Kategori: Kegiatan Mahasiswa

  • Dua Bulan KKN Bawa Perubahan Positif Masyarakat, Kades Lekopancing Apresiasi Mahasiswa STIBA Makassar

    Dua Bulan KKN Bawa Perubahan Positif Masyarakat, Kades Lekopancing Apresiasi Mahasiswa STIBA Makassar

    (STIBA.ac.id) Maros – Festival Anak Saleh dengan tema “Membangun Generasi Rabbani, Mewujudkan Peradaban Islami” di Masjid Darul Faizin, Dusun Carangki Selatan, telah sukses dilaksanakan pada Sabtu (20/04/2024) pukul 15.30 Wita. Acara yang diselenggarakan oleh mahasiswa KKN VII STIBA Makassar Desa Lekopancing ini, dihadiri oleh anak-anak dan masyarakat setempat dengan antusias.

    Pembukaan Penuh Khidmat

    Suasana khidmat menyelimuti Masjid Darul Faizin saat MC, Muzammil, membuka acara. Alunan merdu ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan oleh Andi Baso, salah satu santri di desa tersebut, semakin menambah kekhusyukan suasana.

    Sambutan dan Apresiasi

    Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua Panitia, La Ode Acang. Ia memaparkan detail terkait lomba yang diikuti oleh 113 santri dan santriwati tersebut, dengan enam cabang yang diperlombakan. La Ode Acang juga mengungkapkan bahwa sumber dana kegiatan ini berasal dari hasil usaha penjualan Posko-Posko KKN VII STIBA Makassar di Desa Lekopancing.

    Sambutan kedua datang dari Kepala Desa Lekopancing, Kaluddin Rapi, S.Sos. Ia mengapresiasi keterlibatan mahasiswa KKN dalam menjaga komunikasi dan selalu melibatkan desa dalam setiap kegiatan. Kades juga bangga atas perubahan positif yang terjadi di masyarakat selama kurang lebih dua bulan masa KKN.

    Perlombaan dan Penghargaan

    Puncak acara diisi dengan pengumuman pemenang lomba dan pemberian penghargaan. Para pemenang di berbagai kategori usia menerima piala, sertifikat penghargaan, dan bingkisan. Seluruh peserta yang tidak meraih juara pun mendapat bingkisan sebagai bentuk apresiasi atas partisipasinya.

    Momen Kebersamaan dan Inspirasi

    Festival Anak Saleh ditutup dengan sesi foto bersama untuk mengabadikan momen kebersamaan. Acara ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan manfaat bagi semua yang terlibat, serta menjadi wadah bagi anak-anak untuk meningkatkan kecintaan mereka terhadap Al-Quran dan Islam.

    Reporter: Salahuddin

  • Perjalanan Menuntut Ilmu Ibu Salamah : Antara Rute Menantang dan Belajar Al-Qur’an di Bulan Ramadan

    Perjalanan Menuntut Ilmu Ibu Salamah : Antara Rute Menantang dan Belajar Al-Qur’an di Bulan Ramadan

    (STIBA.ac.id) Maros –   Berpuasa di bulan Ramadan, tak menyurutkan semangat Ibu Salamah dalam menuntut ilmu. Ibu Salamah, seorang peserta Dirosa (Dirasah Orang Dewasa) yang diselenggarakan oleh mahasiswi KKN VII STIBA Makassar di Desa Toddopulia, menunjukkan tekad luar biasa dalam beribadah dan menuntut ilmu.

    Setiap hari, Ibu Salamah harus menempuh perjalanan jauh dengan akses jalan yang menantang. Jalanan yang berlumpur, menyeberangi sungai, melalui hutan dan sawah, tak jarang menjadi rintangan yang menguras tenaga. Apalagi saat cuaca hujan, perjalanan semakin sulit dan berbahaya.

    Namun, Ibu Salamah tak gentar. Ia berangkat dari rumah sebelum waktu buka puasa agar bisa berbuka bersama mahasiswi KKN STIBA di masjid. Setelah berbuka, rutinitasnya ia lanjutkan hingga salat tarawih dan mengikuti pengajaran Dirosa yang diadakan di masjid desa.

