Makassar, – UKM Raudhatul Huffaazh STIBA Makassar sukses menggelar Muktamar II, Sabtu, 27 Rabiul Akhir 1445 H (11/11/2023). Acara berlangsung di Lantai IV Gedung Rektorat STIBA Makassar dan mengusung tema “Meningkatkan Spirit Al-Qur’an dalam Menghadapi Era Globalisasi.”
Muktamar II ini dihadiri oleh sejumlah anggota organisasi dan pihak terkait yang turut serta menyukseskan acara tersebut.
Acara dibuka dengan sambutan dari Kepala Pusat Pembinaan Al-Qur’an dan Pengembangan Bahasa, Ustaz Sirajuddin Qasim Lc., M.H. Dalam sambutannya, ia menyoroti pentingnya tema acara yang dipilih, mengajak pengurus untuk tetap sabar dan istikamah dalam mengelola organisasi di tengah gempuran efek globalisasi, khususnya melalui media sosial.
“Bagi para pengurus organisasi, tetap jaga diri dan mengenyampingkan hawa nafsu serta syahwat ingin bebas. Itu harus dilawan, sesuai dengan kaidah ‘الأجر على قدر المشقة’ yang artinya pahala itu besarnya tergantung dari kesulitan yang dihadapi,” ujar Ustaz Siraj.
Mufaddhal Terpilih sebagai Ketua Umum Baru
Muktamar II berlangsung dengan penuh antusiasme dari anggota organisasi, dari sidang Pleno I hingga Pleno V. Pada bagian akhir acara, terdapat momen penting, yaitu pemilihan Ketua Umum UKM Raudhatul Huffaazh STIBA Makassar untuk Periode 2023/2024 M 1445/1446 H. Proses pemilihan dilaksanakan secara transparan, dan hasilnya menunjukkan bahwa Mufaddhal berhasil terpilih sebagai Ketua Umum baru. Mufaddhal akan menggantikan Musyirul Haq yang sebelumnya menjabat sebagai ketua.
Selamat kepada Mufaddhal atas terpilihnya sebagai Ketua Umum UKM Raudhatul Huffaazh STIBA Makassar. Harapannya, kepemimpinannya mampu membawa kemajuan signifikan dan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan STIBA Makassar. Dengan semangat baru dan visi yang berkelanjutan, UKM Raudhatul Huffaazh STIBA Makassar berharap dapat terus menjadi wadah yang bermanfaat bagi para mahasiswa, mendukung kemajuan lembaga, dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi masyarakat.
(STIBA.ac.id) Makassar – Bekerja sama dengan Program Kaderisasi Ulama (PKU) Angkatan XVII Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, STIBA Makassar menyelenggarakan Workshop Seminar Pemikiran Islam dan Peradaban Islam pada hari Ahad, 12 November 2023. Kegiatan ini diadakan secara Hybrid dengan melibatkan lima narasumber, semuanya berasal dari mahasiswa Program Kaderisasi Ulama dari kedua kampus, di mana tiga di antaranya adalah mahasiswa Program Kaderisasi Ulama UNIDA Gontor, dan dua lainnya merupakan mahasiswa PKU STIBA Makassar. Acara ini dihadiri oleh 35 peserta secara langsung di Gedung Mua’dz bin Jabal, sementara 51 peserta lainnya mengikuti kegiatan melalui Zoom Meeting.
Wakil Ketua I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan STIBA Makassar, Ustaz Rahmat Badani bin Tempo, Lc., M.A. membuka acara secara resmi. Dalam sambutannya, ia menekankan kedudukan ilmu dalam agama Islam dan pentingnya peran ulama sebagai pembawa ilmu tersebut.
