Akhbar Terbaru

  • IKA Putri STIBA Makassar Gelar Taklim Bertema Seindah Dakwah Rasulullah

    IKA Putri STIBA Makassar Gelar Taklim Bertema Seindah Dakwah Rasulullah

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Ikatan Alumni Putri STIBA Makassar kembali menggelar Ta’lim Alumni pada Sabtu, 31 Juli 2021. Kegiatan yang diadakan oleh Deptartemen Kajian dan Strategi Ikatan Alumni Putri STIBA Makassar ini merupakan kegiatan rutin tahunan. Meski kegiatan diadakan melalui Zoom, namun terlihat jelas antusias peserta dengan hadirnya lebih dari 120 alumni dari seluruh penjuru nusantara.

    Kegiatan yang diusung dengan tema ”Seindah Dakwah Rasulullah” membahas tentang bagaimana metode dan teknik dakwah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Materi yang disampaikan oleh Ustazah Nuraeni Novira, Lc., S.Pd.I., M.Pd.I ini menjadi salah satu penguat yang sangat dibutuhkan di masa pandemi.

    “Ketika amanah ini terasa berat untuk kita emban, maka saksikanlah kembali bagaimana perjuangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang terbingkai indah dalam Buku Sirah Nabawiyah karya Syekh Shafiyyurrahman. Betapa indah dakwah Rasulullah ketika di Makkah dan Madinah, dan bagaimana   metode atau uslub beliau dalam menyampaikan dakwah, sehingga dakwah beliau selalu dirindukan setiap jiwa,” tutur Ustazah Nuraeni.

    Ia mengutip pepatah Arab yang berbunyi,

    فعل رجل في ألف رجل خير من قول ألف رجل لرجل

    Ustazah Nuraeni juga mengatakan bahwa amanah tidak pernah salah pundak. Maka ia mengimbau peserta agar menjadikan perjalanan sirah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  sebagai salah satu bekal di medan dakwah.

    Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dakwah tak berhenti

    Hati para daiyah tak kering

    Dan agar futur tak menggerogoti jiwa alumni STIBA di mana pun mereka berada.

    Laporan Tim Humas dan Infokom IKA Putri STIBA Makassar

  • Ketua STIBA Makassar Imbau Mahasiswa Lakukan Vaksinisasi

    Ketua STIBA Makassar Imbau Mahasiswa Lakukan Vaksinisasi

    (STIBA.ac.id) Makassar – Melonjaknya kasus penyebaran Covid-19 memaksa sebagian besar kegiatan akademik dilakukan secara daring. Sesuai dengan arahan para ulama dan para ahli, salah satu pencegahan yang paling efektif untuk mengatasi wabah Covid-19 ini adalah dengan gerakan vaksinasi.

    STIBA Makassar sudah mengagendakan vaksinasi secara masal, tapi belum sempat terealisasi karena beberapa kendala.

    “Saya berharap (mahasiswa) yang memiliki kesempatan untuk pulang, kalau ada kesempatan vaksinasi maka kita anjurkan untuk melakukan vaksinasi,” kata Ketua STIBA Makassar Ustaz Dr. H. Ahmad Hanafi, Lc., M.A. saat mengisi sambutan di acara “Haflatul Ikhtitam” (Kuliah Penutup) semester genap tahun ajaran 2021/2022 STIBA Makassar, Sabtu (31/7/21).

    Wakil Ketua Dewan Syariah WI ini berharap, vaksinasi menjadi bentuk ikhtiar untuk meminimalkan penyebaran Covid-19.

    “Sebagaimana kaidah fikih “Laa Dharara wa Laa Dhiraar”, kita tidak boleh mencelakai diri sendiri dan tidak boleh mencelakai orang lain.

    Sebelumnya Ustaz Ahmad mengajak untuk bersyukur atas segala agenda-agenda perkuliahan yang bisa tetap berjalan lancar di tengah pandemi.

    “Yang menjadi patokan itu adalah bagaimana penghujungnya yang baik, meskipun di awalnya banyak kekurangan,” ujarnya.

    Ustaz Ahmad juga mengingatkan kepada seluruh dosen, pengelola, dan mahasiswa  untuk mempersiapkan agenda kegiatan yang akan dilakukan selama libur sebulan. Ia mengutip ayat dalam Surah al-Insyirah yang berbunyi jika telah menyelesaikan sebuah aktivitas agar bersegera melakukan aktivitas yang lain.

    “Maka sebenarnya kita tidak libur, kita hanya berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain,” ungkapnya.