    Perjalanan pulang pun tak kalah berat. Tak jarang, Ibu Salamah baru tiba di rumah sekitar jam 11 malam dengan kondisi jalan yang gelap. Ia hanya berbekal senter dan sepatu bot untuk menerangi dan melindungi kakinya.

    Meskipun penuh perjuangan, wajah Ibu Salamah selalu memancarkan kebahagiaan.

    “Saya suka dan senang diajari oleh mahasiswi KKN,” tuturnya saat para mahasiswi mengunjungi rumahnya untuk bersilaturahmi dan berbagi parsel Idul Fitri.

    “Saya berharap agar para mahasiswi bisa lebih lama lagi di desa ini,” ujarnya.

    Tekad Kuat untuk Mencari Ilmu

    Kisah inspiratif Ibu Salamah menjadi pengingat bahwa semangat dan tekad adalah kunci dalam menuntut ilmu. Ibu Salamah adalah bukti nyata bahwa belajar tidak mengenal batas usia. Semangat belajar dapat muncul dari siapa saja, bahkan dari seorang ibu desa yang sederhana.

    “Ibu Salamah adalah contoh nyata bagi kami tentang semangat belajar yang tinggi,” ungkap Putri, salah seorang mahasiswi KKN STIBA Makassar.

    “Beliau mengajarkan kami, tekad yang kuat dan keteguhan hati dalam mendekatkan diri kepada Allah,” tambahnya.

    Mari jadikan kisah Ibu Salamah sebagai motivasi untuk terus berjuang dan tidak pernah menyerah dalam menuntut ilmu. Semoga semangatnya dapat menular dan menginspirasi banyak orang untuk terus belajar Al-Qur’an dan memperkaya diri dengan pengetahuan ilmu agama.

    Reporter: Putri Indiarti Saleng

  • Kemeriahan Festival Anak Saleh di Desa Damai: Rajut Silaturahmi, Asah Potensi, dan Perkuat Ukhuwah Islamiah

    Kemeriahan Festival Anak Saleh di Desa Damai: Rajut Silaturahmi, Asah Potensi, dan Perkuat Ukhuwah Islamiah

    (STIBA.ac.id) Maros – Mahasiswa KKN STIBA Makassar membawa berkah Ramadan bagi Desa Damai, Kec. Tanralili, Kab. Maros, Sulawesi Selatan. Melalui Festival Anak Saleh bertema “Kemilau Generasi Al-Qur’an di Desa Damai” yang digelar Jumat (05/04/2024), mereka berhasil menanamkan semangat Islam di pelosok Maros.

    Acara yang berlangsung di Masjid Jami’ Jabal Nur, Dusun Abbekae, ini disambut meriah oleh masyarakat. Para Pembina TK/TPA dan santri binaan mahasiswa KKN antusias mengikuti berbagai perlombaan, seperti Azan, Hafalan Qur’an, dan Tilawah. Kemeriahan semakin terasa dengan kehadiran sejumlah aparat desa, seperti Kepala Desa Damai, Imam Desa, Kepala Dusun Billa, Imam Dusun Abbekae, Imam Dusun Bowong, dan utusan KUA.

    Kepala Desa Damai, Basri, S.M., membuka Festival Anak Saleh. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada mahasiswa KKN VII STIBA Makassar atas kontribusi positif mereka melalui kegiatan ini.

    Bapak Basri tak lupa mengapresiasi dedikasi luar biasa para mahasiswa KKN yang selama Ramadan berperan sebagai imam di masjid-masjid Desa Damai. Ia meyakinkan masyarakat bahwa kemampuan bahasa Arab dan tajwid para mahasiswa tak perlu diragukan lagi.

    “Mahasiswa KKN STIBA ini ahli dalam bahasa Arab, jadi jangan diragukan lagi jika menjadi imam, masalah tajwid sudah pasti bagus”, ujarnya.