Ustaz Rahmat menggarisbawahi bahwa perhatian umat terhadap ilmu dan ulama harus terus diperhatikan, terutama menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang, seperti maraknya pemikiran-pemikiran menyimpang. Di akhir sambutannya, ia berharap agar kerja sama antara UNIDA Gontor dan STIBA Makassar semakin erat, untuk menjaga eksistensi ilmu dan peran ulama di tengah umat.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Ustaz Muhammad Wahyudi, M. Pd., seorang dosen sekaligus pembimbing di UNIDA Gontor. Ia menegaskan bahwa UNIDA Gontor dan STIBA Makassar memiliki dasar yang sama, yaitu ketakwaan dan semangat untuk menjaga eksistensi ilmu serta peran ulama. Ustaz Wahyudi juga menyarankan agar generasi muda memberikan perhatian yang lebih besar terhadap ilmu sebagai upaya menghadapi tantangan zaman, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ustaz Rahmat, sebagai bentuk jihad di era ini.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi seminar oleh para narasumber. Ustaz Randy Wahyudi, S.E., membuka materi pertama dengan judul “Problem Konsep Produksi Neo Kapitalisme dan Dampak Ekologi”. Dalam penjelasannya, ia mengkritisi konsep produksi kapitalis Barat yang menganut sikap materialis, mendorong manusia untuk melakukan eksploitasi besar-besaran terhadap alam. Dengan merujuk pada kitab Al-Kasb karya Imam Syaibaniy, ia menguraikan konsep produksi dalam Islam yang tidak hanya menekankan keuntungan dari alam tetapi juga memperhatikan etika manusia dalam berinteraksi dengan alam.
Sesi berlanjut dengan presentasi dari Ustaz Jalaluddin, S. Pd., yang membawakan materi berjudul “Krisis Relasi Guru dan Murid di Sekolah (Ditinjau dari Pandangan Imam Badruddin Ibn Al-Jama’ah)”. Ustaz Jalaluddin mengulas masalah serius dalam adab, baik dari kalangan guru sebagai pendidik maupun murid sebagai peserta didik, yang tercermin dari meningkatnya kasus-kasus terkait. Ia memberikan solusi dengan merinci pandangan Imam Badruddin ibn Al-Jama’ah yang terdapat dalam kitab Tazkiratussami Walmutakallim sebagai upaya mengatasi krisis dalam bidang adab ini.
Berlanjut ke permasalahan fikih, materi ketiga disampaikan oleh Ustaz Muhammad Setyo Nugroho, Lc., M.H., dengan judul “Batasan Ikhtilaf dalam Fikih”. Dalam pemaparannya, ia menekankan bahwa ranah ikhtilaf dalam fikih tidak boleh mencakup urusan-urusan yang bersifat ushul atau pokok. Ustaz Setyo Nugroho juga menjelaskan batasan-batasan ijtihad dalam furu’ atau cabang fikih, sehingga tidak menghasilkan pandangan yang menyimpang.
Dari bidang ilmu hadis, materi keempat disampaikan oleh Ustaz Arfan Arifuddin, S.S., M.Ag., dengan judul “Batasan Pemaknaan Hadis ‘Kalian Lebih Paham Urusan Dunia’”. Penjelasannya mengatasi pertanyaan-pertanyaan kompleks seputar makna hadis tersebut, seperti “Apakah seluruh urusan dunia lebih dipahami oleh umat sehingga syariat tidak mencakupnya sama sekali?”
Ia membahas dengan mendalam pertanyaan-pertanyaan tersebut yang menunjukkan perlunya pemahaman yang akurat terhadap hadis tersebut.
Sebagai pemateri terakhir, Ustaz Muslimin Qasim, S.H., membawakan materi dalam bidang bahasa Arab dengan judul “Metode Pengajaran Bahasa Arab menurut Azhar Arsyad“. Ia menyoroti pentingnya bahasa Arab bagi umat Islam. Sementara itu, dalam melihat beragam metode pembelajaran bahasa Arab, Ustaz Muslimin melakukan kajian terhadap metode Ta’sisiyah yang terdapat dalam buku “Dasar-dasar Penguasaan Bahasa Arab” karya Azhar Arsyad.