    Seperti biasa dalam setiap Kuliah Penutup, di akhir acara setiap wakil ketua menyampaikan arahan dan pengumuman-pengumuman terkait bidang masing-masing.

    Wakil Ketua I ustaz Kasman Bakry menyampaikan hal-hal terkait Bidang Akademik. Bidang Umum oleh Wakil Ketua II ustaz Musriwan, Bidang III Bidang Kemahasiswaan oleh ustaz Ahmad Amunir mewakili Ustaz Muhammad Taufan Djafry, Lc., M.H.I. Ustaz Ahmad Syaripudin selaku wakil ketua IV menyampaikan hal-hal terkait dengan Bidang Kerja Sama.

    Penulis: Dandi Saputra

  • STIBA Akhiri Tahun Ajaran 2020-2021 dengan Kuliah Penutup

    STIBA Akhiri Tahun Ajaran 2020-2021 dengan Kuliah Penutup

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) mengadakan kegiatan Kuliah Penutup (Haflah Ikhtitam) sebagai tanda bahwa kegiatan perkuliahan semester ini telah selesai.

    Kegiatan ini berlangsung di Masjid Anas bin Malik STIBA Makassar dan dihadiri oleh para mahasiswa yang berada di kampus. Kuliah Penutup tersebut juga disiarkan melalui media zoom bagi mahasiswa yang tinggal di luar kampus dan orang tua atau wali mahasiswa.

    Ustaz Ahmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar dalam sambutannya mengatakan bahwa yang menjadi patokan dari amalan-amalan setiap orang adalah penghujung yang baik, walaupun pada awalnya kita masih memiliki kekurangan di sana-sini.

    “Di sinilah fase bersungguh-sungguh untuk mendapatkan yang terbaik dan ini adalah fase yang wajib bagi setiap kita untuk melewatinya,” ungkap Ustaz Ahmad.

    Ia menambahkan, tidak ada kata istirahat dalam kamus seorang muslim. Walaupun dalam kaidah syar’i istirahat juga diperlukan dengan tujuan untuk mengisi semangat dan kekuatan untuk melakukan ibadah dengan khusyuk.

    Ustaz Ahmad juga berharap kepada seluruh mahasiswa untuk membuat agenda kegiatan selama liburan. Menurutnya, inilah waktu yang tepat untuk mengembangkan kreativitas dan memanfaatkan ilmu yang telah didapatkan selama proses perkuliahan di STIBA Makassar.

    Kegiatan ini juga menghadirkan pembicara dari setiap wakil ketua STIBA Makassar yaitu Ustaz Kasman Bakry, S.H.I., M.H.I., Ustaz Musriwan Muslimin, Lc., M.H., Ustaz Muhammad Taufan Djafri, Lc., M.H.I. dan Ustaz Ahmad Syarifuddin, S.Pd.I., M.Pd.I.

    Reporter: Salahuddin

  • Di Tengah Covid-19, STIBA Kurban 25 Sapi dan 52 Kambing, Panitia Terapkan Protokol Kesehatan

    Di Tengah Covid-19, STIBA Kurban 25 Sapi dan 52 Kambing, Panitia Terapkan Protokol Kesehatan

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Kendati masih dalam suasana pandemi Covid-19, panitia kurban STIBA Makassar berhasil mengumpulkan hewan kurban sebanyak 25 ekor sapi dan 52 ekor kambing (35 jantan dan 17 betina). Hewan-hewan kurban tersebut merupakan persembahan dari civitas academica STIBA Makassar dan masyarakat umum.

    Panitia Kurban 1442 STIBA Makassar berhasil menuntaskan penyelenggaraan kurban bertema “Berkurban bersama Penuntut Ilmu” ini. Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, mulai hari Selasa, 10 Zulhijah 1442 H (20/07/2021) selepas penyelenggaraan shalat Iduladha hingga sore hari Rabu 11 Zulhijah 1442 H (21/07/2021).

    Proses pengerjaan daging kurban menerapkan protokol Kesehatan dengan menggunakan masker dan hanya panitia yang diperbolehkan berada dalam tempat proses pengerjaan daging kurban. Panitia juga melibatkan sejumlah besar mahasiswa. Daging tersebut kemudian didistribusikan kepada para pekurban dan masyarakat yang berhak menerimanya.

    Ustaz Ahmad Munir, Lc. selaku ketua panitia, mengapresiasi para pekurban walapun di masa pandemi Covid-19, masyarakat dan civitas academica STIBA Makassar sangat antusias menjalankan ibadah kurban dan menerapkan protokol kesehatan.