    Festival Anak Saleh ini bukan sekadar perlombaan. Lebih dari itu, festival ini menjadi sarana pengenalan bagi santri dalam membangun generasi cinta al-Quran, sarana penyebaran nilai-nilai Islam di desa Damai, ajang silaturahim antara santri TK/TPA, dan sebagai sarana untuk menambah wawasan dan mengasah potensi peserta didik dalam bidang keislaman masyarakat desa Damai.   

    Selama tiga hari berturut-turut, tak kurang 100 peserta dari 10 TK/TPA binaan dan dua TK/TPA nonbinaan bersaing dalam enam kategori lomba: azan, cerdas cermat Islam, hafalan surat pendek, tadarus Al-Qur’an, mewarnai, dan kultum.

    Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Tablig Akbar dan buka puasa bersama di hari ketiga lalu ditutup dengan pengumuman peserta lomba dan penyerahan hadiah. Pemaparan materi Tablig Akbar dibawakan oleh Ustaz Dodi Priambodo, S.H.I., dengan tema “Mulia dengan Al-Qur’an”.

    Dalam materinya, Ustaz Dodi Priambodo menyampaikan pentingnya memahami dan mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi pribadi yang mulia di mata Allah Ta’ala. Peserta Festival Anak Saleh juga diajak untuk merenungkan makna keberkahan dalam membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.

    Setelah penutupan materi Tablig Akbar oleh moderator, acara kembali diambil alih oleh MC untuk memasuki acara penutupan yang ditandai dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba dan kompetisi yang telah dilaksanakan selama Festival Anak Saleh. Semua peserta diharapkan dapat mengambil hikmah dan inspirasi dari acara tersebut untuk terus meningkatkan kecintaan dan pemahaman terhadap Al-Qur’an.

    Kegiatan ini ditutup secara resmi oleh Kepala Desa Damai. Dalam sambutannya, Basri, S.M. mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia dan peserta yang telah berpartisipasi dalam acara tersebut. Ia juga mengajak semua pihak untuk terus menjaga semangat kebersamaan dan kegiatan positif dalam memperkuat ukhuwah islamiah di Desa Damai.

    Setelah resmi ditutup, panitia mengarahkan peserta tablig akbar untuk mengambil tempat yang telah disediakan untuk berbuka puasa bersama di halaman masjid. Semua peserta terlihat antusias dan penuh semangat untuk menjalin silaturahmi dan berbagi kebahagiaan dalam momen berharga tersebut. Setelah berbuka puasa, acara dilanjutkan dengan salat Magrib berjemaah.

    Reporter: Fadhillah Maghfirah Nukfi Arief

  • Hasil Pelatihan Mahasiswa KKN STIBA Makassar, Masyarakat Desa Lekopancing Siap Selenggarakan Jenazah Sesuai Syariat

    Hasil Pelatihan Mahasiswa KKN STIBA Makassar, Masyarakat Desa Lekopancing Siap Selenggarakan Jenazah Sesuai Syariat

    (STIBA.ac.id) Maros –  Mahasiswa KKN VII STIBA Makassar 2024 yang ditempatkan di Desa Lekopancing menyelenggarakan Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah dengan tema “Mengurus Jenazah Sesuai Tuntunan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam“, Rabu (03/04/2024). Kegiatan ini terbagi menjadi dua sesi, untuk laki-laki di Masjid Darul Faizin Dusun Carangki Selatan dan untuk perempuan di SD IT Al-Iman.

    Acara dibuka oleh MC, Ahmad Nabiel Muyassar, mahasiswa KKN VII STIBA Makassar Desa Lekopancing, dan diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh La Ode Acang, juga merupakan mahasiswa KKN VII STIBA Makassar Desa Lekopancing.

    Sambutan disampaikan oleh Kepala Desa Lekopancing, Bapak Kaluddin Rapi, S.Sos., yang secara resmi membuka kegiatan ini. Ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh mahasiswa KKN VII STIBA Makassar Desa Lekopancing atas pelaksanaan kegiatan tersebut dan berharap agar kegiatan ini dapat melahirkan penyelenggara jenazah yang andal untuk membantu sesama umat muslim yang meninggal dunia.

    Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah pembentukan tim penyelenggara jenazah di Desa Lekopancing yang akan disahkan secara resmi oleh Kepala Desa dan akan diluncurkan serta diresmikan oleh Camat Tanralili pada acara Tablig Akbar tanggal 21 April mendatang.

    Kegiatan ditutup dengan sesi penyerahan sertifikat kepada seluruh peserta serta mengabadikan momen dengan foto bersama sebagai kenang-kenangan atas partisipasi dalam pelatihan penyelenggaraan jenazah ini. Semoga hasil dari kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Desa Lekopancing dan sekitarnya dalam mengurus jenazah sesuai dengan ajaran Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.

    Reporter: Salahuddin

  • Muslimah Kelurahan Borong Antusias Ikuti Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah KKN STIBA, Satu Tim Penyelenggara Jenazah Terbentuk

    Muslimah Kelurahan Borong Antusias Ikuti Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah KKN STIBA, Satu Tim Penyelenggara Jenazah Terbentuk

    (STIBA.ac.id) Maros – Mahasiswa KKN VII STIBA Makassar dari Posko 2 dan Posko 3 Kelurahan Borong berhasil menyelenggarakan Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah Perdana dengan tema “Mengurus Jenazah Sesuai Tuntunan Rasulullah ﷺ”.

    Acara pelatihan ini berlangsung di Masjid Babuttaubah, Lingkungan Ammarang, Kelurahan Borong, Maros pada Jumat, 18 Ramadan 1445 H (29/03/2024) dan dihadiri oleh lebih dari 45 muslimah dari se-Kelurahan Borong.

    Ketua Panitia menyampaikan harapannya bahwa melalui pelatihan ini, peserta dapat menambah pengetahuan tentang tata cara mengurus jenazah sesuai sunah Rasulullah dan membentuk tim penyelenggaraan jenazah di Kelurahan Borong.

    Ustazah Tri Ismiati sebagai pemateri memaparkan materi mulai dari persiapan sebelum seseorang meninggal, seperti berwasiat kepada keluarga, hingga proses pengurusan jenazah sesuai tata cara Islam. Materi juga mencakup tata cara mengukur, memandikan, dan membungkus jenazah. Ustazah juga mengajak peserta untuk tidak takut dalam menjalankan tugas mengurus jenazah.

    “Kami menekankan pentingnya mengikuti tuntunan Rasulullah dalam pengurusan jenazah. Banyak di antara kita yang masih mempraktikkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak diajarkan oleh beliau, seperti berdoa ketika memandikan jenazah, padahal tidak ada doa khusus untuk hal itu,” ujar salah satu pengurus Muslimah Wahdah Maros.

    Setelah sesi pemaparan materi, dilanjutkan dengan sesi praktik yang dipandu oleh Ustazah Syarifah Mukhlisah Yasin, S.H. Para peserta dengan antusias mengikuti proses praktik mulai dari mengukur kain, memandikan, hingga membungkus jenazah.

    Ibu Samiati, salah satu peserta pelatihan, menyampaikan kesannya bahwa dia merasa sangat bersyukur atas adanya pelatihan ini.

    “Sebelumnya saya sendiri tidak tahu cara menyelenggarakan jenazah. Warga sekitar hanya asal mengukur sehingga ketika dibungkus kainnya kurang. Senang rasanya dari pelatihan ini kita semua bisa tahu tata cara penyelenggaraan jenazah yang benar,” ujarnya.