Kegiatan ini semakin interaktif dengan adanya sesi tanya jawab setelah pemaparan materi oleh semua narasumber. Peserta, baik yang hadir secara langsung maupun daring, aktif menyampaikan pertanyaan-pertanyaan mereka dalam sesi tersebut. Sebagai penutup, Ustaz Muhammad Wahyudi, M. Pd., menyampaikan epilog. Ia menekankan bahwa tugas mahasiswa sebagai pembelajar Islam masih sangat banyak, dan penting untuk meningkatkan kesadaran diri dalam mengembangkan kapabilitas. Ia juga mengingatkan peserta untuk memanfaatkan waktu selama pendidikan di STIBA Makassar dengan sebaik-baiknya sebagai persiapan untuk berkhidmat pada umat.
(STIBA.ac.id) Makassar – Departemen Dakwah Keputrian Dema, Bidang Hafalan Raudhatul Huffaazh Putri, dan Divisi Pengembangan Bahasa Al-Fusha Putri STIBA Makassar kembali menggelar Muslimah’s Event VI. Muslimah’s Event kali ini hadir dengan tema بالقرآن نربي الجيل الرباني وباللغة العربية نبني المجتمع الحضاري (Membina Generasi Rabbani dengan Al-Qur’an dan Membangun Masyarakat Berperadaban dengan Bahasa Arab). Kegiatan ini dirangkaikan dengan pelaksanaan lima cabang lomba yang diikuti peserta dari kalangan mahasiswi baik STIBA Makassar maupun perguruan tinggi lain, serta pelajar sekolah menengah.
Perlombaan ini terdiri dari beberapa kategori, di antaranya Musabaqah Hifzhul Qur’an 5 dan 10 Juz, Ulumul Qur’an, Arabic Story Telling, dan Cerdas Cermat Qawaid al-Lughah al-‘Arabiyah. Acara ini menjadi semakin meriah dengan adanya Seminar Al-Qur’an dan Bahasa Arab sebagai puncaknya.
Pembukaan Muslimah’s Event VI, yang digelar Sabtu (11/11/2023) di Aula Aisyah STIBA Makassar, menjadi sorotan dengan partisipasi aktif sekitar 700 peserta, 148 di antaranya adalah peserta aktif dalam musabaqah.
Acara dimulai dengan sambutan dari ketua panitia, Ruqayyah Az-Zahrah Idris yang memberikan informasi seputar jalannya acara. Selanjutnya, sambutan disampaikan oleh Pembantu Waka I Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Ustazah Sartini Lambadjo, Lc., S.H., M.H.
Ustazah Sartini Lambadjo menyampaikan harapannya terhadap suksesnya Muslimah’s Event sebagai wadah untuk menanamkan cinta terhadap Al-Qur’an dan Bahasa Arab.
“Di tengah maraknya penggunaan bahasa Inggris oleh generasi muda, kita tetap berkomitmen untuk menyebarkan kecintaan terhadap bahasa Arab. Kita bangga dapat ikut serta dalam melestarikan dan mempromosikan penggunaan bahasa Arab,” ujarnya memicu semangat para peserta.
Acara dilanjutkan dengan technical meeting bersama para peserta musabaqah, yang bertujuan untuk memberikan arahan dan persiapan optimal menjelang berlangsungnya rangkaian perlombaan.
(STIBA.ac.id) Makassar – Lembaga Kemahasiswaan STIBA Makassar menggelar Grand Opening Muktamar, dirangkaikan dengan Seminar Kemahasiswaan yang berfokus pada tema “Eksistensi Lembaga Kemahasiswaan di Era 5.0”, Sabtu (11/11/2023).
Acara ini dihadiri oleh A.M. Iqbal Parewangi sebagai keynote speaker, dan beberapa pemateri seperti Abdul Qadir, S.T. (Ketua Bidang Pembinaan Generasi Muda DPP WI), Muhammad Ammar Naufal M.Ed., Ph.D. (Dosen Universitas Negeri Makassar), dan Syandri, Lc., M.A. (Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab Makassar).
Pembukaan acara dimeriahkan dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Ahmad dan Kamil, dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua Dema STIBA Makassar, Dimas Fajar Ramadhan.