    Ustaz Ahmad Munir, Lc, mewakili panitia juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik dan berharap agar para pekurban di tahun ini bisa bergabung kembali bersama panitia kurban STIBA Makassar dalam melaksanakan ibadah kurban di tahun depan.

    Reporter: Isra Syarif

  • Banyak Ulama Wafat, STIBA  Buka Program Kaderisasi Ulama (PKU), Pendaftaran Tutup Akhir Juli

    Banyak Ulama Wafat, STIBA Buka Program Kaderisasi Ulama (PKU), Pendaftaran Tutup Akhir Juli

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Kabar meninggalnya ulama dan pegiat dakwah nyaris terdengar setiap hari. Akhir-akhir ini, ucapan dan stiker belasungkawa terlihat lebih sering wara-wiri di beranda medsos kita.  Perasaan sedih bercampur khawatir berkecamuk. Apa jadinya bangsa ini bila jumlah ulama dan dainya—yang sebelumnya memang sudah sedikit—terus berkurang? Orang-orang yang tidak memiliki kapasitas keilmuan yang memadailah yang akan diangkat menggantikan mereka.

    Langkanya ulama merupakan salah satu fenomena akhir zaman yang disebutkan dalam hadis-hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Mau tidak mau hal itu pasti terjadi. Tapi tidak berarti umat Islam hanya berpangku tangan tanpa berusaha melahirkan kembali para ulama rabbani.

    Pertimbagan inilah yang mendasari Ketua Umum Wahdah Islamiyah Ustaz Dr. K.H. Muhammad Zaitun Rasmin, M.A. menginisiasi diprogramkannya kaderisasi ulama. Dalam beberapa kesempatan gagasan tersebut dikemukakannya dan diamini oleh para ustaz senior di Wahdah Islamiyah.

    Dalam kesempatan tersebut juga disepakati bahwa Program Kaderisasi Ulama (PKU) ini akan berada di bawah koordinasi STIBA Makassar. Alasannya karena STIBA telah pernah memiliki program pendidikan PKU, kendati saat ini sudah tidak berjalan.

    Sebagai tindak lanjut,  Tim Kurikulum pun dibentuk untuk menyeriusi ide ini. Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D. ditunjuk sebagai koordinator tim. Di antara asatidzah yang terlibat dalam tim ini adalah Ustaz Muh. Ihsan Zainuddin, Lc., M.A., Ph.D., Ustaz Saiful Yusuf, Lc., M.A., dan Ustaz Ilham Jaya, Lc., M.A. (Fikih), Ustaz Shalahuddin Guntung, Lc., M.A. dan Ustaz Ridwan Hamidi, Lc., M.A. (Akidah), Ustaz Harman Tajang, Lc., M.H.I. dan Ustaz Muh. Basran, Lc., M.A. (Tafsir), Ustaz Maulana Laeda, Lc., M.A. dan Ustaz Aswanto, Lc., M.A. (Hadis), dan Ustaz Dr. Rustam Kolli, M.A. (Bahasa Arab).

    Ulama yang ingin dilahirkan dari PKU adalah ulama dalam makna sebenarnya, yaitu yang bisa memadukan kekuatan hafalan dan pemahaman. Persyaratan untuk menjadi peserta didik dalam program ini juga cukup berat. Di samping harus lulusan S1 dan mahir berbahasa Arab baik lisan maupun tulisan, calon peserta didik juga harus hafiz Al-Qur’an 30 juz.

    Menurut Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D., tenaga pengajar PKU diupayakan sedapat mungkin adalah masyaikh dari Timur Tengah. Kalaupun ada dari asatidzah Wahdah maka dari asatidzah senior.

    “Ini untuk tenaga pengajar. Adapun tentang masalah fasilitas, Ustaz Zaitun menyatakan kesanggupannya untuk menggratiskan semua biaya.  Bahkan kalau ada yang telah berkeluarga kita akan berikan mukafaah (uang jajan),” terang Ustaz Yusran.

    Mahasiswa PKU juga disiapkan beasiswa S2. Sehingga diharapkan setelah menyelesaikan pendidikan di PKU, peserta didik tersebut juga telah mengantongi ijazah S2 dari perguruan tinggi lain.

    Untuk angkatan pertama, peserta didik yang akan diterima di PKU ini hanya 10 orang ikhwan saja.

    Saat ini tim tengah mematangkan persiapan program ini dengan terus melakukan konsolidasi dengan pihak-pihak terkait.