    Pada akhir sesi, terbentuklah tim penyelenggaraan jenazah yang terdiri dari 5 orang sebagai perwakilan Kelurahan Borong. Tim ini siap dipanggil untuk mengurus jenazah perempuan. Tim tersebut terdiri dari:

    1. Ibu Beda

    2. Ibu Tasa

    3. Ibu Ngasseng

    4. Ibu Nurjannah

    5. Ibu Hairiyyah

    Reporter: Annisa Tiara Ramadhani

  • Bukti Sinergi Mahasiswa KKN STIBA Makassar dan Masyarakat, Sukses Gelar MTQ di Desa Lekopancing

    Bukti Sinergi Mahasiswa KKN STIBA Makassar dan Masyarakat, Sukses Gelar MTQ di Desa Lekopancing

    (STIBA.ac.id) Maros – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) VII STIBA Makassar bekerja sama dengan Pemerintah Desa Lekopancing, Majelis Taklim Desa Lekopancing, dan Karang Taruna Desa Lekopancing menggelar Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ). Kegiatan ini berhasil menyemarakkan suasana Ramadan masyarakat Desa Lekopancing sepanjang pekan lalu, Selasa-Ahad (19-24 Maret 2024).

    MTQ yang berlangsung selama enam hari, dimulai setelah salat Tarawih dan berhasil menarik minat masyarakat setempat. Dibuktikan dengan partisipasi yang begitu besar dari peserta maupun penonton dalam serangkaian perlombaan yang diadakan.

    Acara pembukaan MTQ turut dihadiri oleh Camat Tanralili, Sudarmin, S.E., M.Si., yang secara resmi membuka rangkaian acara. Dalam sambutannya, Bapak Sudarmin menyampaikan harapannya agar melalui MTQ tingkat desa ini, dapat melahirkan generasi muda yang mampu menjadi duta Desa Lekopancing dalam kompetisi MTQ tingkat kecamatan maupun Kabupaten Maros.

    Beragam cabang lomba disajikan dalam MTQ ini, seperti Tilawatil Qur’an, Tadarus, Hafalan Qur’an, Azan, dan Ceramah Cilik.

    Posko I KKN VII STIBA Makassar Desa Lekopancing diamanahkan sebagai panitia pelaksana untuk menyukseskan jalannya acara ini.

    Reporter: Salahuddin

  • Kontribusi STIBA Makassar di Bulan Ramadan: 135 Mahasiswa Mengimami Salat Tarawih di Masjid-Masjid

    Kontribusi STIBA Makassar di Bulan Ramadan: 135 Mahasiswa Mengimami Salat Tarawih di Masjid-Masjid

    (STIBA.ac.id) Makassar – Bulan suci Ramadhan menjadi momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Makassar, kota yang dikenal cukup kental dengan nilai-nilai agama. Dalam upaya mengamalkan ilmu yang telah mereka dapatkan, 135 mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar dipilih untuk menjadi imam salat Tarawih di beberapa masjid di Makassar dan daerah sekitarnya, seperti Gowa dan Maros.

    Partisipasi besar-besaran mahasiswa STIBA Makassar sebagai imam Tarawih merupakan bukti dari semangat kebersamaan dan komitmen dalam menjalankan ibadah di bulan suci Ramadan. Setiap malam, mahasiswa secara bergantian menjadi imam untuk salat Tarawih.

    Alfhabean Mahdani, mahasiswa Prodi Perbandingan Mazhab dan Ketua Dema STIBA, mengungkapkan perasaan syukur atas kesempatan untuk mengimami salah satu masjid selama bulan Ramadan.
    “Di Masjid Nurul Badar tempat kami ditugaskan sebagai imam, kami belajar untuk memberikan kontribusi dalam pengajaran Al-Qur’an melalui bacaan-bacaan Al-Qur’an saat qiyam tarawih. Kami juga memegang teguh nasihat dari ketua STIBA Makassar untuk memberikan contoh yang baik kepada jemaah,” ujarnya, 19 Ramadan 1445 H (9/4/2024 M).

    Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari STIBA Makassar, yang melihatnya sebagai kesempatan untuk memperkuat ikatan sosial di antara mahasiswa dan masyarakat sekitar.

    Ustaz Abdullah Yusran, Lc. selaku Kepala Bagian Pembinaan Al-Qur’an menyatakan bahwa kegiatan bukan sekadar ibadah, tetapi juga sebagai bentuk pembelajaran bagi mahasiswa.