Ketua STIBA Makassar, Akhmad Hanafi Lc., M.A., Ph.D. menyampaikan pentingnya lembaga kemahasiswaan sebagai wadah untuk menggali aspirasi mahasiswa. Ia menekankan peran lembaga ini dalam melatih jiwa kepemimpinan mahasiswa, sehingga ketika diutus ke masyarakat, mahasiswa sudah mempunyai skill atau kemampuan dalam memimpin dan mengatur masyarakat.
“Kita berharap agar lembaga kemahasiswaan kita diminati oleh mahasiswa kita, jangan sampai sebaliknya,” tambahnya sambil membuka secara resmi acara ini.
Keynote speaker, A.M. Iqbal Parewangi menyoroti peran muktamar sebagai pencetus perubahan. Ia menegaskan bahwa muktamar yang berhasil adalah yang mampu melahirkan perubahan positif.
“Muktamar harus melahirkan perubahan. Jika sebuah muktamar tidak melahirkan perubahan, maka tidak bisa dikatakan muktamar, tapi distruction atau kemunduran,” ujarnya.
Seminar Kemahasiswaan ini mempersembahkan tiga pembahasan menarik, yaitu “Peran Dakwah Generasi Muda di Era 5.0” yang disampaikan oleh Ustaz Abdul Qadir, S.T., “Peluang Lembaga Kemahasiswaan dalam Menghadapi Kurikulum Kampus Merdeka” oleh Muhammad Ammar Naufal M.Ed., Ph.D., dan “Model Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan yang Efektif dan Efisien di Era 5.0 oleh Syandri, Lc., M.A.
(STIBA.ac.id) Makassar – Bagian Pembinaan Karakter 5M STIBA Makassar menyelenggarakan Daurah Kenaikan Marhalah Ta’rifiyah II ke Marhalah Takwiniyah I. Sebanyak 81 Mahasiswa STIBA Makassar mengikuti Daurah Kenaikan Marhalah dengan tema Dengan Spirit al-Aqsa tersebut. Acara ini diselenggarakan pada Kamis—Jumat, 25-26 Rabiulakhir 1445 H (09-10/11/2023 M).
Dalam pembukaan kegiatan, Ustaz Sirajuddin, Lc., M.H.I., selaku Kepala Bagian Pembinaan Karakter 5M, menyampaikan pesan penting. Ia menekankan perlunya melihat dan meneladani para asatizah (guru) dalam hal keilmuan dan keutamaan. Ustaz Sirajuddin juga menyoroti signifikansi peningkatan karakter dalam setiap fase kehidupan seorang muslim.
“Para guru kita adalah hasil dari tarbiah, ada di antara mereka yang telah menjalani proses tarbiah selama 20 tahun, bahkan saat ini mereka masih terus menerima dan memberikan tarbiah. Melalui proses tarbiah, kita diajarkan tentang urgensi pembangunan karakter, pentingnya kebersamaan, ukhuwah, dan cita-cita yang besar. Semua nilai-nilai ini muncul dari keyakinan kita, dan kita perlu menyadari bahwa keberadaan kita di lingkungan ini adalah pilihan-Nya,” ujar Ustaz Siraj.
Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan serangkaian materi yang disampaikan oleh para narasumber. Ustaz Ikhwan Wahid Minu membawakan topik “Manhaj al-Islah” (Metode Perubahan), Ustaz Bahtiar Bahri membahas “Karakteristik Ahlussunah Wal Jamah,” Ustaz Ahmad Syaripudin menjelaskan “Fan at-taa’mul,” Ustaz Surahman Yatie mengupas “Peran Pemuda dalam Membangun Umat,” dan Ustaz Asri Muh. Saleh membawakan topik “Pengantar Fikih Dakwah.”
Para narasumber memberikan pesan kepada para mahasiswa, mengajak mereka untuk tetap bersemangat dalam menjalani proses tarbiah, giat dalam menuntut ilmu, dan selalu mendoakan saudara-saudara di Palestina.
