.

    Pascamelahirkan Putra Pertama

    Di tengah beratnya perjuangan dakwah yang ia alami, alhamdulillah, Allah menganugerahkan bagi mereka seorang momongan. Tepat pada hari ke-9 pascamelahirkan, mereka pindah tempat tinggal di sebuah kontrakan yang lokasinya cukup stategis. Di sana mereka kembali merintis dakwah yang baru.

    Ramadan pun datang. Bersama suami, Nuraeni membuka pendaftaran untuk program menghafal Al-Qur’an di bulan Ramadan. Dua hari mereka gunakan untuk menyebar pamflet seadanya. Alhamdulillah, 25 orang dari kalangan mahasiswa dan pelajar mendaftarkan diri untuk mengikuti program Ramadan tersebut. Setelah Ramadan, mereka follow up dengan kegiatan menghafal lanjutan.

    Di lokasi baru tersebut mereka memanfaatkan musala sebagai rumah tahfiz dan mereka beri nama Ibnu Abbas. Di Rumah Tahfizh Ibnu Abbas tersebut mereka menjalankan beberapa program kegiatan, seperti tahfizh weekend, tahfizh anak, TKA-TPA, dan belajar mengaji dasar bagi pemula (Dirosa) yang diselipkan juga dengan materi ilmu syariat (tarbiah).

    Saatnya Dakwah Mulai Diterima

    Waktu terus berjalan sampai dakwah mereka pun terus membuahkan hasil. Tapi hal itu tidak berarti semua berjalan sesuai rencana. Di sana masih banyak yang tidak menyukai dakwah mereka. Tapi Nuraeni dan Ahmad pantang untuk menyerah. Mereka memilih fokus untuk memperbaiki kualitas dakwah mereka.

    Mereka yakin, suatu saat nanti, cepat atau lambat masyarakat yang saat itu masih kontra akan melirik dakwah mereka. Dan betul saja, banyak dari mereka akhirnya menyerahkan anak-anak mereka untuk dibina oleh Nuraeni karena melihat kualitas yang lebih unggul dibanding tempat lain. Walaupun mereka juga belum sepenuhnya loyal kepada Nuraeni karena adanya ta’assub kepada tempat mereka belajar sebelumnya.

    “Waktu terus berjalan, dan alhamdulillah kami pun bisa melahirkan putra-putri daerah yang bisa berjuang bersama kami. Walaupun jumlahnya masih terbilang sangat sedikit dari apa yang kami harapkan,” ujar Nuraeni yang berhasil meraih gelar Sarjana Hukum (S.H.) di STIBA Makassar setelah mengikuti Wisuda I tahun 2017.

    Ke depannya, Nuraini berharap agar semakin banyak lahir putra-putri daerah yang memiliki jiwa militan yang bisa berjuang bersama dengannya untuk menegakkan agama Islam di muka bumi, khususnya di Kota Mataram.

  • Tim KKN Mahasiswi Bantu Penyintas Gempa Sulbar kembali ke Rumah

    Tim KKN Mahasiswi Bantu Penyintas Gempa Sulbar kembali ke Rumah

    (STIBA.ac.id) Majene – Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar mengutus sepuluh mahasisiwinya untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kemanusiaan di Sulawesi Barat, tepatnya di Kecamatan Malunda Kabupaten Majene. Tim KKN Kemanusiaan diutus untuk membantu relawan yang sudah berada di daerah terdampak gempa sejak bulan Januari lalu. Di samping itu, juga sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.

    Dari sepuluh mahasiswi yang diutus ke Sulawesi Barat, ada lima mahasiswi yang ditempatkan di Desa Lombang Kecamatan Malunda.

    Masyarakat di desa ini, turut terdampak gempa dahsyat yang menghancurkan beberapa bangunan di Sulbar Januari lalu. Warga dusun ini terpaksa harus mengungsi ke perbukitan karena khawatir adanya gempa susulan. Sementara keadaan rumah yang rusak parah akibat gempa juga tidak layak huni. 

    Tercatat lebih dari 30 keluarga mengungsi dan yang lainnya tetap berada di rumah karena keadaan rumah yang masih memungkinkan untuk tempat tinggal.

    Pada tanggal 8 Maret 2021, Tim KKN Kemanusiaan STIBA Makassar mengadakan bakti sosial di Dusun Takapa. Tim KKN Kemanusiaan STIBA Makassar bergotong royong membantu masyarakat berbenah dari tempat pengungsian ke rumah masing-masing. Meskipun rumah masyarakat terbilang belum layak huni dan rasa trauma masih belum hilang, namun masyarakat bersepakat untuk mulai berbenah setelah sebulan lebih tinggal di tempat pengungsian.