    “Kegiatan ini bukan hanya tentang ibadah, tetapi juga tentang pembelajaran, pertumbuhan pribadi, dan kebersamaan. Kami bangga dengan kesiapan mahasiswa dalam mengamalkan ilmu di masyarakat,” ujarnya.

    Jumlah 135 mahasiswa yang bentindak sebagai imam salat Tarawih ini adalah yang melaporkan diri ke Bagian Pembinaan Al-Qur’an. Sementara jumlah riil di lapangan, khususnya setelah memasuki masa liburan Ramadan, jumlahnya bisa jauh lebih banyak.

  • Sinergi Mahasiswa KKN STIBA Makassar dan Militer, Asah Kemampuan Membaca Al-Qur’an 200 Prajurit TNI

    Sinergi Mahasiswa KKN STIBA Makassar dan Militer, Asah Kemampuan Membaca Al-Qur’an 200 Prajurit TNI

    (STIBA.ac.id)  Maros – Masjid Jami’ An-Naim Yonarhanud menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan Tahsinul Qira’ah yang diikuti oleh 200 personel TNI dari berbagai kesatuan, Rabu (13/03/2024), di bulan suci Ramadan. Para peserta antusias mengikuti kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an mereka.

    Kegiatan yang diprakarsai oleh para mahasiswa KKN STIBA Makassar ini tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an para prajurit, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi dan mempererat kerja sama antara mahasiswa STIBA dan aparat pertahanan.

    Yandri F. Daulay selaku Koordinator Mahasiswa KKN di Desa Sudirman melibatkan 11 anggotanya yang berposko di desa tersebut.

    Kegiatan Tahsinul Qira’ah diawali dengan pengecekan dan klasifikasi kemampuan membaca Al-Qur’an para prajurit selama tiga hari. Selanjutnya, para mahasiswa memberikan pengajaran tahsin kepada para prajurit yang dikelompokkan berdasarkan kemampuannya. Kegiatan ini diagendakan berlangsung selama bulan Ramadan.

    Mayor Arh Edwin Hermawan, S.H., M.A.P., Komandan Batalyon Arhanud 16/SBC/3 Kostrad, mengapresiasi kegiatan Tahsinul Qira’ah yang melibatkan mahasiswa KKN STIBA Makassar. Ia menyatakan kegiatan ini merupakan yang pertama kali melibatkan mahasiswa untuk membentuk jiwa tentara yang pandai membaca Al-Qur’an.

    Kerja sama antara pihak militer dan dai ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi kegiatan serupa di masa depan, serta lebih memperkuat kualitas keagamaan para anggota tentara.

    Reporter: Abdullah Alfaruq

  • Mapala STIBA Makassar, Isi Liburan dengan Mengabdi di Pelosok Maros

    Mapala STIBA Makassar, Isi Liburan dengan Mengabdi di Pelosok Maros

    (STIBA.ac.id) Maros – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) STIBA Makassar bekerja sama dengan pemerhati pembinaan masyarakat pelosok dalam program “Pelita Negeri.” Kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan waktu liburan semester dengan memberikan pengabdian kepada masyarakat di daerah pedalaman.

    Kegiatan “Pelita Negeri” ini berlangsung sejak awal liburan semester hingga pekan terakhir masa liburan. Selama program ini, anggota Mapala STIBA tidak hanya berkontribusi di daerah pelosok tetapi juga membuat laporan berkala tentang aktivitas pengabdian mereka di daerah masing-masing.

    Program “Pelita Negeri” ini tidak hanya mengutamakan pengabdian masyarakat, tetapi juga menjalin hubungan yang baik antara anggota Mapala STIBA dan masyarakat umum. Selama pelaksanaan program, berbagai kegiatan pembinaan seperti tarbiyah, pengajaran tata cara salat yang benar, perbaikan bacaan Al-Qur’an (tahsin), dan lain-lain telah dilakukan.