(STIBA.ac.id) Makassar – UKM Jurnalistik Putri STIBA Makassar mempersembahkan seminar ilmiah Muslimah’s Expo sebagai langkah kontributif dalam meningkatkan literasi di Indonesia. Data dari UNESCO menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua dari bawah dalam hal literasi dunia, dengan hanya 0,001% minat baca masyarakat. Dalam konteks ini, kegiatan ini dihadirkan sebagai upaya nyata untuk mengatasi masalah literasi yang meresahkan tersebut.
Dengan pemahaman bahwa literasi memiliki peran kunci dalam peradaban, UKM Jurnalistik Putri STIBA Makassar menegaskan pentingnya membangun kesadaran literasi melalui acara ini. Seminar ilmiah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan minat baca, dan pada gilirannya memajukan peradaban Islam di Indonesia.
Muslimah’s Expo tahun ini mengusung tema Eksistensi Generasi Z sebagai Penggerak Dakwah di Era Society 5.0. Tak hanya Seminar Ilmiah, kegiatan ini juga melibatkan peserta dalam lima cabang perlombaan yang terbuka untuk mahasiswi baik STIBA Makassar maupun dari PT lain, termasuk para pelajar sekolah menengah. Jumlah peserta lomba yang terdaftar sebanyak 50 orang. Perlombaan tersebut mencakup Penulisan Esai, Debat Ilmiah, Desain Poster, Konten Bedah Buku, dan Lomba Cepat Tepat Literasi. Kegiatan ini berakhir dengan diselenggarakannya Seminar Ilmiah sebagai puncak acara.
Pembukaan Muslimah’s Expo yang berlangsung pada Ahad (5/11/2023) di Aula Gedung Aisyah STIBA Makassar dihadiri oleh sekitar 400 peserta dari kalangan mahasiswi dan pelajar.
Acara diawali dengan sambutan dari ketua panitia, Azizah Hidayat, dan juga sambutan dari Wakil Kepala Bagian Kegiatan Kemahasiswaan Putri STIBA Makassar, Ustazah Munawwarah. Setelah itu, dilanjutkan dengan technical meeting bersama para peserta lomba.
Ustazah Munawwarah berharap agar Muslimah’s Expo dapat menjadi wadah yang membangkitkan semangat generasi muda untuk terlibat dalam literasi dan mendorong semangat dakwah melalui literasi.
Penulis buku “Fikih Demokrasi,” Ustaz Rapung Samuddin, Lc., M.A., M.H.I., diundang sebagai Pemantik Diskusi Ilmiah dengan tema “Fikih Demokrasi” pada Rabu, (2/11/2023).
Diskusi ini diselenggarakan oleh Prodi Perbandingan Mazhab STIBA Makassar dan berlangsung secara Hybrid. Peserta mahasiswa mengikuti secara daring di Gedung Muaz bin Jabal lantai satu, sementara mahasiswi bergabung via zoom meeting di Aula Aisyah Kampus Putri.
Tujuan dari agenda ini adalah agar mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari selama di STIBA sehingga bisa berhujah secara benar.
“Dalam diskusi ini, kita mencoba memahami dan menggunakan ilmu-ilmu alat yang sudah dipelajari selama di STIBA. Bagaimana menerapkannya dalam mempertahankan pendapat dan hujah kita, sehingga dapat jelas mana yang kuat sesuai dengan hujah yang ada,” ujar Dosen Fiqh Qadha’ dan Siyasah Syar’iyyah Prodi Hukum Keluarga di Unismuh Makassar tersebut.
Ustaz Rapung membuka diskusi dengan membahas hubungan antara agama dan siyasah (politik). Menurutnya, tidak ada dikotomi antara siyasah dan agama.
“Tidak dapat dimungkiri bahwa siyasah dan agama merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, seperti dua sisi dari satu koin. Siyasah adalah agama, dan agama adalah siyasah,” ungkapnya.