    Ustaz Dr. Ahmad Hanafi, Lc., M.A. mengatakan bahwa Program Kaderisasi Ulama merupakan salah satu program yang sudah pernah dilaksanakan di STIBA Makassar, meskipun dengan segala keterbatasan. Oleh karena itu ke depan insyaallah program ini akan mendapat perhatian penuh. 

    “Mudah-mudahan kita bisa melaksanakannya karena merupakan program strategis. Melalui PKU ini kita berharap bisa melahirkan kader-kader penuntut ilmu yang memiliki kapasitas ilmu syar’i yang mendalam,” ujar Ustaz Ahmad selaku Ketua STIBA Makassar yang akan menaungi program ini.

    PKU menurut Ustaz Ahmad adalah langkah pertama untuk mewujudkan cita-cita dalam melahirkan generasi ulama rabbani.

    “Kita mohon dukungan dari semua pihak yang memiliki kepedulian terhadap ilmu dan perkembangan ilmu syar’i di Indonesia untuk bersama-sama mendukung program kaderisasi ulama STIBA Makassar ini,” pungkasnya.

    Pendaftaran telah dibuka sejak tanggal 2 Juli 2021 dan akan berakhir tanggal 31 Juli 2021. Ujian seleksi dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, 2—4 Agustus 2021. Peserta yang dinyatakan lulus akan diumumkan pada tanggal 6 Agustus 2021.

    Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi CP. An. Ust. Siddiq Abdillah, Lc., M.A. (085340780372).

  • Kabar Duka, Ayahanda Ketua STIBA Makassar dan Pelopor Dakwah Wahdah Islamiyah Tutup Usia

    Kabar Duka, Ayahanda Ketua STIBA Makassar dan Pelopor Dakwah Wahdah Islamiyah Tutup Usia

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Duka kembali merundung keluarga besar Wahdah Islamiyah khususnya keluarga besar ketua STIBA Makassar. Pascawafatnya Ibunda Hj. Haeriyah Maming rahimahallah tujuh bulan yang lalu, ayahanda Ustaz Ahmad Hanafi menyusul dipanggil Allah Subhanahu wa Ta’ala, Sabtu (24/07/2021).

    Ustaz H.M. Dain Yunta adalah salah seorang murid senior K.H. Fathul Muin Dg. Maggading yang juga pendiri Yayasan Fathul Muin yang kemudian berubah menjadi Ormas Wahdah Islamiyah.

    “Duka mendalam kembali kami rasakan hari ini dengan wafatnya orang tua kami dalam dakwah dan perjuangan Islam Bapak H.M. Dain Yunta rahimahullah. Sungguh kami bersaksi bahwa beliau adalah hamba Allah yang saleh, senantiasa berbagi kebaikan dengan sesama dan sangat semangat dalam dakwah,” ujar Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah Ustaz Yusran Anshar di akun media sosialnya.

    Haji Muhammad Dain Yunta meninggal dunia pada Sabtu sekitar pukul 09.00 WITA di kediaman beliau Bante-Bantaeng, Rappocini Kota Makassar Sulawesi Selatan. Jenazah dimakamkan di Pekuburan Baqi Wahdah Islamiyah setelah sebelumnya disalatkan di Masjid Shihhatul Iman dan Masjid Anas bin Malik Kampus STIBA Makassar. Salat Jenazah di Masjid Anas bin Malik diimami oleh putra beliau Ustaz Ahmad Hanafi, Lc., M.A., Ph.D. dan dihadiri ratusan jemaah.

    Setelah prosesi pemakaman, Ketua Senat STIBA Makassar Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D. menyampaikan tausiah singkat. Berikut petikan nasihat yang disampaikan Ustaz Yusran yang mewakili seluruh pengurus, kader, dan simpatisan Wahdah Islamiyah:

    “Kita mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi kita shallallahu alaihi wasallam

    وجبت وجبت وجب.

    Dia akan harus mendapatkannya

    Dia akan harus mendapatkannya

    Dia akan harus mendapatkannya.

    Ketika beliau ditanya apa maksudnya, beliau mengatakan,

    من اثنيتم عليه خيرا وجبت عليهم الجنه.

    “Siapa yang kalian puji dengan kebaikannya, maka insya Allah dia akan pasti atau harus Allah takdirkan untuk memasuki surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

    Kita semuanya Insya Allah bersaksi atas kebaikan, kesalehan bapak kita ini.

    Kita bersaksi akan kesalehan beliau secara pribadi, kedekatan beliau kepada Rabb-nya dan ishlah, usaha beliau untuk memperbaiki umat ini. Beliau telah berjihad dengan jiwa dan harta beliau dan semua mengetahui dan menyaksikannya.