    Secara khusus, empat anggota Mapala STIBA ditugaskan sebagai relawan pelosok bekerja sama dengan Yayasan Jendela Pelosok Negeri (YJPN). Mereka ditempatkan di Kampung Pattung, Dusun Bonto-Bonto, Desa Bonto Somba, Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Maros. Salah satu program unggulan di tempat ini adalah membantu pemerintah daerah dalam mengajar anak-anak yang putus sekolah akibat jarak sekolah yang jauh dari tempat tinggal mereka.

    “Program ‘Pelita Negeri’ merupakan inisiatif baru dari UKM Mapala STIBA Makassar. Kami berharap program ini akan menjadi wadah bagi mahasiswa, khususnya anggota Mapala untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat, menjadi penerang di tengah gelapnya kehidupan,” ungkap Agus Suprianto, Ketua Mapala.

    Ustaz Syandri, Lc., M.Ag., selaku pembina Mapala dan juga pembina Yayasan Jendela Pelosok Negeri, berharap program “Pelita Negeri” dapat menjadi sumber cahaya, memberikan petunjuk bagi yang terperangkap dalam kehidupan kelam, dan menjadi pilar dalam membawa umat menuju jalan kebaikan. Ia juga mendorong anggota Mapala STIBA untuk terus berkhidmat kepada masyarakat sebagai salah satu tujuan utama pembentukan UKM ini.

    Reporter: Muh. Alfalak

  • Satu-Satunya Perwakilan Indonesia Timur, STIBA Makassar Ukir Prestasi dalam Lomba Peringatan Bulan Bahasa Arab se-Dunia

    Satu-Satunya Perwakilan Indonesia Timur, STIBA Makassar Ukir Prestasi dalam Lomba Peringatan Bulan Bahasa Arab se-Dunia

    (STIBA.ac.id) Jakarta-  Alfabean Mahdani, mahasiswa semester V STIBA Makassar yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) STIBA Makassar, berhasil meraih posisi kedua dalam Lomba Peringatan Bulan Bahasa Arab se-Dunia.

    Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Majma’ Al Malik Salman lil ‘Alami Li Al-Lughah Al-‘Arabiyyah berkolaborasi dengan Ittihad Mudarrisi Al-Lughah Al-Arabiyyah (IMLA) Indonesia Tingkat Nasional.

    Acara ini digelar dalam rangka membangun penghargaan terhadap budaya Arab, mendukung pemahaman lintas budaya, serta memicu minat belajar bahasa Arab di kalangan mahasiswa.

    Lomba ini resmi dibuka pada tanggal 16 Januari 2024, dan telah sukses menggelar berbagai kategori lomba, yaitu Al-Ilqa, Al-Sard wa Al-Riwayah, dan Al-Khat Al-‘Araby. Kegiatan ini diikuti 260 peserta dari 84 perguruan tinggi se-Indonesia.

    Alfabean berkesempatan untuk mengikuti kategori Al-Ilqa dalam lomba Qiro’atu Syi’ir al ‘Arabi. Cabang ini diikuti oleh 80 peserta dan diselenggarakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Dalam penampilannya yang memukau, Alfabean berhasil mencuri perhatian dewan juri dengan membawakan syair berjudul “غدا يوم فصل للفريقين فاصبري” yang berarti “Hari Esok Adalah Penentu bagi Kedua Pasukan Maka Bersabarlah.” Hasilnya, Alfabean meraih posisi kedua, mengungguli 78 peserta lainnya.

    “Prestasi ini sarat dengan makna perjuangan dan pengalaman. Hal ini juga mengajarkan kepada kita bahwa hari libur bukanlah akhir dari perjuangan untuk bersantai dan bermalas-malasan, melainkan saat yang tepat untuk mengaplikasikan ilmu yang telah kita peroleh dari asatidzah kita,” ujar mahasiswa asal Lampung tersebut.

    Alfabean menjadi satu-satunya mahasiswa utusan dari perguruan tinggi di Indonesia Timur. Hal itu terungkap dari pernyataan  Prof. Dr. Uril Baharuddin, M.A. (Ketua Umum IMLA) saat memberikan sambutan dalam acara tersebut.

    Reporter: Ibnu Syam