“Ia menekankan peran besar siyasah dalam agama kita. Banyak masalah yang tidak dapat diselesaikan melalui dakwah di atas mimbar dan bacaan-bacaan ayat Al-Quran atau hadis Nabi kita, namun dapat diatasi dalam waktu singkat melalui siyasah,” ujarnya.
Sebagai contoh, Ustaz Rapung membagikan kisah peran siyasah dalam menyelesaikan masalah seperti lokalisasi pelacuran Doli di Surabaya dan Alexis di Jakarta, yang meskipun telah didakwahi selama puluhan tahun, tetapi tetap beroperasi. Namun, masalah tersebut dapat diselesaikan dengan perumusan dan tanda tangan dalam waktu singkat.
“Ketika orang-orang baik mengambil peran dalam siyasah, dalam satu jam atau satu malam, masalah dirumuskan, ditandatangani, dan besoknya tempat tersebut ditutup dan tidak buka lagi sampai hari ini,” tegasnya.
“Siyasah diibaratkan sebagai payung bagi dakwah. Dakwah akan menghadapi kendala besar tanpa adanya payung, dan siyasah merupakan payungnya. Oleh karena itu, keliru dan salah bagi mereka yang mencoba memisahkan agama dan siyasah,” tambahnya.
Diskusi yang dipandu oleh Dosen Siyasah STIBA Makassar, Ustaz Saddam Nurdin, Lc., M.H.I., memanaskan suasana dengan pro dan kontra antara kelompok-kelompok yang hadir.
(STIBA.ac.id) Makassar – Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar menggelar Ujian Tengah Semester (UTS) mulai hari ini, Senin (23/10) hingga Jumat (27/10). Ujian ini diikuti oleh seluruh mahasiswa STIBA Makassar, baik Program Persiapan Bahasa, Prodi Perbandingan Mazhab, Prodi Pendidikan Bahasa Arab, maupun Prodi Hukum Ekonomi Syariah.
Wakil Ketua I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Ustaz Rahmat Badani, Lc., M.A., menyampaikan bahwa ujian tengah semester merupakan salah satu tahapan penting dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi. Ujian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana mahasiswa telah menguasai materi yang telah diberikan selama semester berjalan.
“Ujian adalah bagian dari proses pembelajaran, tanpa ujian maka seseorang tidak akan mampu menilai kualitas dirinya sendiri,” kata Ustaz Rahmat.
Karena itu, ia berharap agar mahasiswa menjadikan ujian tengah semester yang sedang berlangsung selama sepekan ini sebagai momen untuk berhenti dan menatap sejenak ke belakang.
“Berhenti dan tatap sejenak ke belakang. Lihat apa saja yang telah kita lalui selama pembelajaran delapan pekan lamanya, guna mengetahui kekurangan yang ada selama ini dan memantapkan pijakan kita di masa yang akan datang,” ujarnya.
Nurhabib Miftahurrazaq, mahasiswa Semester III Prodi Perbandingan Mazhab mengatakan bahwa dirinya telah mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh menyambut ujian ini.
“Saya sudah belajar dengan sungguh-sungguh, meskipun saya tetap sadar bahwa ada kemungkinan saya tidak mendapatkan hasil yang maksimal. Namun, saya akan tetap berusaha untuk yang terbaik dan berharap bisa mendapatkan hasil yang memuaskan.”
“Sebagai penuntut ilmu agama, niat saya belajar tentu karena mengharapkan keridaan Allah. Semoga ilmu yang saya tuntut hari ini bermanfaat bagi diri saya dan orang lain,” ungkap mahasiswa asal Kolaka Sulawesi Tenggara ini lebih lanjut.
UTS kali ini diikuti oleh 1.105 mahasiswa dan 1.199 mahasiswi.
(STIBA.ac.id) Makassar – Dua dosen STIBA yang juga tergabung dalam kepengurusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan hadir dalam silaturahmi mubalig se-Sulsel. Kegiatan yang diprakarsai MUI Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulsel ini digelar di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel, Makassar pada Sabtu, 14 Oktober 2023. Kedua dosen STIBA Makassar tersebut adalah Dr. Kasman Bakry, M.H.I. yang merupakan anggota Komisi Fatwa MUI Sulsel, dan Chamdar Nur, S.H., S.Pd.I., M.Pd., anggota Komisi Luar Negeri MUI Sulsel.