    Dan kita Yakin Insya Allah seluruh kita yang bergabung di lembaga perjuangan ini entah yang pernah berinteraksi dengan beliau atau yang mungkin belakangan yang belum pernah kenal dengan beliau sebelumnya, insya Allah kebaikan-kebaikan mereka, kebaikan-kebaikan kita juga akan dikirimkan kepada orang tua kita ini. Beliau insya Allah akan mendapatkan amal jariyah dari apa yang telah beliau usahakan selama hidup.

    Tidak ada satu usaha kebaikan yang kita teruskan hari ini, yang kita terus lakukan hari ini kecuali Insya Allah beliau pun akan mendapatkan saham dari kebaikan. Kita bersedih semuanya dan kita yakin insyaallah bahwa langit dan bumi juga bersedih akan kepergian beliau

    فما بكت عليهم السماء والارض وما كانوا منظرين.

    “Dan ketika Firaun dan pasukannya ditenggelamkan ke dalam laut, langit dan bumi tidak menangis atas kepergiannya.”

    Kata Abdullah bin Abbas radhiallahu anhuma, dan demikian pula sebaliknya, ketika hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang meninggal dunia dan dipanggil oleh Allah maka langit dan bumi akan menangis akan kepergiannya. Semasa hidupnya kebaikan-kebaikannya naik ke atas langit, dan bumi yang dipijaknya dengan kebaikan-kebaikan dan ibadah serta kesalehan yang dilakukannya menangis karena ada lagi satu hamba Allah yang tidak akan lagi duduk atau berdiri di bumi tersebut dan amalnya tidak lagi terangkat ke langit.

    Kkita semuanya bersedih dan demikian pula dengan bumi dan langit akan ikut bersedih. Itu yang kita ketahui dari bapak kita, orang tua kita yang kita kenal kebaikan dan kesalehannya dan mujahadah beliau sejak dahulu. Dan banyak tanda-tanda insya Allah kebaikan dan husnul khatimah. Beliau dipanggil oleh Allah setelah menyempurnakan hari-hari kebaikan. Beliau berhari raya Iduladha dan telah menyelesaikan hari tasyrik Jumat kemarin. Dan setelah itu beliau berjumpa dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

    Sempat kami dengar dari saudara kita Abduh (salah seorang putra almarhum) bahwa beliau sempat mengatakan kepada Abduh ketika menyerahkan sembelihannya, “Inilah sembelihanku yang terakhir.” Beliau juga sempat mengatakan ketika salat Jumat kemarin (sehari sebelum wafat), “Ini adalah Jumatku yang terakhir.”

    Mungkin ketika didengarkan, tidak pernah ada terpikir bahwasanya beliau akan segera menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala, tapi ternyata sudah ada tanda-tandanya, dan ini pertanda kebaikan. Insyaallah beliau telah berlebaran, dan semoga beliau mendapatkan itu semua di kuburannya. Insyaallah di manzilah yang ula, gerbang pertama sebelum menuju gerbang akhirat, dan kita doakan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala meneguhkan beliau dalam menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir, maka kita doakan

    اللهم ثبته عند السؤال اللهم ثبته عند السؤال اللهم ثبته عند السؤال

    واجعل قبره روضة من رياض الجنة. واجعل قبره روضة من رياض الجنة واجعل قبره روضة من رياض الجنة.

    Sesungguhnya kita semuanya masih bersedih dengan kepergian ibu kita juga, istri beliau, Hj. Khaeriyahl Maming rahimahallah. Ternyata Allah menakdirkan mereka dikuburkan berdampingan. Semoga ini pertanda beliau dikumpulkan di dunia dan juga dikumpul di akhirat beserta keluarga beliau semua. Dan semoga kita semua juga sempat bermajelis dengan beliau di akhirat kelak, di majelis yang terindah insyaallah di surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.

    Terakhir sekali kalau tadi ada pesan dari Ustaz Ahmad Hanafi hafizhahullah sebagai anak beliau dan insyaallah salah seorang di antara keluarga beliau yang akan meneruskan perjuangan beliau, pesan beliau jika ada sangkutan-sangkutan maka segera diinformasikan untuk ditunaikan dan diselesaikan. Maka kami katakan, di antara hak dari orang tua kita ini adalah jika saja ada sangkutan, entah dari persoalan-persoalan yang mungkin tidak mengenakkan hati atau sangkutan-sangkutan yang sifatnya harta dan apa saja, karena kita yakin bagaimanapun kebaikan beliau, beliau adalah manusia biasa yang tidak terlepas dari kesalahan, maka di antara hak beliau adalah kita maafkan semuanya.

    Dan Inilah sedikit di antara kewajiban yang mesti kita tunaikan dari kebaikan beliau yang begitu besar bagi kita dan terhadap dakwah ini. Dan kecintaan kita kepada beliau dan rasa terima kasih kita kepada beliau tidak berhenti. Ketika kita sudah pulang sebentar dari menguburkan beliau dan menghadiri jenazah beliau, mari kita terus mendoakan beliau sebagaimana kita mendoakan saudara-saudara kita yang lain dan ini kembali menjadi pelajaran bagi kita bahwa kita perlu untuk selalu menguatkan saling berdoa dan saling menasihati. Beliau rahimahullah mungkin tidak pernah kita lihat naik di atas mimbar berceramah. Walaupun kita merasa beliau lebih berhak untuk menasihati kita, tapi beliau tidak pernah berhenti dengan nasihat-nasihat beliau yang sifatnya fardiyah.

    Maka sekali lagi mari kita teruskan kebaikan-kebaikan beliau melakukan amal amal jariyah dengan mengingatkan kebaikan untuk beliau. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima beliau sebagai hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dikatakan sebagai nafsul muthmainnah yang kembali kepada Allah dengan penuh rida kepada Allah dan diridai Allah Subhanahu wa Ta’ala.

    Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala meneguhkan beliau dalam kuburannya dan semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan amal-amal salehnya peneman terbaik untuk beliau dikubur hingga waktu berjumpa dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semoga kita juga bisa menjadi pengikut yang terbaik untuk beliau mewarisi kebaikan-kebaikannya agar kita bisa terus bersama dengannya dengan apa yang kita ketahui dari addin dan mudah-mudahan kita bisa kembali berjumpa di kampung akhirat.”

    Penulis buku “K.H. Fathul Mu’in Dg. Maggading dan Pergolakan Dakwah di Sulawesi Selatan Akhir Abad Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar” Ustaz Syandri, Lc., M.A.  menjelaskan bahwa Ustaz Dain Yunta adalah pelopor dan sesepuh Wahdah Islamiyah. Beliau adalah Ketua pertama Yayasan Fathul Mu’in yang kemudian hari bermetamorfosis menjadi Yayasan Wahdah Islamiyah, beliau juga adalah ayahanda dari Ustaz Dr. Ahmad Hanafi dan mertua Ustaz Dr. K.H. Muh. Zaitun Rasmin, Lc., M.A.

    “Haji Muhammad Dain Yunta adalah merupakan murid senior dari K.H. Fathul Muin Dg. Maggading, yang setelah meninggalnya K.H. Fathul Muin kemudian beliau bersama generasi muda murid K.H. Fathul Muin seperti Ustaz Zaitun Rasmin, Ustaz Qasim, Ustaz Haris dan lainnya. Kemudian mendirikan Yayasan Fathul Muin dan beliaulah yang menjadi ketua pertama, dan digantikan oleh Ustaz Zaitun sampai sekarang. Beliau juga termasuk pendiri dan sesepuh dari Wahdah Islamiyah,” pungkasnya.

    Begitu banyak kader yang mendapatkan kebaikan dan hidayah melalui wasilah beliau, dengan kerja-kerja dakwah yang sangat panjang mulai dari Yayasan Fathul Muin sampai besarnya Wahdah Islamiyah sekarang. Semoga Allah mengampuni dosa beliau dan menerima segala amalannya. Aaminn..

  • Alumni STIBA Makassar Serahkan Dana Bantuan Rp100 juta untuk Pembangunan Asrama Mahasiswi

    Alumni STIBA Makassar Serahkan Dana Bantuan Rp100 juta untuk Pembangunan Asrama Mahasiswi

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Peningkatan kualitas STIBA Makassar tidak terlepas dari hubungan kuat antara alumni dan almamaternya. Nama besar STIBA Makassar salah satunya ditopang oleh peran ribuan alumninya di kancah dakwah. Berbagai kontribusi positif yang dilakukan alumni di tengah masyarakat turut memberikan citra positif bagi STIBA Makassar.

    Tak hanya menanam saham dalam melahirkan opini positif tentang almamaternya, alumni STIBA Makassar turut berkontribusi dalam pengadaan sarana dan prasarana di STIBA Makassar. Di antaranya adalah pengadaan pagar kampus dan buku-buku perpustakaan.