Silaturahmi mubalig ini dihadiri oleh seluruh anggota MUI Sulsel, perwakilan MUI Kabupaten/Kota se-Sulsel, dan perwakilan ormas Islam yang ada di Sulsel.
Kegiatan tersebut mengangkat tajuk Halaqah Kebangsaan dan Keumatan dengan tema Peran Umat dalam Mewujudkan Pemilu Damai di Sulawesi Selatan Menuju Masyarakat Madani dalam Kesatuan Negara RI.
Pada kesempatan itu, hadir pula salah seorang alumni STIBA, Inca Jaya sebagai perwakilan MUI Kabupaten Selayar. Empat alumni putri STIBA yang saat ini sedang mengeyam Pendidikan Kaderisasi Ulama Putri MUI Sulsel turut berpartisipasi dalam silaturahmi ini, mereka adalah Ade Ihwana Ilham, S.H., Nur Fitri Ramadhani, S.H., Nindhi Meyna Susilawati, S.H., dan Nur Fadhilah, S.H.
Keterangan foto: Dari kiri ke kanan Dr. Ilham Kadir, MA. (Pimpinan Baznas Kabupaten Enrekang), Dr. Amirsyah Tambunan, M.A. (Sekjen MUI Pusat), Dr. Waspada Santing, M.H.I. (Ketua Ganas Annar MUI Sulsel dan Pimpinan Baznas Kota Makassar), Dr. Kasman Bakry, M.H.I. (Dosen STIBA Makassar, Komisi Fatwa MUI Sulsel).
Acara ini juga menghadirkan Dr. K.H. Amirsyah Tambunan, Sekretaris Jenderal MUI Pusat sebagai narasumber yang membawakan materi dengan judul Peran Umat, Ulama, dan Ormas Islam dalam Menghadapi Pemilu 2024.
(STIBA.ac.id) Makassar – Kemampuan mengurus jenazah merupakan salah satu keterampilan yang wajib dimiliki oleh setiap muslim, termasuk mahasiswa STIBA Makassar. Hal ini karena mengurus jenazah merupakan salah satu ibadah yang hukumnya fardu ain dan merupakan kebutuhan yang vital dalam masyarakat kita. Merespons kebutuhan ini, Departemen Diklat Dema STIBA Makassar mengadakan Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah pada hari Jumat, 13 Oktober 2023 dan dihadiri lebih dari 40 peserta. Pelatihan ini direncanakan untuk diadakan secara rutin setiap tahun untuk terus meningkatkan dan memperbaiki kemampuan mahasiswa dalam mengurus jenazah.
Pemateri yang dihadirkan pada kegiatan ini adalah Ustaz Abdullah bin Ubaidillah, alumni Markaz Dakwah Ma’had Al-Birr tahun 2010. Selain itu, ia juga adalah seorang pembimbing dalam pelatihan-pelatihan penyelenggaraan jenazah di DPD Wahdah Islamiyah Makassar.
Pada pelatihan ini, peserta diajarkan tentang tata cara memandikan, membungkus, dan menyalati jenazah secara lengkap dan benar. Peserta juga diajarkan tentang hal-hal teknis dalam mengurus jenazah mulai dari meninggalnya seseorang hingga perhatian terhadap persoalan kebersihan, termasuk bagaiamana menyiapkan pembungkus, kain kafan, dan menyalati jenazah.
“Di antara dua hasil yang harus dikembangkan oleh mahasiswa STIBA Makassar adalah kemampuan menjadi praktisi dan pendidik,” ungkap Ustaz Ridwan dalam kata sambutannya di awal acara. Kegiatan ini berlangsung selama tiga jam dan diadakan di lantai 2 Masjid Kampus STIBA Makassar.