    Saat ini, alumni juga turut mengawal pembangunan Gedung Asrama Mahasiswi STIBA Makassar. Melalui ketua Forum Alumni STIBA Makassar (FAST) Ustaz Chamdar Nur, Lc., M.Pd., alumni STIBA menyerahkan dana pembangunan sebesar 100 juta rupiah. Dana sebesar itu berasal dari partisipasi para alumni yang terhimpun dalam beberapa grup Whatsapp.

    “Di antara tujuan dihadirkannya wadah alumni ini, yaitu untuk mendukung setiap program pengaderan ulama di STIBA Makassar. Dengan itu kita maksimalkan peranan setiap alumni untuk mewujudkan tujuan tersebut. Di antaranya bersama-sama dalam membangun fasilitas gedung asrama untuk calon daiyah. Kita berharap agar mereka bisa berada dalam lingkungan yang dapat menjaga semangat mereka dalam menuntut ilmu syar’i, biidznilah ta’ala,ujar Ustaz Chamdar setelah menyerahkan dana bantuan alumni secara simbolis dan diterima oleh Ustaz Imran Yunus, Lc., M.H. selaku Kepala Pemberdayaan Alumni STIBA Makassar.

  • Yayasan Hadji Kalla dan STIBA Makassar Serah Terima Gedung Food Court

    Yayasan Hadji Kalla dan STIBA Makassar Serah Terima Gedung Food Court

    (STIBA.ac.id) Makassar –  STIBA Makassar mengadakan Serah Terima Gedung Food Court STIBA Makassar dari Yayasan Hadji Kalla, Jumat (9/07/2021). Acara serah terima ini bertempat di area Food Court dengan dihadiri beberapa perwakilan dari pihak Yayasan Kalla dan STIBA.

    Sebelum serah terima, Ustaz Ahmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. selaku Ketua STIBA Makassar menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada pihak Yayasan Kalla yang telah mengadakan fasilitas food court tersebut. Hal ini sebagai wujud upaya mengembangkan usaha mandiri dalam kampus. Keuntungannya digunakan untuk membantu mahasiswa yang kurang mampu.

    “Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak Yayasan Hadji Kalla yang telah memberikan bantuan gedung food court ini. Semoga usaha-usaha yang dilakukan diberikan keberkahan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,” ujar Ustaz Ahmad.

    Salman dari Islamic Care Yayasan Kalla menyampaikan agar food court yang ada bisa digunakan dengan maksimal dan hasilnya bisa digunakan untuk membantu mahasiswa yang tidak mampu.

    Acara serah terima ditutup dengan foto bersama dengan pihak Yayasan Hadji Kalla, dan dilanjutkan dengan penyerahan dokumen serah terima yang telah ditandatangani bersama.

    Reporter: Isra Syarif

  • Wasiat Penting Ustaz Muhammad Yusran Anshar kepada Peserta Muskersem XXIII

    Wasiat Penting Ustaz Muhammad Yusran Anshar kepada Peserta Muskersem XXIII

    (STIBA.ac.id) Makassar –  STIBA Makassar menggelar Musyawarah Kerja  Semesteran XXIII di lantai empat Gedung Rektorat Kampus STIBA Makassar, Selasa—Kamis (6-8/07/2021). Muskersem ini diikuti oleh seluruh bidang dan unit kerja di STIBA Makassar. Musyawarah berlangsung daring dan luring dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

    Muskersem XXIII STIBA Makassar dibuka oleh Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D. selaku Ketua Senat STIBA Makassar. Dalam sambutannya, Ustaz Yusran menyampaikan wasiat-wasiat penting.

    “Musker sepeti ini walaupun dibandingkan dengan hari yang kita  lewati di mahad sangat singkat. Namun, kadang kira rasakan ini adalah hari-hari yang berat. Karena di sinilah kita akan melihat dan dilihat sejauh mana kira melaksanakan amanah-amanah yang dibebankan kepada kita,” ungkap Ustaz Yusran.

    Hal ini menjadi pelajaran bagi setiap orang, kalau saja di sidang duniawai walaupun sifatnya masih internal sudah terasa berat, bagaimana lagi di hari kiamat kelak.

    Bagi sebagian pengelola yang baru bergabung di tahun-tahun terakhir ini akan menganggap apa yang telah diraih oleh STIBA saat ini biasa-biasa saja. Apatah lagi yang pernah berada di lembaga yang fasilitasnya jauh di atas STIBA.

    “Namun yang melalui setiap fase STIBA, bisa membandingkan baik dari segi jumlah maupun fasilitas, maka akan tahu bahwa ini adalah nikmat besar. Kita telah melewati masa-masa sulit dan sekarang di masa banyak kemudahan. Kalau di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam disebut fase Mekkah,” ujar Ustaz Yusran.

    Karena itu, ia mengajak para pengelola untuk bersyukur dengan mengembalikan semua nikmat itu kepada Allah.

    “Nikmat ini semua datang dari Allah, bukan karena kita. Nikmat ini datangnya dari Allah untuk  menguji kita, kita bersyukur atau kufur,” tuturnya.

    Maka di antara bentuk bersyukur, kata Ustaz Yusran adalah dengan bersabar terhadap segala ujian dan tidak menyia-nyiakan amanah.

    “Hendaknya kita menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya, karena manusia yang terbaik adalah manusia yang memanfaatkan apa yang diamanahkan padanya pada waktu tersebut,” ujar Ketua Dewan Syariah WI tersebut.

    Para pengelola juga diingatkan untuk  kuat dan tidak lemah dalam menerima amanah yang diberikan dan tidak banyak mengeluh dan menolak amanah.

    “Saat ini hendaknya kita banyak meminta pertolongan dari Allah dan tidak mengeluh dan menolak amanah. Jangan meminta diringankan beban untuk punggung kita, tapi mintalah punggung yang kuat untuk memikul beban tersebut. Karena mukmin yang kuat lebih disukai dibanding mukmin yang lemah,” kata Ustaz Yusran.

    Hal lain yang juga diwasiatkan Ustaz Yusran adalah pesan menjaga kesolidan dengan senantiasa musyawarah dalam memutuskan setiap perkara, sebagai upaya untuk mengarahkan dan menyatukan visi dalam menjalankan amanah yang ada di STIBA Makassar.

    “Hendaknya kita menjaga kesolidan. Dan untuk menggapai itu adalah dengan bermusyawarah. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling kuat dan benar perkataannya, tetapi selalu melakukan musyawarah dengan para sahabatnya,” ujarnya.

    Ustaz Ahmad Hanafi Daun Yunta, Lc., M.A., Ph.D. selaku ketua STIBA Makassar juga menyampaikan kepada para pengelola STIBA agar turut aktif dalam menjalankan Muskersem dan saling mendukung dalam menjalankan amanah setiap bidang.

    Muskersem XXIII berlangsung selama tiga hari, dan ditutup pada Kamis malam (8/07/2021).

    Reporter: Isra Syarif

  • Artikel Ilmiah Civitas Academica STIBA Makassar Dipublikasikan oleh Jurnal Terindeks Scopus

    Artikel Ilmiah Civitas Academica STIBA Makassar Dipublikasikan oleh Jurnal Terindeks Scopus

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Jurnal Indonesia yang telah terindeks Scopus sering dianggap sebagai jurnal yang berkualitas tinggi dan memiliki reputasi internasional. Scopus adalah layanan indeksasi dan penyedia database jurnal terbesar saat ini. Layanan Scopus tersebut berada di bawah naungan Elsevier, sebuah organisasi atau perusahaan penerbit publikasi ilmiah internasional yang kini berbasis di Amsterdam, Belanda yang berdiri sejak 1880.

    Memasuki awal tahun 2021, dua artikel ilmiah yang ditulis oleh pengelola STIBA Makassar, Azwar Iskandar berhasil  diterbitkan di jurnal internasional bereputasi (Scopus), di Jepang dan Prancis.

    Artikel pertama berjudul The Nexus of Islamic Finance and Poverty dipublikasikan pada “Hitotsubashi Journal of Economics”. Artikel ini ditulis bersama oleh Azwar Iskandar dengan A. M. Alfian Parewangi (Universitas Indonesia).

    Analysis of Friday Sermon Duration: Intellectual Reflection of Classical and Contemporary Islamic Scholars adalah judul artikel kedua yang dikeluarkan oleh Azwar. Kali ini ia menulisnya bersama Abur Hamdi Usman (KUIS Malaysia).  Artikel tersebut dipublikasikan pada “Journal of Religious and Theological Information”.

    Keberhasilan tersebut adalah anugerah yang patut disyukuri. Selain mampu mengangkat poin institusi, juga mampu memicu motivasi dan meningkatkan kepercayaan diri segenap civitas academica dalam memublikasikan artikel ilmiahnya di jurnal internasional bereputasi.

    Saat ini, beberapa artikel dari civitas academica STIBA Makassar juga sedang dalam proses review pada beberapa jurnal internasional bereputasi (Scopus). Diharapkan budaya publikasi ilmiah di lingkungan STIBA Makassar dapat terus digiatkan dalam rangka memberikan manfaat dan maslahat yang sebesar-besarnya bagi institusi, umat, dan bangsa.